Sebagaimana membahas tata gerak yang tiada habisnya, membahas masalah "inner energy" pun demikian juga.
Mulai dari bermacam cara membangkitkannya, jalur2nya, penghimpunan, penyimpanan, penyaluran, sampai ke pendayagunaan, yang menyangkut beladiri maupun menyangkut manfaat lain yang lebih luas.
Berkembang juga penelitian2 yang memakai pendekatan teori, metoda dan teknologi terkini.
Jadi, masih on the track lah.
Sumangga dilanjut.
Salam.
Kalau merujuk pada judulnya "rahasia tenaga dalam", buat saya pribadi pertanyaan dari 'apakah rahasia tenaga dalam?' jawabannya adalah ... tidak ada rahasia dalam tenaga dalam. Yang lebih tepatnya adalah misteri tenaga dalam.
Rahasia: "sesuatu yang tersembunyi"
Misteri: "kenyataan yg begitu luhur sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia; apa pun yg semakin dapat dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah ditangkap seluruhnya"
TD bisa dipelajari secara umum dan massal, jadi ia bukan rahasia lagi. Tapi ia adalah misteri, sesuatu yang belum terpercahkan benang merahnya.
Sebagai contoh, bagaimana orang menjelaskan mengenai 'KEMANA PIKIRAN MENGARAH, KESANA TENAGA MENGALIR". Setelah kemudian saya renungi (versi saya pribadi), ternyata hal tersebut dapat dijelaskan dengan teori panas (konduksi, konveksi, dan radiasi).
Dari perbincangan pada thread Thi Khi I Beng, mas dsbasuki pernah mengatakan bahwa konsep bioelektrik lebih mudah menjelaskan mengenai Chi. Meskipun bisa jadi benar, tetapi menurut pemahaman saya belum sepenuhnya tepat.
Saya mulai dari teori dasar kebangkitan tenaga dalam.
Teori yang paling mendasari bangkitnya tenaga dalam seseorang adalah, munculnya rasa hangat pada daerah disekitar pusar (tafsiran pada besar kecilnya area dan letak bisa berbeda bergantung sudut pandang beladiri yang dianut). Kemudian apabila dilatih secara tekun dan disiplin akan berubah menjadi panas hingga membara tetapi nyaman bagi dirinya. Jadi, berangkat dari teori dasar inilah saya akan mulai sedikit menjelaskan berdasarkan sifat dari heat/panas.
Sekarang mari kita lihat penjelasan dari ketiga cara tersebut.
Teori Konduksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat perantaranya tidak bergerak.
sebagai contoh :
Andi | Budi | Bagas | Rahmat |
Andi ingin memberikan buku kepada Rahmat, tetapi dia tidak boleh berdiri dari tempat duduk, sehingga Andi harus mengoper2 bukunya melalui Budi, lalu Budi mengopernya ke Bagas, baru kemudian Bagas memberikannya kepada Rahmat.
Coba perhatikan, buku tetap sampai ke Rahmat tanpa si Andi perlu untuk beranjak dari tempat duduknya. Hal ini yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara Konduksi. Kalor berpindah tanpa zat penghantarnya bergerak.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi biasa terjadi pada jenis zat penghantar yang berbentuk padat, seperti besi. Coba saja panaskan sebuah batang besi lalu kita memegang ujung yang lain, pasti lama kelamaan ujung besi yang kita pegang juga ikutan terasa panas, hal ini dikarenakan panas merambat pada besi tersebut, sehingga kemudian seluruh batang besi tersebut menjadi panas.
***
Ajaibnya, tubuh kita juga ternyata mengandung BESI.
(credit to: Wikipedia)
Yup! Berdasarkan artikel "human iron metabolism" (
http://en.wikipedia.org/wiki/Human_iron_metabolism) di dalam dunia kedokteran, dikatakan bahwa "Iron is such an essential element of human life". Itulah sebabnya sensasi awal di dalam bangkitnya tenaga dalam adalah munculnya efek panas, dan bukan efek yang lainnya (listrik, dingin, stroom, dsb). Berangkat dari efek pertama inilah saya mulai mencari tahu.
Elemen 'iron' atau rumus kimianya Fe (ferro) adalah elemen esensial dari kehidupan manusia. Dijelaskan juga di dalam artikel tersebut, bahwa pada orang-orang normal yang sehat, kandungan zat besi mencapai 3-4 gram pada tubuhnya, dimana 2,5 gramnya berada pada hemoglobin (Hb) sel darah merah. Entah kalau pada praktisi yang mahir tenaga dalam, jumlah ini masih tetap sama atau malah lebih banyak. Belum pernah diukur.
***
Teori Konveksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah dan zat perantaranya juga bergerak.
sebagai contoh :
Andi | Budi | Bagas | Rahmat |
ok, kita masih meminta bantuan keempat murid diatas untuk membantu memahami hal ini. Misal begini, kasusnya tetap sama, Andi ingin memberikan bukunya kepada Rahmat, tetapi sekarang dia diperbolehkan untuk berdiri dari tempat duduknya. Maka kali ini untuk memberikan bukunya kepada Rahmat, Andi hanya tinggal beranjak dari tempat duduknya, kemudian berjalan menghampiri Rahmat lalu memberikan bukunya kepada Rahmat.
Kali ini berbeda dengan cara pertama, Andi sebagai pemegang buku ikut berjalan (bergerak) untuk memberikan bukunya kepada orang yang dituju, berbeda dengan pepindahan dengan cara konduksi dimana Bukunya berpindah tetapi Andi-nya sebagai pemilik buku tetap diam di tempat duduk.
Perpindahan kalor dengan cara konveksi biasanya terjadi pada zat perantara yang berbentuk cair dan gas, dikarenakan kedua zat tersebut dapat bergerak bebas tidak seperti benda padat yang bentuknya tetap. Contohnya adalah ketika kita memanaskan air di dalam panci, maka api akan memanaskan air yang dibagian bawah panci lalu air pada bagian bawah yang panas tersebut akan memiliki massa yang lebih ringan dibanding air yang ada di permukaaan atas dikarenakan air di permukaan atas lebih dingin dibanding yang ada di bagian bawah panci, sehingga air yang panas berpindah ke atas dan air yang dingin bepindah ke bawah, hal ini akan terjadi secara terus menerus sehingga seluruh air dalam panci akan menjadi panas semua.
***
Ajaibnya, tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air! Benar-benar suatu kebetulan yang direncanakan! Maha Besar Allah yang telah menciptakan semua ini tidak sia-sia. Dengan demikian, secara umum tubuh manusia sendiri berfungsi sebagai penghantar teori konveksi alamiah. Sudah tersusun dari zat cair, kemudian memiliki elemen besi di dalamnya, klop dah sebagai media penghantar panas sempurna.
Profesor Masaru Emoto (
http://en.wikipedia.org/wiki/Masaru_Emoto), seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo, Jepang pada tahun 2003 melalui penelitiannya mengungkapkan suatu keanehan pada sifat air. Melalui pengamatannya terhadap lebih dari dua ribu contoh foto kristal air yang dikumpulkannya dari berbagai penjuru dunia, Emoto menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung perasaan manusia disekelilingnya, yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan terhadap klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen,
Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi "indah" dan "mengagumkan" apabila mendapat reaksi positif disekitarnya, misalnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Namun partikel kristal air terlihat menjadi "buruk" dan "tidak sedap dipandang mata" apabila mendapat efek negatif disekitarnya, seperti kesedihan dan bencana. Lebih dari dua ribu buah foto kristal air terdapat didalam buku Message from Water (Pesan dari Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulan nya sehingga hal ini berpeluang menjadi suatu terobosan dalam meyakini keajaiban alam. Emoto menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, doa-doa dan kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut.
Terlepas dari munculnya perdebatan terhadap penelitiannya, kita jadi sedikit banyak bisa melihat benang merahnya kenapa ketika berobat pada seorang kyai yang kita yakini memiliki karomah, cukup menggunakan segelas air yang didoakan. Bisa jadi, struktur molekul dari air tersebut berubah menjadi lebih 'baik' dan mempunyai sifat 'mengobati'.
***
Teori Radiasi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah dari satu tempat ke tampat lain tanpa dibutuhkan zat perantara.
ini bagian yang paling seru untuk dijelaskan.
sebagai contoh :
Andi | Budi | Bagas | Rahmat |
misinya tetap sama yaitu Andi ingin memberikan bukunya kepada Rahmat, TETAPI, peraturannya ada dua :
1. Andi tidak boleh beranjak dari tempat duduknya
2. Andi tidak boleh mengoper2 bukunya kepada teman2nya.
Lalu kira2 bagaimana cara si Andi untuk memberikan bukunya kepada Rahmat ??
Gampang saja !! DILEMPAR !!
memang cara yang kurang sopan sih, tapi ini adalah suatu cara yang dapat mencontohkan suatu peristiwa radiasi terjadi. Lihat !! Ajaib bukan ?? Buku dapat sampai ke tangan Rahmat tanpa perlu berdiri dan dioper2 ke orang lain. Sehingga buku tetap sampai ke orang yang dituju tanpa melalui perantara.
Peristiwa radiasi terjadi pada proses perambatan panas matahari ke bumi. Di luar angkasa kan tidak terdapat zat perantara untuk menghantarkan panas, sehingga satu-satunya cara untuk menghantarkan panas agar sampai ke bumi yaitu dengan cara Radiasi.
***
Ini juga menarik. Antara pikiran (cipta) dan tubuh, tidak terdapat medium/zat perantara antara keduanya (setidaknya belum ditemukan jenisnya). Sehingga ketika pikiran mengarah, maka terjadi transmisi radiasi pada apa yang dipikirkan. Jadi, ketika pada pembahasan thread Thi Khi I Beng saya katakan 'pada awalnya pikiran dan tubuh menyatu' adalah (bisa jadi) mendekati benar. Karena memang sejak awal penciptaan (bisa jadi) Tuhan memang menyatukan semuanya. Lalu karena berbagai sebab, ia dipisahkan. Dengan tidak adanya zat perantara antara pikiran dan tubuh, maka teori radiasi yang paling mungkin untuk bekerja.
***
But again, ini cuman olahpikir dari orang yang sedang senang merenungi alam (bukan kang Alam yaa....)