mas Hizb Qalbo, sampeyan sudah dalam tahap 'teliti sebelum membeli'. Menurut saya itu baik sekali dan menunjukkan kalau nalar mas masih jernih dan masih mau usaha untuk mencari tahu kebenaran.
Satu hal yang ingin saya katakan adalah, bahwa kecerdasan seseorang tidak terkait pada kemampuan 'tutup mata' atau blindflod. Tidak sama sekali.
Kecerdasan macam apa yang mas inginkan pada anak mas? Karena ada paling tidaknya 7 sampai 9 kecerdasan yang melekat pada manusia.
Sudah cukup banyak bukti bahwa mereka yang meraih prestasi sekolah bagus, belum tentu kaya dan sukses. Begitu juga sebaliknya, yang prestasi sekolahnya buruk belum tentu bermasa depannya seperti nilai rapornya.
Ada baiknya kita lihat pendapat dari Thomas Amstrong. Thomas Armstrong, salah satu pakar Multiple Intelligences, menyatakan ada dua cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mengenali jenis-jenis kecerdasan anak-anak. Pendapat Thomas Armstrong itu ditujukan buat para guru, tapi dapat juga kita aplikasikan di luar kelas. Salah satu cara yang baik untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang dari anak-anak adalah dengan mengamati "kenakalan" mereka di kelas. Kenakalan siswa adalah semacam "seruan pemberontakan" terhadap gaya belajar tertentu yang dipaksakan. Karena anak-anak itu menganggap gaya belajar yang diterapkan kepadanya tidak sesuai dengan gaya belajar alamiah mereka, mereka berteriak minta tolong. Dan cara anak-anak mengekspresikan permintaan tolong itu adalah dengan melakukan hal-hal yang dianggap orang dewasa sebagai kenakalan. Kalau diamati, ternyata kenakalan anak-anak itu berbeda-beda ekspresinya. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya sering membuat celetukan dan canda kata-kata. Anak yang memiliki kecerdasan spasial akan mencoret-coret. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal akan mengobrol dengan teman-temannya. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan kinestetis-jasmani tidak bisa duduk diam dan terus bermain kejar-kejaran bersama temannya. Indikator pengamatan lain yang sederhana dan dapat digunakan adalah mengamati cara anak-anak menggunakan waktu luang mereka. Pada saat jadwal anak tidak diatur secara eksternal oleh orang lain, anak-anak dapat tampil alamiah dan apa adanya. Mereka bebas memilih kegiatan apa saja yang disukainya. Oleh karena itu, aktivitas mereka menunjukkan bagaimana cara mereka belajar (learning style) dan jenis-jenis kecerdasan yang menonjol pada diri mereka. Tentu saja pengamatan ini sangat sederhana. Tapi yang sederhana ini dapat kita terapkan di rumah pada anak-anak di rumah. Walaupun kita bukan ahli psikologi, at least, kita dapat belajar semakin mengenal anak-anak kita. Dengan demikian, kita dapat lebih efektif saat memfasilitasi tumbuh-kembang anak-anak kita.
Selain Thomas Amstrong, ada pula ilmuwan Howard Gardner yang pada tahun 1983 menerbitkan buku yang menarik yang berjudul Frames of Mind. Didalamnya, ia menjelaskan bahwa IQ seseorang dapat berubah setiap saat. Jadi, IQ bukan sesuatu yang statis. Yang lebih menarik, Howard Gardner juga berpendapat bahwa sesungguhnya ada 7 jenis kecerdasan manusia yang sama pentingnya, yaitu:
1. Kecerdasan verbal-linguistik
Yaitu berkaitan dengan kepan daian membaca, menulis, bahasa, dan berbicra. Jenis kecerdasan ini dibuthkan dalam nyaris semua bidang dalam pendidikan formal.
2. Kecerdasan numerik
Merupakan kecerrdasan dalam menagkap serta mengolah data dan angka. Orang-orang dengan kecerdasan numeric, mampu membaca angka-angka sama jelasnya dengan membaca huruf. Mereka pun mampu berpikir logis dengan angka-angka. Jenis kecerdasan numerik ini sangat diperlukan sebagai pilar kecerdasan financial. Selain itu, juga diperlukan kecerdasan berpikir logis. Dalam ilmu menjadi kaya, ketajaman mencerna logika sebab-akibat sangatlah penting. Orang-orang terkaya didunia adalah orang-orang paling imajinatif, karna mereka mampu membayangkan sesuatu yang tidak terbayangkan oleh jutaan orang lainnya.
3. Kecerdasan uang
Jenis kecerdasan ini menyangkut kemampuan untuk menangkap bentuk, pola, ruang, dan desain. Kecerdasan visual termasuk didalamnya. Orang-orang yang memiliki kelebihan dibidang ini, biasanya memiliki kepekaan untuk menangkap desain, bentuk, dan warna. Mereka juga mempunyai instink mengenai apa yang akan menjadi tren dimasa depan.
4. Kecerdasan musical
Yaitu kederdasan yang menyangkut suara, nada, ritme, atau suara. Mereka yang dikaruniai talenta dibidang ini, biasanya sangat peka terhadap nada suara yang indah. Mereka cepat menangkap keindahan dibalik nada dan suara. Yang lebih penting bagi karir mereka nanti, mereka juga bisa tahu secara public. Biasanya, mereka akan meraih sukses besar kalau berkecimpung dibidang music atau seni suara.
5. Kecerdasan fisik
Yaitu kepandaian untuk mengolah tubuh dengan baik, reflek tubuh, dan kelenturan. Proposi antara talenta yang terberi dan latihan keras adalah sama besar. Biasanya mereka berprestasi kalau berkarir dibidang olahraga atau aktivitas yang mengandalkan fisik.
6. Kecerdasan interpersonal
Yaitu menyangkut kemampuan atau cara seseorang bergaul dengan orang lain, atau disebut juga dengan kecerdasan mengenai orang. Mereka sangat memahami orang lain, atau disebut juga kecerdasan mengenai orang. Mereka sangat memahami orang lain: interes-nya
7. Kecerdasan intrapersonal
Menyangkut kepandaian mengelola diri sendiri, atau disebut juga kecerdasan emosional. Mereka sangat pandai mengendalikan diri sendiri, karena mereka sangat mengenali diri mereka sendiri. Mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal, biasanya memiliki perkembangan karir yang melesat cepat, sebab cepat tanggap dan menyesuaikan diri terhadap perkembangaan yang ada.
Apa yang diungkapkan beliau dalam bukunya merupakan jawaban tentang pertanyaan kenapa orang-orang yang gagal dalam sistem pendidikan formal, ternyata justru sangat berhasil didalam karir dan keuangan.
Meski demikian, satu hal yang belum disebutkan dari semua ilmuwan tersebut adalah kecerdasan spiritual, yang merupakan pencapaian tertinggi semua dari semua kecerdasan.
salam.