PANGESTU
Pangestu kepanjangan dari Paguyuban Ngesti Tunggal merupakan sebuah aliran kebatinan yang lahir di Surakarta sekitar 1932. Ajaran-ajaran aliran ini diyakini datang dari Tuhan melalui wahyu atau istilah mereka “pepadhang”. Pepadhang Pangestu mulai diterima orang yang bernama Raden Soenarto Mertowardoyo diyakini pada sekitar jam 6 sore hari Ahad Pon tanggal 6 Syawal 1862 tahun Jawa atau tanggal 14 Februari 1932 M.
Pepadhang atau sabda itu diterima tidak sekaligus tetapi bertahap selama 7 bulan sejak pepadhang pertama dan ditulis oleh Raden Tumenggung Hardjoprakoso dan Raden Tumenggung Trihardono Soemodiardjo. Keudian mulai banyak pengikutnya maka pada taun 1949 dibentuklah organisasi Pangestu ini dengan paramparanya R. Soenarto Mertowardoyo yang turun 7 bulan tersebut diatas kemudian dibukukan menjadi satu dan dijadikan semacam kitab suci dan diberi nama kitab “Sasangka Jati”. Diantara tafsiran-tafsirannya yang oleh R. Soenarto sendiri dibukukan dalam buku “Olah Rasa didalam Rasa dan Serat Sabda Khusus”. Tafsiran lain oleh R. Soemantri Hardjoprakoso diberi nama “Sarjana Budi Santosa”. Dari buku-buku itulah ajaran ontologi Pangestu diajarkan.
Ajaran Ontologi
Ajaran ontologi Pangestu ini akan dipusatkan pada masalah ajarannya tentang Tuhan dana manusia. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa roh manusia menurut Pangestu bernama Roh Suci dan merupakan aspek Tuhan karena menurut Pangestu, Tuhan YME itu terdiri dari tiga aspek disebut TRIPURUSA artinya keadaan satu yang bersifat tiga, yaitu:
1.Suksma Kawekas atau Pangeran Sejati (Allah Ta’ala) = Tuhan Yang Sesungguhnya.
2.Suksma Sejati atau Pangeran atau Utusan Allah = Contoh/Teladan/Guru Yang Sesungguhnya.
3.Roh Suci atau Manusia Sejati, yang menjadi jiwa manusia = Hakikat Manusia.
Hakikat manusia (Roh Suci) itu satu adanya dengan Suksma Sejati dan Suksma Kawekas. Jadi kalau tidak memiliki kepercayaan demikian itu ibarat memutus tali yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Jadi esensi manusia menurut Pangestu adalah sinar Tuhan, karena satu dengan Tuhan.
Aspek Tripurusa yang mengkaitkan antara Tuhan dengan manusia diumpamakan bahwa Tuhan sebagai matahari, Roh Suci sebagai bayangan matahari yang terdapat di dalam air yang ditempatkan dalam beberapa jembangan. Mataari yang sebenarnya tidak terdapat dalam jembangan tetapi kalau dilihat di setiap jembangan pasti terlihat ada sebuah matahari. Itu hanyalah bayangan matahari.
Tujuan akhir aliran ini adalah mengingatkan kembali Roh Suci akan ke Tri Tunggalannya dalam Tri Purusa. Itu dinamakan surga atau kedatonnya Tuhan.
Sumber:
Ajaran Ontologi Aliran Kebatinan
Drs. Romdon, MA
PT RajaGrafindo Persada Jakarta