Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Tokoh Pencak Silat => Topic started by: YwK on 03/09/2008 13:22

Title: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: YwK on 03/09/2008 13:22
Dear sahabat Silat,

Disini saya dapet beberapa copy artikel mengenai si Pitung / Bang Pitung, mohon urun rembuknya mengenai kisah bang Pitung ini. berikut hasil copy dari beberapa sumber. terima kasih

Name asli dari SI PITUNG

Name asli dari SI PITUNG...SEBUTAN LAEN : BABE adalah:RADEN MUHAMMAD ALI BIN RADEN SAMIRIN BIN RADEN ABDUL KHADIR BIN PANGERAN RADEN JIDAR (NITIKUSUMA KE-5)


Beliau lahir di petunduan palmerah pada tahun 1874 dan wafat pada tahun 1903 di bandenagan utara kecamatan penjaringan-JAKARTA,Beliau termasuk pahlawan BETAWI dalam melakukan perlawanan terhadap tuan-tuan tanah Cina dan Belanda.

Dalam perjuangannye si Pitung selalu menggunakan silatnye untuk Amarmakruf nahi munkar nyang berarti mengajak orang ke jalan kebaikan dan mencegah kesesatan.Jagoan BETAWI nyang sebenarnye JAGO punye sifat: jujur,tidak takabur,berbudi pekerti baik,peka terhadap penderitaan orang lain.
Memang jagoan-jagoan betawi ade juge nyang jahat yaitu jagoan-jagoan bayaran yang di sewa untuk membela tuan-tuan tanah dan penjajah belande,jagoan-jagoan ini doyan kekerasan biasanye di panggil Si tukang kepruk.
Jagoan-jagoan ini tidak lagi mempergunakan ilmu kesaktian dan bela dirinya untuk mencapai kesempurnaan spiritual sebagai manusia, tetapi sebaliknya disalahgunakan untuk mendapatkan kepuasan materi.

Misalnye dulu, pada zaman cultuur stelsel (tanam paksa), sebagian besar jago lebih suka berpihak kepada mesin sistem ekonomi kolonial atau tuan tanah ketimbang membela kaum lemah. Mereka menjadi tukang pukul untuk memaksakan kepentingan tuan tanah di wilayah particuliere landerijen (tanah-tanah partikulir) seperti di Tangerang, Ciomas, Bekasi, dan Cililitan.

di riwayatkan di tanah-tanah partikulir itu penindasan kaum tani lebih kasar dan keji dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa. Particuliere landerijen adalah tanah-tanah milik pribadi nyang sangat luas yang pemilik-pemiliknya dapat disebut tuan-tuan tanah yang mempunyai hak feodal para penyewa tanah mereka, termasuk hak istimewa untuk memungut pajak-pajak pribadi dan tugas-tugas kerja paksa yang berat. Pemerintah jajahan jarang campur tangan dalam urusan intern tanah-tanah milik itu, jadi memperbolehkan penyalahgunaan nyang melampaui batas untuk terus berlangsung tanpa ada usaha perbaikan.
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: YwK on 03/09/2008 13:25
Hari-hari Akhir Si Pitung

oleh alwishahab

Betawi Oktober 1893. Rakyat Betawi di kampung-kampung tengah berkabung. Dari mulut ke mulut mereka mendengar si Pitung atau Bang Pitung meninggal dunia, setelah tertembak dalam pertarungan tidak seimbang dengan kompeni. Bagi warga Betawi, kematian si Pitung merupakan duka mendalam. Karena ia membela rakyat kecil yang mengalami penindasan pada masa penjajahan Belanda. Sebaliknya, bagi kompeni sebutan untuk pemerintah kolonial Belanda pada masa itu, dia dilukiskan sebagai penjahat, pengacau, perampok, dan entah apa lagi.

Jagoan kelahiran Rawa Belong, Jakarta Barat, ini telah membuat repot pemerintah kolonial di Batavia, termasuk gubernur jenderal. Karena Bang Pitung merupakan potensi ancaman keamanan dan ketertiban hingga berbagai macam strategi dilakukan pemerintah Hindia Belanda untuk menangkapnya hidup atau mati. Pokoknya Pitung ditetapkan sebagai orang yang kudu dicari dengan status penjahat kelas wahid di Betawi.

Bagaimana Belanda tidak gelisah, dalam melakukan aksinya membela rakyat kecil Bang Pitung berdiri di barisan depan. Kala itu Belanda memberlakukan kerja paksa terhadap pribumi termasuk ‘turun tikus’. Dalam gerakan ini rakyat dikerahkan membasmi tikus di sawah-sawah disamping belasan kerja paksa lainnya. Belum lagi blasting (pajak) yang sangat memberatkan petani oleh para tuan tanah.

Si Pitung, yang sudah bertahun-tahun menjadi incaran Belanda, berdasarkan cerita rakyat, mati setelah ditembak dengan peluru emas oleh schout van Hinne dalam suatu penggerebekan karena ada yang mengkhianati dengan memberi tahu tempat persembunyiannya. Ia ditembak dengan peluru emas oleh schout (setara Kapolres) van Hinne karena dikabarkan kebal dengan peluru biasa. Begitu takutnya penjajah terhadap Bang Pitung, sampai tempat ia dimakamkan dirahasiakan. Takut jago silat yang menjadi idola rakyat kecil ini akan menjadi pujaan.

Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi, sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, ‘orang yang denger kate’. Dia juga ‘terang hati’, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama, dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga guru tarekat dan ahli maen pukulan.

Suatu ketika di usia remaja –sekitar 16-17 tahun, oleh ayahnya Pitung disuruh menjual kambing ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari kediamannya di Rawa Belong dia membawa lima ekor kambing naik gerobak. Ketika dagangannya habis dan hendak pulang, Pitung dibegal oleh beberapa penjahat pasar. Mulai saat itu, dia tidak berani pulang ke rumah. Dia tidur di langgar dan kadang-kadang di kediaman gurunya H Naipan. Ini sesuai dengan tekadnya tidak akan pulang sebelum berhasil menemukan hasil jualan kambing. Dia merasa bersalah kepada orangtuanya. Dengan tekadnya itu, dia makin memperdalam ilmu maen pukulan dan ilmu tarekat. Ilmu pukulannya bernama aliran syahbandar. Kemudian Pitung melakukan meditasi alias tapa dengan tahapan berpuasa 40 hari. Kemudian melakukan ngumbara atau perjalanan guna menguji ilmunya. Ngumbara dilakukan ke tempat-tempat yang ‘menyeramkan’ yang pasti akan berhadapan dengan begal.

Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Bang Pitung disebut Rawa Rontek. Gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Bang Pitung dapat menyerap energi lawan-lawannya. Seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan Bang Pitung. Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.

Si Pitung yang mendapat sebutan ‘Robinhood’ Betawi, sekalipun tidak sama dengan ‘Robinhood’ si jago panah dari hutan Sherwood, Inggris. Akan tetapi, setidaknya keduanya memiliki sifat yang sama: Selalu ingin membantu rakyat tertindas. Meskipun dari hasil rampokan terhadap kompeni dan para tuan tanah yang menindas rakyat kecil.

Sejauh ini, tokoh legendaris si Pitung dilukiskan sebagai pahlawan yang gagah. Pemuda bertubuh kuat dan keren, sehingga menimbulkan rasa sungkan setiap orang yang berhadapan dengannya. Dalam film Si Pitung yang diperankan oleh Dicky Zulkarnaen, ia juga dilukiskan sebagai pemuda yang gagah dan bertubuh kekar. Tapi, menurut Tanu Trh dalam ‘Intisari’ melukiskan berdasarkan penuturan ibunya dari cerita kakeknya, Pitung tidak sebesar dan segagah itu. ”Perawakannya kecil. Tampang si Pitung sama sekali tidak menarik perhatian khalayak. Sikapnya pun tidak seperti jagoan. Kulit wajahnya kehitam-hitaman, dengan ciri yang khas sepasang cambang panjang tipis, dengan ujung melingkar ke depan.”

Menurut Tanu Trh, ketika berkunjung ke rumah kakeknya berdasarkan penuturan ibunya, Pitung pernah digerebek oleh schout van Hinne. Setelah seluruh isi rumah diperiksa ternyata petinggi polisi Belanda ini tidak menemukan si Pitung. Setelah van Hinne pergi, barulah si Pitung secara tiba-tiba muncul setelah bersembunyi di dapur. Karena belasan kali berhasil meloloskan diri dari incaran Belanda, tidak heran kalau si Pitung diyakini banyak orang memiliki ilmu menghilang. ”Yang pasti,” kata ibu, seperti dituturkan Tanu Trh, ”dengan tubuhnya yang kecil Pitung sangat pandai menyembunyikan diri dan bisa menyelinap di sudut-sudut yang terlalu sempit bagi orang-orang lain.” Sedang kalau ia dapat membuat dirinya tidak tampak di mata orang, ada yang meyakini karena ia memiliki kesaksian ‘ilmu rontek’.
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: YwK on 03/09/2008 13:26
Quote
Dia merasa bersalah kepada orangtuanya. Dengan tekadnya itu, dia makin memperdalam ilmu maen pukulan dan ilmu tarekat. Ilmu pukulannya bernama aliran syahbandar. Kemudian Pitung melakukan meditasi alias tapa dengan tahapan berpuasa 40 hari.

Wah Si Kang Pitung ternyata belajar juga jurus syahbandar juga looh, ada yang tahu syahbandarnya. makasih:)
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: Jali Jengki on 03/09/2008 13:40
Ini hasil tulisan ane di mari:

http://maenpukulan.multiply.com/journal/item/1/Melacak_Si_Pitung
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: simpay on 06/09/2008 05:54
sayang sekali...Orang seperti Bang Pitung,gak ada keturunannya.....yang bisa meneruskan ilmu dan  rasa Nasionalisnya,walaupun mungkin Bang Pitung punya teman atau murid yang belajar sama dia.
dilanjut lagi kang pembahasannya....

salam
simpay
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: Putra Petir on 04/02/2009 14:20
ini cerita angkat aja di SI bos..
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: resto on 12/12/2009 23:42
oh yang nulis bang alwishahab republika yach, apakah tulisan tsb berdasrkan fakta?

dan terbukti masak Pitung belajar Syahbandar? pembuktiannya dimana? coba tanya sama bang alwishahab untuk penjelasannya.

Ane malah setubuh eh setujuh sama bang Jala jengki dimana Pitung lebih identik dengan maenan Cingkrik dan Cikalong (bukan syahbandar)

Bang alwishahab bisa kasih komen ngga disini ?

Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: Putra Petir on 14/12/2009 13:07
kalau babeh alwi sahab gak bisa koment disini, sini aja deh yang koment... hihihihihi :D
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: MageGila on 15/12/2009 14:55
lanjut kang... menarik nih  [[peace2]] [[peace2]]
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: Qsecofr on 10/02/2010 19:52
Kalau ngga salah menunggu pak Alwi Shahab komentar dech, krn komentarnya sangat di tunggu2 oleh temen2 kita di atas tuh
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: acepilot on 07/03/2011 12:20
wah ternyata ada juga yang mengangkat kisah sipitung..
MANTAP, sayang kisahnya nggak panjang..
lho rawarontek bukannya ilmu hidup kembali kalau menyentuh tanah mirip dengan ilmu pancasonanya rahwana, asal bagian2 tubuhnya masih lengkap and nggak dipisah2..
CMIIW --> (koreksi kalau ane salah)
dulu sekitar 6 tahun yang lalu saya liat tayangan di televisi katanya kuburan bang pitung ada 3, karena ada yang bilang di tempat ini bagian kepala, disana badan and disono kakinya karena katanya narasumber pemerintah belanda takut kalau badannya dijadiin satu dia bisa idup lagi..
katanya sih begitu, entah itu beneran atau cuma selentingan-selantingan yang dikasih bumbu aje..
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: luchador on 30/03/2011 22:57
wahh brrti si pitung pake jampe2 juga dong,. tuh sesat ga yak klo bukan yg nabi ajarkan... pdahal manusia itu makhluk yg sempurna ya tinggal bagaimna kita membangkitkan energi di dalam tubuh kita, ga perlu pake puasa, wirid or tapa2an krena dah bukan lillahitaala tpi lillngelmu..piss moon maaf klo ngomongan ane ada yg salah.,.
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: Fanani on 31/03/2011 09:10
jangan gampang menyebutkan seseorang sesat  :), tanpa penelitian yang jelas bagaimana seseorang itu mengisi kehidupannya.

gak perlu pake puasa?

Kemarin-kemarin ngobrol sama seseorang yang lumayan sudah tua, waktu dia muda senang datang ke ulama dan suka dikasih ilmu, misal ilmu kebal dan yang lainnya

misal ilmu kebal yang dia pelajari syaratnya berpuasa 7 hari, sehabis shalat wirid bacaan tertentu tidak boleh terlewati, kalau terlewati maka harus diulang lagi puasanya, berbuka dengan makanan tertentu.

ketika selesai dia dicoba dan ternyata benar kebal, sudah gitu ya sudah tidak diingat-ingat tidak dilanjutkan. entar adalagi suruh puasa ini puasa itu.

dia bilang "jaman harita mah da acan usum facebook atuh jang, jadi kaulinan teh nu kitu weh deukeut ka ajengan, engke dibere pagawean" (waktu itu belum musim facebook, mainannya ya gitu, dekat ulama, entar diberi pekerjaan"

hikmah yang dapat diambil adalah ketika melaksanakan puasa wajib orang tersebut sudah biasa, jauh dari dosa, shalat tidak pernah terlewati, budi pekerti terjaga baik

bagi saya setiap ulama punya cara untuk membimbing jamaah/umat/pengikutnya tersendiri disesuaikan dengan jaman

sesat?
wallahualam
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: rabuy on 23/10/2011 17:30
wah ane orang rawabelong bener2 baru tau klo ad cerita si pitung versi yg begini :o smoga smua crita tentang si pitung bsa dtanggapi dengan bijak oleh para sahabat  [top]
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: anak_cakung on 07/09/2012 18:31
maaf bang..
dri riwayat yg ane tau pitung itu di lahirkan di cakung jakarta timur yang bernama asli karaeng salihun napitung yang masih keturunan dari sultan hasanudin makassar..
pitung ayah pitung bernama napiun dan haji naipin itu merupakan kakak ayahnya pitung dan pitung di titipakan ke hj naipin di rawa belong pada umur 15 thun.
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: kunderemp on 07/09/2012 19:51
Nah, aye baru dengar nih versi Pitung anak Cakung. Nyang selama ini aye denger, Pitung itu dari Rawa Belong.

Apakah anak_cakung bersedia memaparkan versi Pitung anak cakung?
Title: Re: [Kisah] SI PITUNG - Jagoan Betawi
Post by: anak_cakung on 10/09/2012 18:41
baik saya akan lanjutkan, kakek pitung bernama immalombasi nahudin atau karaeng naudin yang masih keturunan sultan hasanudin makassar menikah dengan wnita keturunan tionghoa bernama "TAN HOK NI" atau biasa di panggil "nona pipit" anak dari "babah tan hok lan" juragan beras dri babelan(bekasi),hasil dari pernikahan nya menghasilkan 5 org anak 3 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan

-anak pertama lahir pada tahun 1823 bernama "IMMALOMBASI ARIPIN" atau "KARAENG NAIPIN" atau lebih di kenal dengan nama "HAJI NAIPIN"

-anak kedua bernama "NAIMAH" yang berjenis kelamin perempuan

-anak ketiga bernama "IMMALOMBASI NAFIYUDIN" atau lebih di kenal dengan nama"KARAENG NAFIUDIN"

-anak keempat bernma "IMMALOMBASI HANAPI" ATAU "KARAENG NAPI'UN" atau yang lebih di kenal dengan nama "NAPI'UN"

-anak terakhir bernama "HALIMAH"

Pada tahun 1871 KARAENG NAPI'UN atau NAPI'UN menikah dengan SOPINAH anak dari JUNED seorang jawara dari CAKUNG. hasil pernikahan mereka menghasilkan anak yang bernama "IMMALOMBASI SHOLIHUN NAPITUNG" atau "KARAENG NAPITUNG"  yang sekarang lebih di kenal dengan nama " SI PITUNG" yang lahir di CAKUNG pada tahun 1872

demikian riwayat tentang pitung