Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Tokoh Pencak Silat => Topic started by: kisawung on 08/08/2007 13:25

Title: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:25
Sekali Lagi, dalam rangka mengenang Jasa dan Karya Beliau Letkol Ckh. Rd. H. Abdurrauf , SH.
maka saya angkat tulisan dan karya beliau dalam bentuk naskah.

saya sedih mengingat satu dan lain hal, ketika pada 1994 saya bertandang ke Cikalong Kulon untuk belajar Maen-Po Cikalong kepada beliau  :'(

dan setelah itu , saya menghilang selama belasan tahun, dan akhirnya mendengar khabar bahwa beliau telah berpulang ke Rahmatullah  :'(

harapan saya , inilah sebagai balas budi saya kepadanya almarhum, dan semoga amal ibadah beliau diterima disisi Alloh SWT. amin.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:29
Maen Po

dalam perspektif Letkol CKH. Rd.H.Abdur Rauf,SH.


- C I K U N D U L –
P A G U R O N M A E N P O
RD. HAJI IBRAHIM DJAJAPERBATA
C I K A L O N G


SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH. Rd.H. ABDUR RAUF, SH.



PENDAHULUAN
Maen Po atau Pencak Silat dapat digolongkan kedalam salah satu cabang seni perkelahian atau seni bela diri, sama seperti judo, Jiu – Jitsu dan karate dari Jepang, Tae kwon do dari Korea, Kunthau atau Kung Fu dari Cina dan lain sebagainya.
Didalam pancak silat kita mengenal beberapa aliran, umpamanya ; aliran – aliran Minangkabau, Cimande, Sera, Sabandar, Pa Macan dan sebagainya.
Walaupun semuanya mungkin berasal dari satu sumber, tetapi karena perkembangan – perkembangan selanjutnya, jika dilihat dari sudut gerakannya, masing – masing mempunyai sifat dan corak tersendiri. Sungguhpun demikian, pada pokoknya semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu : Dapat mengalahkan lawan dalam gelanggang perkelahian sehingga bisa keluar sebagai pemenang, setidak – tidaknya merupakan usaha pembelaan diri terhadap serangan lawan.
Dilihat dari sudut tujuan mempergunakannya, kita mengenal dua macam silat, yaitu yang bersifat khusus tari perkelahian ( gevechtsdans ) yang dilakukan sesuai dengan irama kendang pencak, yang lazim disebut kembang ( bunga ) nya dan yang bersifat khusus perkelahiannya ( pembelaandiri ) , yang lazim disebut Maen Po atau buah ( = isi ) nya.


APAKAH MAEN PO CIKALONG ITU ?

Adapun yang disebut Maen Po Cikalong itu ialah suatu aliran Pencak Silat yang berasal dari Cikalong kulon, suatu distrik didaerah Kabupaten Cianjur di Tatar Sunda, yang diciptakan diakhir abad XIX oleh Raden Haji Ibrahim Djajaperbata, putranya Aom Raja Cikalong, setelah beliau atas asuhan suami kakanya (Raden Ateng Alimudin, putra Tubangus kasim, Dalem Aria Djatinegara ), berguru kepada beberapa pendekar pencak silat yang dikala itu sangat termashur namanya, diantaranya kepada Bang Mahrup, Bang Kari dan Bang Madi, keduanya yang disebut terakhir berasal dari daerah Pagarruyung ( Sumatera ).
Maka atas dasar bermacam – macam silat yang telah beliau pelajari itu, dan setelah berkhalwat bertahun – tahun lamanya, oleh beliau

Diciptakanlah Maen Po Cikalong, sebagaimana yang dapat kita ketahui sekarang ini.
Salah sebuah gua tempat beliau berkhalwat sampai sekarang masih dapat kita saksikan, yaitu yang terletak dikampung Lebak Jelebud, dekat sebuah “Situ” ( danau buatan ), dipinggir sungai Cikundul Leutik.
Adapun tata gerak Maen Po Cikalong ini merupakan kombinasi dari unsure hantaman yang bersifat kasar dan membahayakan dan unsur rasa yang bersifat sangat halus dan tidak membahayakan.


MAKSUD PENULISAN URAIAN

Maksud saya menulis uraian ini adalah terdorong oleh rasa tanggung jawab saya sebagai salah seorang keturunan dari Rd. Haji Ibrahim sebagai pencipta pancak silat aliran Cikalong, untuk memperkenalkan salah satu kesenian daerah dari Indonesia yang berbagai ragam itu, dan dengan demikian dapat turut serta memberikan sumbangan kepada perkembangan dan kemajuan kebudayaan Tanah Air kita, khususnya dalam lapangan bela diri.
Disamping itu, maksud saya adalah juga untuk menghindarkan terkuburnya aliran pencak ini dengan meninggalnya atau akan meninggalnya beberapa tokoh atau pendekar silat Cikalong yang sekarang masih hidup dan untuk turut melstarikannya.
Saya sangat mengharapkan, agar Maen Po Cikalong ini dapat menjadi bahan penyelidikan secara seksama dari para pemuda kita zaman sekarang untuk kemudian kalu perlu dapat disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman. Saya yakin, bahwa hal ini akan menjadi bahan yang berguna bagi seorang Mahasiswi STO untuk menyusun sekripsi guna mencapai gelar kesarjanaannya.


GUNANYA PELAJARAN PEMBELAAN DIRI

Mengenai gunanya pelajaran pembelaan diri saya rasa tidak perlu diterangkan dengan panjang lebar, sebab semua tentu telah mengetahuinya : Yaitu memahirkan diri dalam seni perkelahian / seni bela diri serta menguasainya untuk menambah keberanian dan menanamkan rasa kepercayaan kepada diri sendiri, terutama jika berhadapan dengan lawan atau diserang oleh lawan, sehingga kita mempunyai kemungkinan besar untuk mencapai kemenangan.


TAHAP–TAHAP KEMAHIRAN TATA GERAK DALAM MAEN PO CIKALONG.

Tadi telah dikatakan diatas, bahwa tata gerak Maen Po Cikalong merupakan kombinasi dari unsur hantaman yang bersifat kasar dan membahayakan atau membinasakan serta unsur rasa yang bersifat halus dan tidak membahayakan. Mangkin halus tingkat “Permainan” seseorang, maka semakin tinggi tingkat “Permainan”. Oleh karena itu tidaklah mengherankan, bahwa didalam lingkungan tokoh Maen Po

Cikalong dikenal ungkapan : “Can bisa disebut tukang Maen Po , lamun masih keneh ngarubuhkeun lawan kujalan binasa atawa kujalan peupeunhan”. Artinya : seseorang belum bisa disebut ahli Maen Po, kalau dalam merobohkan lawan masih menggunakan kekerasan dengan jalan membinasakannya.
Bagi seorang ahli Maen Po Cikalong, Silat itu diartikan sebagai alat untuk silaturrahmi, untuk mendekatkan tali persaudaraan.
Maka atas dasar – dasar inilah saya akan mencoba mengadakan penetapan tingkat kemahiran dalam Maen Po Cikalong sebagai berikut :

Pertama : Dapat menguasai dan dapat dengan baik dan dengan gerakan yang tepat
melakukan semua gerakan – gerakan dasar yang disebut “JURUS”.

Kedua : Disamping kemahiran – kemahiran yang telah disebut diatas , dapat dengan
baik dan dengan gerakan yang tepat dengan gerakan – gerakan teknik
pukulan atau teknik hantaman yang kasar, dan dapat menghindarkan semua.
teknik serangan lawan dengan cara yang kasar.

Ketiga : Disamping kemahiran – kemahiran yang telah disebut diatas , dapat dengan
baik dan dengan gerakan yang tepat dengan melakukan semua teknik
pegangan dan cara melepaskan dengan cara yang kasar.

Keempat : Disamping kemahiran – kemahiran yang telah disebut diatas , dapat
dengan baik dan dengan gerakan yang tepat dengan melakukan semua tata
gerak Maen Po dengan menggunakan tenaga “YANG SETENGAH ”.

Kelima : Disamping kemahiran – kemahiran yang telah disebut diatas , dapat dengan
baik dan dengan gerakan yang tepat dengan melakukan tata gerak didalam
Maen Po Cikalong dengan cara menggunakan tenaga yang sangat halus.

Keenam : Disamping kemahiran – kemahiran yang telah disebut diatas , dapat dengan
baik dan dengan gerakan yang tepat dengan melakukan semua tata gerak
yang dikenal di dalam Maen Po Cikalong dengan mengkombinasikan semua
kaidah permainan tenaga, baik tenaga yang kasar, tenanga “ Yang
Setengah”. Maupun tenaga “Yang kosong”.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:32
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

HAL TENAGA

Keampuhan Mean Po Cikalong terletak pada permainan gerak, terutama sekali didalam memainkan gerak tangan. Tiap – tiap gerak itu didukung oleh tenaga yang serba kuat otot – otot besar yang ada pada tubuh kita dan disempurnakan oleh gerakan tangan itu.
Jadi berhasilnya sesuatu gerak adalah tergantung dari cara menggunaklan tenaga.

Karena sifat struktur anatominya, maka bagian – bagian tangan itu ada yang dapat dilipat, dapat digerakan lurus ke depan, agak ke atas , ke bawah, nyerong ke kiri atau ke kanan , diputar – putar sekitar ketiak, sikut dan pergelangan tangan, dapat pula dipakai untuk memegang, mendorong dan menarik , bahkan dalam hal ini ibu jari dapat mengatur keseimbangan telunjuk tangan dengan sebaik-baiknya.

Melakukan gerak dasar adalah bertujuan membikin semua gerak kita itu menjadi otomatis. Oleh karena hakekat Pencak Silat adalah dapat menglahkan lawan tanpa mengandalkan kekuatan jasmani, tetapi semata-mata menggunakan keterampilan tehnik sistim ilmu perkelahian tertetu, maka diperlukan didalam Maen Po Cikalong bukanlah tenaga raksasa, akan tetapi kelincahan, kegesitan atau ketepatan mempermainkan gerak tenaga yang bersatu padu dengan rasa yang tajam, daya reaksi yang baik, dengan menggunakan tenaga yang cukup sekedar dapat melumpuhkan lawan.

Oleh karena itu prinsip pemakaian tenaga adalah ekonomis serta efisien, sehingga dengan demikian beradunya kekuatan tenaga harus dihindarkan, kecuali dalam hal-hal tertentu yang bersifat pancingan. Oleh karena itu berlakulah prinsip : Tenaga melawan hampa tenaga. Pemakaian tenaga secara ekonomis ini dapat diumpamakan : Lebih baik menembak burung pipit dengan “ MIMIS “ daripada dengan peluru meriam. Atas dasar prinsip ini, didalam Maen Po Cikalong dikenal beberapa prinsip lagi, yaitu :

PRINSIP TIMBANGAN

Menurut Ilmu Alam : “ Ben kracht is de oorzaak, die een beweging kan te weeg brengen of wijzigen “ ( Artinya : “ Tenaga itu adalah sesuatu sebab yang dapat menimbulkan atau merubah gerakan “ ).

Oleh karena itu dapatlah dimengerti, bahwa di dalam keadaan diam ( statis ), keadaan tenaga di sebelah kiri dan sebelah kanan adalah sama atau seimbang. Dengan menggunakan prinsip timbangan , maka kalau kita umpamakan seluruh tenaga adalah 100, banyaknya tenaga di sebelah kiri dan sebelah kanan adalah sama yaitu masing-masing 50, demikian pula banyaknya tenaga di sebelah atas dan di sebelah bawah badan adalah sama besarnya. Akibat dari hal ini adalah, bahwa kalau umpamanya kita menggerakan tangan kanan, tentu bagian badan kita di sebelah kiri akan berkurang tenaganya, sebab sebagian besar tenaga kita dikerahkan di sebelah kanan, dan hal ini akan merubah keseimbangan tenaga yang berada didalam keadaan diam ; Demikian pula sebaiknya, jika tangan sebelah kiri yang bergerak, tenaga di sebelah kanan akan berkurang.

Contohnya : Jika lawan mendorong kita dengan tenaga sebelah kanannya, ini berarti, bahwa tenaga kita di sebelah kiri mendapat tekanan, dalam hal ini, bilamana kita mengadakan reaksi dengan jalan memberikan perlawanan tenaga, maka akan timbullah suatu adu kekuatan tenaga, sesuatu yang tidak boleh kita lakukan. Oleh karena itu dengan menggunakan prinsip : “ Tenaga lawan hampa tenaga “

Yang harus kita lakukan adalah menghantam bagian tenaga lawan yang kosong, yaitu sebelah kirinya atau : Mengikuti arah gerak tenaga lawan sehingga ia terjatuh oleh kekuatan tenaganya sendiri, demikian pula sebaliknya. Siasat ini di namakan siasat “ MEREAN “ siasat menyalurkan arah gerak atau memanfaatkan tenaga lawan.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:35
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

PRINSIP KESULITAN

Siasat tersebut di atas adalah sesuai dengan kaidah Ilmu Alam : “ Het nutting effect van een kracht is het grootst als de last zich beweegt in de richting van de kracht “ , artinya : “ Daya guna suatu tenaga yang terbesar adalah bila suatu beban suatu beban bergerak menurut arah jalan geraknya tenaga “ .

Oleh karena itu dengan menggunakan analisa Ilmu Gaya, mengingat arah gerak tenaga itu merupakan garis-garis khayal, dalam hal menyalurkan tenaga lawan, maka tenaga lawan yang disalurkan dengan tenaga kita yang menyalurkannya, yang disatukan dalam satu arah akan merupakan resultan dari tenaga-tenaga itu tadi, atau dengan lain perkataan : Jika terjadi, bahwa bagian tubuh lawan yang sedang bergerak dalam lintasannya yang disertai gaya yang besar dapat kita salurkan dengan gaya atau tenaga sekedarnya, maka dalam hal ini terjadilah penjumlahan gaya-gaya yang merupakan resultante dari dua gaya yang searah yang bergerak dalam lintasan desakan lawan tadi, sehingga gaya resultante inilah yang menyebabkan lawan terjerembab.

Sebaliknya kalau ada adu kekuatan antara tenaga kita dan tenaga lawan, serta tenaga lawan dan kedua tenaga itu tidak sama kekuatannya, maka ressultantenya adalah perbedaan antara kekuatan kita dan kekuatan lawan, serta arah geraknya akan sama dengan arah gerak tenaga yang lebih besar, sedangkan kalau kedua tenaga itu sama besarnya, maka resultantenya adalah nol, artinya kedua kekuatan itu akan akan saling meniadakan, sehingga diam pada suatu titik dan tidak akan bergeser dari tempatnya. Jadi bila tenaga kita dan tenaga lawan yang seimbang kekuatannya berada didalam keadaan sejajar, tetapi berlawanan arahnya, ini akan menimbulkan suatu “KOPPEL“ ; Dalam keadaan begini kedua tenaga tersebut akan mencari keseimbangan , berputar bolak-balik dalam suatu sumbu, atau dalam bahasa Sunda-nya : “ bakal gedeg “ .
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:36
SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH

lanjutan....


JALAN LINTAS TENAGA

Jalan lintas tenaga tidak merupakan garis lurus, akan tetapi merupakan garis lengkung.

Adapun gaya “STIJL” didalam Maen Po itu ada tiga macam :

Pertama : Gaya ungkit.

Raden Muhidin, seorang tokoh utama Maen Po Cikalong yang saat saya menulis uraian ini masih hidup dan bertempat tinggal di kampong Pasar Baru, Cianjur, murid Raden Bustomi Bratadilaga Putera Raden Haji Ibrahim Djajaperbata,
--yang dalam Paguron “ CIKUNDUL “ yang saya pimpin menjadi Guru Besar dan Pangaping (Pembimbing )-nya --, menamakan gaya ini sebagai gaya “ Dongkrak “.

Gaya ini merupakan gaya agak serong ke atas , yang biasa digunakan dalam mendorong atau melawan desakan tenaga lawan, kalau kita tidak menyalurkan tenaga lawan tersebut.

Ingat : “ Wet van de hefboom “ didalam IlmuAlam !

Kedua : Gaya pilin ( Gaya spiral ).

Gaya ini biasanya digunakan kalau kita mengadakan pukulan dengan tangan, berupa “Jurus“, “ Serong “ dan sebagainya.
Selain dari pada itu gaya ini digunakan juga dalam hal melakukan gerakan dengan ujung tangan. (Melakukan “ Usik tungtung “ ! ).

Ketiga : Gaya lonjong ( Gaya parabola ).

Gaya ini biasanya digunakan kalau kita melakukan gerakan “ Tomplok “.
SIKAP SEDIA

Perlu diterangkan , bahwa sifat Maen Po itu harus all round , harus sanggup atau mampu menghadapi segala macam kaidah atau tehnik bela diri yang ada pada setiap lawan yang mungkin akan dihadapi.

Oleh karena demikian kita harus selalu tenang, serta siap sedia menghadapi setiap kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh fihak lawan. Kita harus selalu mempunyai kesiagaan mental dan physic. Janganlah ragu-ragu atau bertindak setengah-setengah !
Sikap setengah-setengah atau kepalang tanggung, dapat merugikan kita sendiri.

Kalau berhadapan dengan lawan, harus kita perhatikan : Sikap , pandangan, tangan dan kaki lawan serta jarak antara kita dengan lawan .

Oleh karena demikian kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pertama : Usahakan sedapat mungkin, terutama didalam permulaan beradu hadapan dengan lawan, supaya kita menghadap lurus kepada lawan, sedangkan lawan terhadap kita tidaklah demikian halnya.

Kedua : Jika lawan berada dalam sikap pasangan “Jurus” , harus kita hadapi dengan lawan “Suliwa” , demikian juga sebaliknya, kalau lawan berada didalam pasangan “Suliwa”, harus kita hadapi dengan sikap pasangan”Jurus”.

Ketiga : Pandangan mata ditunjukan lurus ke muka, supaya dapat memperhatikan gerak-gerik lawan.

Catatan : Didalam permainan gerak dengan menggunakan rasa walaupun mata ditutup atau dipejamkan, tapi dengan syarat badan atau tangan kita bersentuhan dengan lawan, semua gerak-gerik fihak lawan oleh kita akan terasa, shingga dengan demikian akan ketahuan ke mana dan bagaimana kemungkinan gerak lawan tersebut.

Keempat : Tangan secara sedang harus selalu siap berada dimuka badan, jangan sekali-kali mengangkat ke atas atau menggelantung ke bawah, melintang di muka badan atau terbuka ke luar. Sikut harus agak rapat ke badan. ( “Ulah buka kelek” ).
Kelima : Badan tegak, pundak agak dibungkukkan ( dalam
Bahasa Sunda : “ Dibongkok meongkeun “ ) , dan agak lebih rendah dari badan lawan.

Garis khayal yang membentang tegak lurus dari tengah-tengah kepala terus ke bawah melalui pantat ke tanah akan merupakan sumbu (“as “) dari segala gerak-gerik anggota tubuh kita, dan ujung bawah dari garis ini akan merupakan titik berat badan kita.

Berat badan dibagi rata diantara kedua belah kaki. ( “ Gelijkelijk onder de beide voeten verdeeld “ )

Keenam : Kaki harus sedang, yang sebelah agak seorang ke muka dan yang sebelah lainnya disamping belakang, kedua belah lutut agak dibengkokkan, jarak antara kedua belah tumit lebih kurang satu kaki.

Melebarnya ( Sunda : “ Ngajegang “ –nya ) kaki keluar jangan melewati batas titik khayal dari pada garis tegak lurus yang ditarik dari pada kedua ujung pundak ke bawah. Kedua sisi kaki sebelah dalam merupakan sudut 900 . Sikap kedua kaki ini dinamakan kuda-kuda.

Posisi diantara kedua belah kaki harus selalu dipelihara. Kuda-kuda ini harus kuat dan enak dirasakannya serta tidak melelahkan.

Kedua telapak kaki harus selalu rapat di tanah kecuali dalam keadaan –keadaan tertentu, umpamanya kalau sedang melakukan gerak hantaman dengan kaki ( “de moorddadige knie-stoot “ ) dan sebagainya. Akan tetapi harus lincah, jangan terpaku.

Sehubungan dengan sikap kuda-kuda ini, oleh kita dapat diketahui, bahwa seluruh tubuh dan bagian tubuh kita yang berada di dalam keadaan sikap kuda-kuda, akan merupakan semacam pyramida yang titik puncaknya berada di atas kepala dengan suatu bidang yang di batasi oleh garis-garis khayalan yang di bentuk oleh kedua belah kaki sebagai alas dasar atau “Gronndvlak”-nya, sehingga kita dapat mengetahui , hubungan-hubungan apakah yang ada, kalau dari ujung dengkul di tarik garis lurus tegak pada alas dasar yang dibentuk oleh telapak kaki.

Oleh karena demikian kita dapat mengira-ngira , dimana adanya titik-titik atau garis-garis keseimbangan dari pada kuda-kuda itu, atau dimana adanya titik berat badan dalam kuda-kuda tersebut, dan bidang-bidang manakah yang merupakan daya dukung ( “ Braagvlak “ ) dari pada tiap-tiap kaki itu dan juga dimana adanya bidang keseimbangan ( “ Bvenwichtsvlak “ ) yang dikuasai oleh kaki-kaki tersebut.

Jika hal-hal tersebut di atas diperhatikan, dengan mudah dapat dimengerti, bahwa kedua belah kaki yang sebelah menyebelah ke samping memang kuat menahan desakan dari samping, akan tetapi lemah kalau menghadapi desakan dari muka atau belakang.

Demikian pula, kaki yang sebelah ada di muka dan yang sebelah ada di belakang akan kuat menahan desakan dari muka, tetapi akan lemah kalau menghadapi desakan dari samping. Dari uraian ini jelaslah, bahwa arah garis tengah ( bisentris ) yang membelah sudut yang dibentuk oleh kedua belah kaki akan merupakan arah hampa tenaga ( “ richting van dakrachtsleemte “ ).

Oleh karena itu menempatkan kaki harus sedang, sehingga kita dengan mudah serta lincah dapat bergerak ke setiap urusan dan dengan mudah serta kuat pula dapat menahan tiap-tiap desakan dan segala arah atau jurusan.

Ketujuh : Jarak antara kita dengan lawan harus sedang, kurang lebih satu hasta, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu rapat.
Ruang gerak kita harus cukup leluasa dan effektif
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 13:37
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

GERAKAN PINDAH TEMPAT DAN MERUBAH ARAH JURUSAN

Gerakan maju, mundur atau merubah arah dilakukan dengan jalan menggerakkan telapak kaki, jangan sekali-kali melangkah.
Gerak mundur sedapat mungkin jangan dilakukan, mengingat bahwa kita kadang-kadang tidak melihat keadaan alam physic di belakang kita, apabila ada lubang, parit atau apakah ada rintangan lainnya, dari pada melakukan – melakukan gerak mundur lebih baik melakukan gerak memutar dengan mengikuti arah tenaga lawan yang hampa, kecuali dalam hal-hal tertentu.

Pada waktu gerak maju janganlah lengah sehingga dapat dibuang atau dielakkan oleh lawan.
Untuk merubah arah atau jurusan, haruslah diperhatikan , kaki sebelah manakah yang berada di muka, dan kita bermaksud menghadap kekiri, maka kita merubah arah dengan seperempat bulatan (900). Kaki yang tadinya di muka tetap tidak berpindah tempat ( hanya merubah arah saja ), sekarang berada di belakang, sedang kaki yang tadinya di belakang digeser sedikit ke samping dan menjadi berada di muka, sehingga sikap kuda-kuda tetap tidak berubah, hanya merubah arah ke jurusan yang dikehendaki. Dengan demikian posisi di antara kedua belah kaki tetap dipelihara.

Jika kita bermaksud membalik arah kebelakang, maka perubahan arah dilakukan dengan setengah bulatan (1800), sedangkan cara pelaksanaannya sama seperti kita akan menghadap kekiri atau ke kanan.
Jadi dalam hal perubahan arah atau jurusan ini, kaki yang tadi adanya di muka menjadi di belakang, dan kaki yang tadinya di belakang, menjadi berada di muka.

Jangan sekali-kali menempatkan kaki “ Patokan “ , yaitu kalau kaki yang berada di muka setelah perubahan arah ini tetap di “ Patok “ berada di muka, atau kalau kaki yang di belakang setelah perubahan arah tetap di “Patok “ di belakang. Pe “ matokan “ kaki ini menyebabkan gerakan kurang lincah, dan badan terlalu banyak bergerak lebih dari pada seperlunya. Lintasan orbit tubuh terlalu besar.

Selanjutnya, semua gerakan dan sikap kita harus selalu disesuaikan dengan sikap dan gerak lawan, atau kita yang harus menyesuaikan sikap lawan dengan sikap yang dikehendaki serta akan menguntungkan bagi kita.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: baruklinting on 08/08/2007 14:22
Wow ki Sawung  [top] [top] [top]

Sangat menarik,
Rasanya saya gak bisa kasih komentar deh.......
soft copy nya kalau bsa di share ke Japri. Aq butuh banget nih uraian ilmiah dan sederhana mudah di pahami.

wassalam
baruklinting
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:13
Wow ki Sawung  [top] [top] [top]

Sangat menarik,
Rasanya saya gak bisa kasih komentar deh.......
soft copy nya kalau bsa di share ke Japri. Aq butuh banget nih uraian ilmiah dan sederhana mudah di pahami.

wassalam
baruklinting
baiklah pak sesepuh  ^:)^

disamping lagi saya upayakan pengetikannya yang kelihatannya terjadi salah ketik saking terlalu cepatnya tangan menari  x-))
maybe, copy nya nanti akan saya sampaikan langsung ke bapak deh  :)
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:14
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....


JARAK ANTARA KITA DENGAN LAWAN

Jarak antara kita dengan lawan merupakan salah satu factor yang penting. Maen Po Cikalong menggunakan sistim jarak dekat.

Oleh karena itu jarak ini janganlah terlalu jauh ( “ renggang “ ) sebab, kalau jauh tiap hantaman tidak dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, walaupun dapat mengenal lawan, tokoh tidak akan begitu keras dan mudah dielakkan.
Disini kita harus ingat, bahwa setiap hantaman itu, walaupun bagaimana kerasnya, hanya akan effektif dan tepat, bilamana sasarannya itu tetap diam di tempat ( tidak bergerak ).

Bilamana kita mengahadapi lawan yang menggunakan sistim jarak jauh, maka lawan itu untuk memperlebar jarak akan mempunyai kecendrungan untuk melakukan gerak mundur. Dalam hal ini kita harus serentak cepat mendesak ke muka dengan di sertai suatu hantaman.

Disini, waktu yang digunakan untuk gerak hantaman adalah lebih cepat daripada waktu yang dipergunakan untuk mundur ke belakang.

Bilamana jarak antara kita dengan lawan terlalu rapat, kita sukar untuk bergerak dengan leluasa.

Dalam jarak yang sedang , jika kita berhadapan dengan lawan, dan lawan itu bergerak, dengan mudah dan cepat dapat kita menghantamnya atau mengelakkan serangannya. Ingatlah, dalam sikap siaga kedua belah tangan kita harus selalu siap dimuka badan, badan harus lurus menghadap lawan jangan nyerong.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:15
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

HANTAMAN

Yang disini dimaksud dengan hantaman ialah : Gerak tusuk ( “ stootbewegingen “ ) , gerak pukul ( “ slagbewegingen “ ), gerak sikut ( “ elleboogstoot “ ), gerak hantaman yang dilakukan oleh kaki, benturan dengkul dan benturan kepala.

Hantaman dengan tangan harus dilakukan langsung dari tangan yang ada di muka badan, janganlah melakukan ancang-ancang atau “ awahan “ (“ aanloop”) sebelum menghantam dan janganlah melakukan pukulan dari samping ( “ zijwaartse slagen “ ), sebab hal ini menyebabkan kedudukan kita jadi terbuka dan membahayakan diri sendiri ( merupakan sasaran bagi lawan ).

Agar supaya kita dapat menggunakan daya hantam dengan kapasitas penuh, maka badan harus selalu menghadap kepada lawan.Keberatan akan menjadi kelemahan, bahwa dengan sikap ini bidang sasaran bagi lawan menjadi luas, dapat diimbangi dengan kapasitas daya hantam ini.

Kecuali dalam hal-hal tertentu, gerak hantam dengan kedua belah tangan serentak bersama-sama harus dihindarkan. Melakukan gerak hantaman harus satu persatu. Bila tangan yang satu menghantam, maka tangan yang lainnya harus mengawal.

Bila tangan yang satu dipergunakan untuk menghantam, maka tangan
yang lainnya selain berfungsi sebagai pengawal, harus selalu siap untuk melakukan gerak hantaman cadangan, tiap hantaman yang tidak berhasil mengenai sasarannya harus segera diikuti oleh gerak hantaman lainnya ( prinsip “susun” )
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:16
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

UNSUR-UNSUR KETEPATAN

Untuk dapat melakukan gerak hantaman dengan sempurna, maka kita harus memperhatikan unsure-unsur ketepatan.

Hantaman ditunjukan pada sasaran yang terdekat dan yang termudah dicapai oleh kita, dan dilakukan :
Pertama : Dari atau pada posisi yang tepat.
Kedua : Pada saat yang tepat.
Ketiga : Dengan alat yang tepat.
Keempat : Dalam jarak jangkauan yang tepat.
Kelima : Dengan gerakan yang tepat dan
Keenam : Pada sasaran yang tepat pula.

Keenam unsur ketepatan ini pada waktu kita melakukan gerak hantaman harus ada, bila tidak maka hantaman, walaupun dapat mengenai sasarannya, tidak akan sempurna.

Untuk mencapai hal ini patut diingat, bahwa bila lawan mulai bergerak, maka pada saat itulah keseimbangan tenaga padanya berubah, dan pada saat itu pula kita harus melakukan gerak hantaman seperti telah diterangkan tadi.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:18
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

TANGKISAN

Adapun gerak tangkisan tidak merupakan gerak utama, tapi berfungsi sebagai gerakan pembantu saja, sebab dengan tidak mengabaikan sifat-sifat defensive, segala tindakan kita harus selalu offensive dan agressif, tidak pasif tapi aktif.

Hal ini tidaklah bearti, bahwa kita harus selalu mulai menyerang, akan tetapi, jika segera kita berhadapan dengan lawan, maka kita harus mengambil inisiatif dan jangan terdahului oleh gerakan lawan. ( Dalam bahasa Sunda “ Ulah kapiheulaan gerak “ ).

Oleh karena demikian, segala kesempatan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, walaupun kita harus menggunakan gigi untuk menggigit, kepala untuk membentur, pasir untuk melempari mata lawan dan sebagainya. Bila hal ini memang diperlukan dan akan menguntungkan bagi kita.

Perhatikanlah, bahwa lawan itu bukanlah bangkai atau benda mati yang tetap diam di tempat, tapi ia itu adalah seseorang yang hidup, yang berusaha dengan segala tipu muslihat dan daya upaya yang ada padanya untuk membinasakan atau mengalahkan kita, seperti juga kita terhadapnya.

Janganlah kita berfikir, bahwa lawan itu akan selalu mengikuti saja kemauan kita ; Karena itu : “ Janganlah lalai atau lengah
dan hindarkanlah semua gerakan yang berbelit-belit dan yang tidak berguna.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:18
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

ALAT PENGHANTAM
Beberapa anggota tubuh kita merupakan senjata alamiah ( “ natural weapons “ ) untuk melakukan gerak hantaman terhadap lawan.

Adapun anggota badan yang dapat digunakan sebagai senjata alamiah ini adalah : Tangan, sikut, kaki, dengkul dan kepala.

Adapun tangan janganlah terlalu kencang dikepalkan, tapi hanya digenggamkan saja supaya megeper (“veerkachtiga”) dan seawaktu-waktu dapat dipakai untuk gerak tusuk, memetik (mematahkan jari-jari lawan), melakukan pegangan dsb.

Bagian-bagian tangan yang dapat dugunakan untuk menghatam sasaran anatara lain ialah:jari-jari yang di kencangkan (“gestrektevingers”), telapak pangkal tangan, sisi luar dan dalam dari tangan (“pink-n duim zijde van de hand”), tulang-tulang bijan (“knobbles”) sikut dsb.

Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menghantam antara lain ialah : Tumit, telapak kaki sebelah muka, punggung kaki dan dengkul.

Adapun gerak hantaman yang dapat dilakukan dengan kaki ialah : Sepak, tajong, tejeh, jejek, keting, kael dan menyapu.

Kecuali dalam hal adanya unsure-unsur ketepatan, sebaiknya kita jangan terlalu sering menggunakan hantaman dengan kaki, sebab hal ini dapat merubah keseimbangan kita, lagi pula oleh karena system jarak dekat dari pada Maen Po yang menggunakan “ body contact “ , maka tiap gerak fihak lawan akan segera dapat dirasakan, serta system jarak ini sangat mempersempit ruang gerak lawan dalam menggunakan gerakan-gerakan kaki.

Jadi berbeda dengan aliran-aliran bela diri lainnya, Maen Po Cikalong tidak mengutamakan gerak hantam dengan kaki.

Selanjutnya perlu diketahui, bahwa semua sasaran yang berada di atas sekitar alat kemaluan, kecuali dalam hal-hal tertentu pada umumnya merupakan tugas dari pada gerak hantaman tangan, sedangkan sekitar alat kemaluan dan sasaran-sasaran yang berada di bawahnya merupakan tugas dari pada gerak hantaman kaki.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:19
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

SASARAN HANTAMAN

Yang menjadi sasaran kita adalah bagian-bagian badan yang lemah dan setengah lemah (“slagaderlijke plekken en holten”) yang tidak dilindungi oleh tulang.

Hantaman-hantaman yang tepat dank eras yang mengenai bagian-bagian tersebut dapat mengakibatkan kematian atau cacad jasmani. Oleh karena itu didalam hal ini kita harus berhati-hati untuk menghindarkan kecelakaan.

Yang termasuk bagian-bagian badan yang lemah ini antara lain ialah : kedua belah mata, hidung, dagu, lekukan-lekukan yang melekat di bagian-bagian di bagian tulang rahang bawah, lekukan –lekukan yang melekat di leher, kerongkongan, ulu hati, bagian alat kemaluan, dan sekitar bagian lambung, tulang rusuk palsu, perbatasan antara atls dan pemutar, bagian-bagian sekitar ginjal (“ nierbekken”) dsa.

Adapun dimaksud dengan bagian – bagian di badan yang jika kena hantaman yang tepat dapat mengakibatkan seseorang untuk sementara tidak berdaya.Diantara bagian-bagian ini adalah : Punggung tangan pangkal lengan, dengkul, tulang kering, punggung kaki, ibu jari dsb.

Untuk mengetahui bagian-bagian lemah ini secara mendalam, sebaiknya kita mempelajari hal-hal yang bersifat anatomis.

Untuk dapat mengenai sasaran dengan tepat, maka hantaman-hantaman terhadap bagian-bagian badan yang lemah tertentu harus dilakukan dengan alat penghantam tertentu pula. Bagian-bagian lekukan umpamanya, dapat kita menghantamnya dengan jari-jari yang dikencangkan ; Dagu dapat kita hantam dengan telapak pangkal lengan, bagian antara tulang atlas dan pemutar di sebelah belakang dapat kita hantam dengan bagian sisi sebelah luar dari pangkal tangan (“ met de buiten of pinkzijde van de hand “ ), bagian sekitar alat kemaluan dapat kita hantam dengan benturan dengkul, ibu jari kaki dengan tumit ( “ diketig “ ), dsb.

TITIK-TITIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN HANTAMAN

Pada setiap hantaman kita mengenal beberapa titik, yaitu :
1. Titik awal hantaman.
2. Titik akhir hantaman.
3. Titik bidik ( konsentrasi ) hantaman.
4. Titik tumbuk hantaman dan
5. Titik puncak kekuatan hantaman.

Hantaman dimulai dari pada titik awalnya dan berakhir pada titik akhirnya, serta di arahkan kepada titik bidiknya, melalui suati lintasan tertentu.
Bilamana hantaman tepat mengenai titik bidiknya yang juga merupakan titik konsentrasi kekuatan hantaman, maka titik-titik tersebut akan merupakan titik tumbuknya pula, sehingga titik-titik tersebut berimpitan pada satu tempat, yaitu pada sasaran yang tepat.

Dalam hal ini perlu kita ketahui, bahwa dilihat dari segi kekuatannya, hantaman itu mempun yai titik puncak kekuatannya, dan setelah titik ini diluli, kekuatan secara berangsur-angsurakan berkurang, dan kemudian hilang sama sekali.jadi hantaman ini akan mempuyai daya maksimal yang effektif bilamana sasaran dikenai tepat pada saat hatan tersebut hapir mencapai pada titik kulminasinya, sehinga dengan demikian hantaman itu akn menebus sasaran (pukulan telak).

Oleh karena demikian, bilamana kita akna menghindari suwatu hataman lawan, maka kita harus menempatkan diri dalam suatu daerah penghidaran (“ontwijkingsgebied”), yaitu suatu ruang yang berada didalam jarak tertentu dari titik bidik atau titik konsentrasi hataman lawan.

Hal ini bisa dilakukan dengan dua jalan :
Kesatu : Merubah letaknya sasaran.
Kedua : Merubah atau menyelewengkan jalan lintasan hantaman, sehingga titik konsentrasi atau titik tumbuk hantaman lawan jadi jatuh diluar titik bidiknya, disertai suatau serangan balasan dengan memanfaatkan tenaga lawan, sehingga lawan itu terjatuh oleh kekuatan tenaganya sendiri, atau disertai suatu hantaman balasan pada sasaran yang terdapat pada tubuh lawan yang terdekat dan termudah dicapai oleh kita.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:20
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)

lanjutan....

PENGETAHUAN TENTANG DAYA GERAK ANGGOTA TUBUH

Di kalangan akhli Maen Po Cikalong dikenal semboyan “ datang dijemput, pulang diantar “ ( dalam bahasa Sunda : “ Datang dipapang, balik dianteurkeun “ ) yang didasarkan atas hal betapa pentingnya pengetahuan tentang daya gerak anggota badan kita.

Di dalam permainan gerak yang kasar daya gerak anggota badan sepintas lalu dapat kita ketahui dengan segera karena memang dapat dilihat. Umpamanya saja tangan yang berada di muka badan serta lurus terkencang ke muka tidaklah mungkin untuk bergerak lebih maju ke muka secara effektif, daya gerak effektifnya hanya menarik ke belakang sebaliknya tangan yang berada rapat di muka badan hanya mempunyai daya gerak effektif ke muka.

Demikian pula tangan yang ada di sebelah kiri, hanya mempunyai daya gerak effektif ke kanan, yang berada di sebelah kanan ke kiri, yang berada di atas ke bawah dan yang berada di bawah ke atas.

Oleh karena demikian secara logis mudahlah dimengerti bahwa kaki lawan yang pada suatu saat dapat membahayakan kita ialah kakinya yang berada di belakang, atau bila salah satu kakinya tertanam di tanah dan yang sebelah lagi terangkat ialah kakinya yang terangkat itu.

Berbeda dengan permaianan gerak yang kasar, tidaklah demikian halnya dengan permaianan gerak yang halus. Disini daya gerak anggota badan itu tidaklah kentara dan sukar diketahui.

Di dalam permainan gerak yang halus ini, daya gerak anggota badan itu hanya dapat diketahui dengan jalan dirasakan, dan untuk merasakan ini, haruslah terlebih dahulu diketahui :
Pertama : Tempat dimana adanya tenaga.
Kedua : Pembagian dari pada tenaga-tenaga itu.
Ketiga : Penggunaan dari pada tenaga-tenaga tersebut.

Perlu kiranya disini dikemukakan, bahwa didalam Maen Po Cikalong pangkal tenaga itu dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, yaitu pangkal tenaga yang berada didalam tubuh, yang berada pada sikut, yang berada pada pergelanagan tangan dan yang berada pada pangkal jari jari, semua tenaga ini masing-masing mempunyai cara penggunaan tersendiri , satu dan lain hal tergantung kepada posisi antara kita dan lawan. Dengan sedikit perubahan posisi saja ( dalam bahasa Sunda : “ Usik anu sagulak sagilek “ ) kita dapat memojokkan posisi lawan. Oleh karena tiap bagian gerak itu, walaupun hanya sedikit saja , akan mempunyai effek atau pengaruh yang sangat besar, yang dapat menguntungkan kita : sebaliknya suatu kesalahan yang sangat kecil atau ketidak tepatan di dalam melaksanakan sesuatu bagian gerak, dapat merugikan diri sendri.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:21
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)



PEGANGAN DAN KUNCIAN ( “ GREPEN EN KLEMMINGEN “ )

Tadi di muka telah dijelaskan, bahwa lawan itu bukan bangkai atau suatu benda mati, akan tetapi seorang manusia yang hidup yang penuh dengan daya dan tenaga, sehingga dengan demikian kita sama sekali tidak boleh lengah, janganlah membiarkan diri dipegang atau di kunci oleh lawan. Segera pada saat lawan akan melakukan pegangan atau kuncian terhadap kita, kita harus segera mengelakkannya, janganlah ditunggukan sampai pegangan atau kuncian itu menjadi kuat. Sebaliknya kitapun jangan sekali-kali melakukan pegangan atau kuncian kalau bukan pada saatnya, atau kalau tidak menguntungkan bagi kita. Bila mana kita melakukan pegangan dan lawan nampaknya akan berhasil melepaskan pegangan, janganlah sekali-kali mempertahankan pegangan itu, sehingga timbul suatu adu kekuatan tenaga antara kita dengan lawan, tapi segera lepaskanlah pegangan tersebut disertai suatu hantaman atau gerakan lain ke arah sasaran yang ada pada diri lawan.
Akan tetapi walaupun demikian, bertentangan dengan teori tadi, didalam rangka peningkatan kemahiran permainan gerak, justru kita harus belajar, dengan sengaja membiarkan diri jita dipegang atau dikunci oleh lawan, atau dengan sengaja membiarkan diri kita berada di dalam suatu posisi yang sangat tidak enak, sebab justru disinilah letak keampuhan atau seninya permainan tata gerak Maen Po Cikalong, yaitu : Walaupun berada di dalam suatu posisi yang bagaimanapun sulitnya, tokoh bias mengobati diri sehingga jadi berada didalam posisi yang kuat yang dapat merobohkan lawan. Semboyannya : “ Ngahirukeun deui bangke “.

Dengan lain perkataan, di dalam Maen Po Cikalong tiap tehnik atau kaidah bela diri ada suatu cara untuk melumpuhkan atau mengobatinya, umpamanya saja sebagai contohnya, suatu kaidah A dapat dilumpuhkan dengan menggunakan kaidah B , dan pada gilirannya suatu kaidah B dapat dilumpuhkan oleh kaidah C dan seterusnya, sehingga hal ini seolah-olah tidak ada akhirnya.

Oleh karena demikian , berbeda dengan Ilmu Bela Diri lainnya, dikalangan ahli Maen Po Cikalong tidak dikenal istilah “ Jago “, yang ada adalah istilah “ ahli “ Maen Po Cikalong.

Seseorang baru dapat dikatakan seorang ahli Maen Po , bilamana ia telah mampu menghadapi dan melumpuhkan tiap tehnik atau kaidah bela yang ada pada tiap lawan yang dihadapinya, sehingga dengan demikian dapat dikatakan seorang ahli Mae Po itu harus “ all round “.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:22
(SEDIKIT PERKENALAN DENGAN BEBERAPA KAIDAH POKOK
MAEN PO ( SILAT ) CIKALONG

Oleh :
LETKOL CKH ABDUR RAUF SH)


PASANGAN DAN SAMBUTAN ( TEMPELAN )

Sebagaimana telah diterangkan di muka, gerakan-gerakan Maen Po Cikalong merupakan kombinasi dari unsure hantaman yang sifatnya tidak membahayakan . unsure rasa ini merupakan hal yang sangat penting, terutama di dalam Maen Po Cikalong yang lazimnya disebut “ amengan “ atau “ ulin rasa “ , atau “ usik-usikan “ , yaitu suatu bagian Maen Po yang hanya mempermainkan usik atau tata gerak dalam merobohkan atau melumpuhkan lawan, sama sekali tanpa gerakan-gerakan hantaman , sehingga dengan demikian permainan tata gerak ini benar-benar merupakan suatu cabang olah raga karena memang bersifat olah raga.

Disini kita harus ingat kepada semboyan : “ Belum dapat disebut ahli Maen Po kalau dalam melumpuhkan lawan masih menggunakan gerakan-gerakan yang bersifat hantaman “ .

Seseorang yang menggunakan pukulan masih berada didalam taraf tingkatan yang rendah.

Di dalam “ amengan “ atau “ ulin rasa “ ini, sudah menjadi suatu kebiasaan pada waktu kita berhadapan dengan lawan, untuk melakukan apa yang disebut “ pasangan “ , yang maksudnya berupa sikap pancingan bagi gerakan lawan. Jadi teknik tempelan ini sudah termasuk kedalam suatu taktik bela diri.

Adapun pasangan ini ada tiga macam ; yaitu :
Pertama : “ Pasangan jero “ ( pasangan dalam )
Kedua : “ Pasangan tengah “ .
Ketiga : “ Pasangan luar “ .
Demikian juga cara menyambut atau menempelnya ada tiga macam, yaitu masing-masing berturut-turut “ sambutan jero “ , “ sambutan tengah “ dan “ sambutan luar “ .

Sikap pasangan biasanya dilakukan dengan kedua belah lengan dan posisi di antara kedua lengan tersebut biasanya sebelah ada di muka dan lainnya ada di belakangnya, atau kedua-duanya berada di dalam posisi sejajar berdampingan sebelah-menyebelah ( “ pasangan kembar “ ) .

Bilamana salah sebuah lengan itu oleh fihak yang menghadapinya terlihat sebelah sisi luarnya, maka sikap tangan tersebut berada dalam sikap pasangan luar, sedangkan bilamana yang terlihat itu sebelah sisi luarnya, maka sikap tangan tersebut berada dalam sikap pasangan luar, sedangkan bilamana yang terlihat itu sebelah sisi dalamnya, maka pasangan ini disebut pasangan jero, dan bila kedua-duanya berada di muka di tengah-tengah badan, maka pasangan tersebut dinamakan pasangan tengah.

Bilamana sebuah pasangan berada di dalam sikap “jurus”, maka kita menyabutnya harus di dalam sikap “suliwa”, demikian pula sebaliknya, pasangan dalam sikap “suliwa”harus dihadapi dengan sikap “jurus”.

Adapun reaksi dari pada suatu pasangan atau tempelan di dalam Maen Po cikalong terdiri dari tiga bagian gerakan, yaitu :
Pertama : “Memedung”.
Kedua : “Usik” dan
Ketiga : “Gerak”.

Jadi, begitu ada kontak atau persentuhan. Antara kita denagan lawan, maka segerakita membendung sentuhan lawan tersebut, kemudian kita menggerakan tangan kita sedikit saja (melakukan suatu “usik” ), dan akhirnya kita melakukan suatu”gerak” untuk melupuhkan lawan. Jelaskan bahwa di dalam Maen Po Cikalong di bedakan antara istilah “usik” dan “gerak”.
Usik adalah suatu tindakan setelah suatu “bendungan” untuk meratakan jalan bagi suatu “ gerak “, sedangkan “ gerak “ itu sendiri merupakan suatu tindakan terakhir untuk merobohkan lawan. Sesuai dengan tingkat kemahiran permainan gerak , maka penggunaan tonaga di dalam main tempelan ini ada beberapa macam, yaitu : Ada yang dengan tenaga kasar, dengan tenaga “setengah” dan dengan tenanga “kosong”, atau capuran dari ketiga-tiganya.

Semakin tinggi tingkat kemahiran seseorang, maka semakin halus gerakan-gerakannya, seolah-olah tidak terasa oleh lawan, tahu-tahu sudah ada pada sasaran , bagaikan ular merayap tidak ketahuan, tahu-tahu sudah siap untuk mematuk.
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: kisawung on 08/08/2007 20:29
Selanjutnya dalam buku tersebut dibahas tentang pelaksanaan Jurus-Jurus Cikalong.

dan mohon maaf, inilah yang tidak dapat saya expose disini.

Saya teringat ketika bertemu beliau di Cikalong Kulon, saya melihat penampakan beliau sebagai seorang kakek-kakek berbadan kurus tinggi dan maaf agak ringkih.. ^:)^

nampaknya beliau dapat membaca pikiran saya  :'(
dan kemudian malah mempersilahkan saya untuk menyerangnya dengan pukulan dan tendangan.. ^:)^ ^:)^


ketika saya bergerak memukul dengan gerakan kilat..
tiba-tiba saya sadar sudah nyungsep jatuh disamping beliau  ^:)^

lalu ketika saya mundur dan dengan tiba-tiba lagi saya memukul keras..
tiba-tiba saya sadar sudah berada posisi sujud di depan telapak kakinya beliau :'(

dan ketika saya bangun lagi dan menyerangnya dengan tendangan ke arah kepalanya beliau...
tiba-tiba saya sadar sudah jauh terlempar ngegoprak tak berdaya lagi

dan saya kehabisan tenaga  ^:)^


jika ingat itu, saya merasa terhharu dan salut, juga malu  :'(
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: gehan on 23/08/2007 16:27
 :'( :'( :'(
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: Ilmu Padi on 31/01/2008 17:58
Salam Pak kisawung,

tulisan Rd.H. Abdurrauf Anda menjebut saya mendapat p.t. 1. Nopember ... 1994 ... di Makam Cikundul, Kampung Majalaya, Kec. Cikalong Kulon, Jawa Barat. Waktu itu saya bertanya kepada orang situ apakah mungkin saya bisa bertemu, Beliau sayanglah tidak ada di tempat itu.

Mungkin bahan video dulu saya rekam di situ bisa membantu kepada si perminat bagaimana keindahan Penca Cikalong, lihatlah:

http://www.ethnomedia.de/projects/index.htm#s03_001
->KENDANG PENCAK, ALIRAN CIKALONG ->Digitalvideo/Audio des Analysebeispiels.

Ada beberapa video Pencak Silat / Silek tradisionil lain di halaman situ juga. Silahkan menikmatinya ...

Salam hormat

Ilmu Padi
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: one on 11/03/2008 22:32
kayaknya ane kenal deh dimana pak letkol belajar....ane udeh diceritain

salam,


one
BBM
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: pastorbonus on 17/06/2008 15:14
ga nyangka kalo ki sawung jago banget menulis... ki, sayang banget kalo tulisan sebagus ini ga dibuat buku.. ayo dong para sahabat yang punya koneksi ke penerbit... kerja bareng yuk mempublish tulisan2 bagus di forum tercinta hanya demi kemajuan silat yang semakin mendunia...

hal2 baik ga papa kan kalo dicontoh seperti karate, taekwondo, ninja, kungsu, taichi, etc yg buku2nya sangat banyak kita jumpai di pasaran.

salam silat,
pastorbonus

note:
aku mendaftar sebagai pembeli pertama kalo bisa jadi buku asal jualnya ga lebih dari 50 rebu lho :-D
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: one on 31/08/2008 09:49
kalo gitu saya yang kedua daftar..... 8) tapi kalo buku Ki Sawung-nya udah didiskon 50%, insya Allah saya beli :D :D :D
Title: Re: Letkol CKH. Rd.H. Abdurrauf ,SH.
Post by: Patih Gajahmada on 12/03/2009 10:09
ayo semangat kisawung... salam perkenalan... mudah-mudahan segera menulis ulasan mengenai aliran tradisional

mantap betul sahabat silat... sampai butuh 1 jam untuk membaca semua artikel....

di kuputuskan untuk memberikan apresiasi...  [top]