Menyingkap Tabir Sosok Muhammad Kosim - Pendiri Sabandar

[stryker]

mungkinkah kalo yang terhormat mama kosim
mulai belajar silat di jawa barat, tidak di pagaruyung ?

[Nagapasa]

di sebuah buku catetan, mama kosim memang sudah bisa bersilat sejak masih dari pagaruyung, kegemarannya adalah berlayar di sungai batang hari. sampai sempat bekerja pada sebuah kapal.

dalam buku catatan ini pun di jelaskan bahwa bang madi pun dari pagaruyung dan sudah lebih dahulu tinggal di karet di batawi karena mengajarkan pencak silat kepada orang luar pagaruyung sehingga di usir dari kampung halamannya

kalau mama kosim, pada saat ikut berlayar dan bekerja di kapal sempat berkelahi dan bertarung dengan orang palembang yang menyebabkan orang palembang ini terbunuh.
kemudian mama kosim melarikan diri ke batavia dan karena terus dikejar kejar compeny maka beliau bersembunyi di kampung sabandar.

[boencis]

dalam buku catatan ini pun di jelaskan bahwa bang madi pun dari pagaruyung dan sudah lebih dahulu tinggal di karet di batawi karena mengajarkan pencak silat kepada orang luar pagaruyung sehingga di usir dari kampung halamannya

Ceritain dikit dong tentang Bang Madi ini, gimana kisahnya bisa ampe Batavia.
thank U

[Nagapasa]

tentang bang madi cuman ada segitu, hanya saja tentang Mama kosim pada catatan ini tidak jelaskan berasal dari istana pagaruyung dan kepergiannya dari pagaruyung bukan karena mengajarkan pencak ke pada orang lain melainkan karena melarikan diri akibat kejadian di kapal tadi.

dan yang pergi diusir karena mengajarkan pencak adalah bang madi.

[samber gledek]

 Mas2 pendekar,

sampai sekarang ada hal yang menurut saya rasanya aneh. Kalau kita bilang mama Kosim itu silatnya dari Pagarruyung mengapa pola maenan silatnya beda dengan silat minang pada umumnya Kumangao, starlak, Pauh dll. Mungkin teman2 ada yang punya cerita lain? Atau pengetahuan saya yang terlalu cetek.

Ma ka cih...

[baruklinting]

 Mas2 pendekar,

sampai sekarang ada hal yang menurut saya rasanya aneh. Kalau kita bilang mama Kosim itu silatnya dari Pagarruyung mengapa pola maenan silatnya beda dengan silat minang pada umumnya Kumangao, starlak, Pauh dll. Mungkin teman2 ada yang punya cerita lain? Atau pengetahuan saya yang terlalu cetek.

Ma ka cih...

Pak Jemmy
Lihat nggak waktu kita di Cianjur waktu senam pagi....
ada gerakan yang mirip banget sama silek Kumanggo.

[Taufan]

sampai sekarang ada hal yang menurut saya rasanya aneh. Kalau kita bilang mama Kosim itu silatnya dari Pagarruyung mengapa pola maenan silatnya beda dengan silat minang pada umumnya Kumangao, starlak, Pauh dll.

Assalamu 'alaikum.

Kalo nggak salah pernah dibahas bang Parewa di awal thread ini. Saat Kisawung in action dengan Sabandaran, para sesepuh silek Kumango memberikan komentarnya.
Sama seperti di Jawa Barat, di Sumatra Baratpun berkembang berbagai macam aliran dengan berbagai karakter sesuai lingkungan dimana para penciptanya hidup. Sesuai filosofi Minang: Alam takambang jadi Guru...

Wassalam.

[parewa]

sampai sekarang ada hal yang menurut saya rasanya aneh. Kalau kita bilang mama Kosim itu silatnya dari Pagarruyung mengapa pola maenan silatnya beda dengan silat minang pada umumnya Kumangao, starlak, Pauh dll.

Assalamu 'alaikum.

Kalo nggak salah pernah dibahas bang Parewa di awal thread ini. Saat Kisawung in action dengan Sabandaran, para sesepuh silek Kumango memberikan komentarnya.
Sama seperti di Jawa Barat, di Sumatra Baratpun berkembang berbagai macam aliran dengan berbagai karakter sesuai lingkungan dimana para penciptanya hidup. Sesuai filosofi Minang: Alam takambang jadi Guru...

Wassalam.

Betul uda Taufan, sesepuh dari Silek Kumango berkomentar bahwa gerakan2 yg diperlihatkan oleh Kisawung adalah silek tuo dg pengaruh pesisir.

Sewaktu di Cianjur, dalam acara penyambutan rombongan wisata silat FP2STI (malam minggu), pak Memet di panggung memperlihatkan aplikasi Sabandaran yg menurut pandangan saya sangat berbau silek Minang...

Selain itu, di Cianjur pengaruh ajaran Mama H. Ibrahim sangatlah besar. Dan murid2 dari Mama Ibrahim juga dipengaruhi oleh Sabandar.... (lihat thread Cikalong).

Salam.

[Maheso_Jenar]

Menurut saya ... kalau mau menelusuri ...yang agak mudah adalah penelusuran dgn berdasarkan tanggal/peristiwa ...kalau mau menelusuri lebih jauh lagi harus mengambil data mengenai kejadian/orang2 berpengaruh di Indonesia ...data itu adanya di Leiden .....tetapi usul saya telusuri perpustakaan yang ada di minangkabau, karena setahu saya tradisi tulis disana jauh lebih baik dari tradisi tulis di jawa ...
Mengenai teknik pernafasan Sabandar diperoleh oleh Mama Kosim setelah bertemu ajengan cirata, mohon maaf kang bradlee agak kurang tepat menurut saya ... karena maenan/pernafasan seperti sabandar ...setahu saya banyak di sumatera bahkan di aceh dan usianya jauh lebih tua dari maenan sabandar mama kosim ....Informasi ini saya peroleh dari salah satu keluarga kesultanan aceh ...
 

[pendekar]

Pendekar jadi pusing nich

ada nggak ya Potonya mama kosim ini, sayang ya orang dulu jarang mau di Poto, kita2 jadi nggak punya dokumentasinya nich.

Btw lanjut lagieee, 

[parewa]

Mengenai teknik pernafasan Sabandar diperoleh oleh Mama Kosim setelah bertemu ajengan cirata, mohon maaf kang bradlee agak kurang tepat menurut saya ... karena maenan/pernafasan seperti sabandar ...setahu saya banyak di sumatera bahkan di aceh dan usianya jauh lebih tua dari maenan sabandar mama kosim ....Informasi ini saya peroleh dari salah satu keluarga kesultanan aceh ...
 

Ini dia yg ditunggu2...

Kok baru keluar sekarang bozz...

Ayo dong diterusin... bagian yg Aceh nya aja...

[bradlee]

Mengenai teknik pernafasan Sabandar diperoleh oleh Mama Kosim setelah bertemu ajengan cirata, mohon maaf kang bradlee agak kurang tepat menurut saya ... karena maenan/pernafasan seperti sabandar ...setahu saya banyak di sumatera bahkan di aceh dan usianya jauh lebih tua dari maenan sabandar mama kosim ....Informasi ini saya peroleh dari salah satu keluarga kesultanan aceh ...
 

Terima kasih Mas Maheso... saya percaya di bumi Sumatra banyak sekali model pernapasan dan pencak lainnya. 
Pendapat di atas bukan pendapat saya pribadi, tetapi hasil obrolan saya dengan beberapa sesepuh, terutama dari kalangan pesantren. Dan juga pada beberapa pendapat bahwa pada awalnya usik Mama Kosim itu murni usik fisik, tehnik pernapasan sendiri baru berkembang di murid-murid angkatan kedua ke bawah. Begitu katanya...

Satu lagi adalah... jauh sebelum jaman hidupnya Mama Kosim dan Rd.H. Ibrahim, di Jawa Barat sudah berkembang suatu tehnik pernapasan hasil pengembangan Rd.Kiansantang (Sunan Godog), yang diturunkan ke keponakannya Sunan Gunung Jati, dan seterusnya kepada murid-muridnya.
Katanya (lagi) tehnik pernapasan ini didapat Rd.Kiansantang dari Syekh Qu'ro dan Syekh Datuk Kahfi... beliau ini notabene adalah tokoh tarekat.

Saya rasa wajar kalau ada persamaan antara tehnik pernapasan di Jawa (Barat) dan Sumatra. Bukankah dulu kalau orang Jawa hendak pergi ziarah ke tanah suci biasanya mereka singgah dulu tanah Sumatra? Dan atau India, bahkan mungkin China. Saya rasa... pertukaran ilmu dan pemahaman pasti terjadi. 

Wallahu a'lam bissawab...

[Nagapasa]

he he memang susah untuk dapat bukti otentik.

ada unsur fanatisme, kebanggaan penasaran ingin tahun dan lain sebagainya yang semakin mempengaruhi cerita cerita yang kita dapatkan.

ada sedikit perbedaan cerita dari catatan Gan Obing tentang sabandar, bahwa mama kosim datang ke sabandar karena dalam rangka pelarian, setealh bertarung dengan orang palembang yang nyebabkan orang palembangnya terbunuh.

di Sabandar mama kosim sempat berkeluarga dan berusaha berjualan kue cara, dari sini kehidupannya lumayan dan beliau sangat di hormati dan disegani di cianjur karena kebaikan budi pekertinya.

Saat yang sama ada tokoh tarekat ajengan cirata yang sangat di segani dan di hormati, Mama kosim belajar lah pada beliau dan menjadi muridnya yang setia.

dari sini banyak para ulama yang menguasai sabandar, dan Ajengan cirata biasanya mendirikan Pesantren di daerah yang tidak aman, sampai pada satu waktu mendirikan pesantren di wanayasa purwakarta. dan mama kosim ikut dan mendapatkan jodoh disana (purwakarta)

di wanayasa mama sabandar tidak terlalu banyak memiliki murid, karena sangat selekstif sekali karena saat itu purwakarta tidak aman kondisinya. beberapa murid di purwakarta yang termasuk sudah bisa adalah Rd. Abdurahmandikenal juga dengan nama Rd. Aboe, Rd. Natapoera dan raden Jaenal (penghulu naib sindangkasih-purwakarta)

Perkembangan sabandar di purwakarta dan wanasaya tidak pesat, dari catetan Gan Obing selain karena kurang minat, mama sabandar juga sepertinya tidak memberikannya kepada sembarang orang. tercatat yang menguasai sabandar di wanayasa Ama Wekling, Juragan Soetawijaya dan Ama Agen.

demikian catetan Rd. Obing Ibrahim mengenai Aliran Sabandar

[bradlee]

Buku catetan Gan Obing ini sebenarnya bisa menjadi rujukan. Diterbitkan sekitar awal tahun 1900-an, buku ini menjelaskan cukup jelas perjalanan keilmuan Gan Obing. Ditulis oleh seorang tokoh yang dianggap jenius di jamannya, seorang sesepuh yang tinggi ilmu lahir dan bathinnya, juga seorang ulama yang sangat disegani. Disamping itu beliau juga merupakan murid kesayangan dari dua tokoh besar Maenpo saat itu (Rd.H.Ibrahim dan Mama Kosim). Beliau seorang tokoh yang mawas diri, rendah hati dan jauh dari sikap-sikap membanggakan diri. Seorang tokoh yang layak dipanutani dan diteladani

Di jaman diterbitkannya buku itu, tekhnologi percetakan tidaklah semudah dan secepat sekarang. Sehingga bisa dipastikan bahwa buku tersebut dicetak dalam jumlah terbatas. Saya rasa tidak perlu dulu jauh-jauh pergi ke Leiden untuk menelusuri sejarah penca, kita bisa juga memulai dari buku-buku yang dianggap "sederhana" seperti bukunya Gan Obing. Bukankah buku adalah bukti otentik?

Buat saya... buku itu seperti penggelitikan "rasa" 

[Nagapasa]

Buku catetan Gan Obing ini sebenarnya bisa menjadi rujukan. Diterbitkan sekitar awal tahun 1900-an, buku ini menjelaskan cukup jelas perjalanan keilmuan Gan Obing. Ditulis oleh seorang tokoh yang dianggap jenius di jamannya, seorang sesepuh yang tinggi ilmu lahir dan bathinnya, juga seorang ulama yang sangat disegani. Disamping itu beliau juga merupakan murid kesayangan dari dua tokoh besar Maenpo saat itu (Rd.H.Ibrahim dan Mama Kosim). Beliau seorang tokoh yang mawas diri, rendah hati dan jauh dari sikap-sikap membanggakan diri. Seorang tokoh yang layak dipanutani dan diteladani

Buku Gan Obing berjudul "Sadjarah Kabudadjaan Pentja" diterbitkan pada tahun 1938, 4 tahun sebelum beliau meninggal. beliau meninggal pada tahun 1942
tebal buku 35 halaman di tulis dalam bahasa sunda ejahan indonesia doeloe

Tidak ada jurus atau Teknik di buku ini, hanya penjelasan tentang perkembangan penca di tanah pasundan kususnya cikalong dan sabandar