Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Seputar Dunia Beladiri => Wushu (Kungfu) => Topic started by: bangajad on 29/06/2007 09:04

Title: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 29/06/2007 09:04
Tanpa bermaksud menyinggung masalah SARA tulisan ini hanya ingin mengetahui rasa nasionalisme kaum minoritas yang selalu berusaha mendapatkan perlakuan yang sama di Negara ini.

Sebelumnya saya ingin memaparkan sosok Lo Ban Teng merupakan ahli kuntao kesohor dan konon tak terkalahkan pada masanya. Ia merupakan murid dari Yoe Tjoen Gan dengan alirannya kungfu Siauw Lim Ho Yang Pay. Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Semarang pada waktu remaja, Lo Ban Teng menetap di Semarang sejak 1927 karena kecantol dengan seorang gadis bernama Go Bin Nio.

Salah satu aksi Lo Ban Teng yang menghebohkan dunia persilatan di tanah Jawa pada waktu itu ialah ketika ia mengadakan acara Tjing Pie Say, acara dimana seni beladiri di tampilkan. Secara tradisi Cina, orang yang berani mengadakan acara Tjing Pie Say adalah seorang pemberani yang siap membuktikan kemampuannya menghadapi siapapun dalam hal seni beladiri. Acara ini dilaksanakan di Solo, Semarang, dan Yogya. Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: "Bwee Pa, Tju Li Lay" (Kalau mau coba, silahkan muncul), "Kia Sia Em Tang Lay" (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), "Pa Sie Ka Tie Tay" (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah Jawa. Lo Ban Teng malah menerima surat kaleng berisi ancaman bahwa kalau ia tidak tutup mulut akan dipulangkan ke Cina dengan tendangan. Lo Ban Teng membalas ancaman ini dengan menantang sang penulis surat kaleng untuk muncul di muka publik. Festival Tjing Pie Say akhirnya dihentikan karena terlalu mahal dan tidak mencapai tujuannya yaitu untuk mencari ahli beladiri yang hebat di tanah jawa pada saat itu.

Pada saat acara Tjing Pie Say diadakan (tahun 1931) Indonesia sedang dalam masa memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Bagaimana bisa seorang Lo Ban Teng sebagai seorang ahli beladiri dan bagian dari penduduk Indonesia yang hidup dan mencari nafkah di Indonesia mengadakan acara yang hanya ingin menunjukkan kehebatan dan egonya saja. Mengapa ia tidak berusaha membantu dengan kemampuan yang dimilikinya untuk membantu perjuangan bangsa Indonesia ?

Apapun alasannya, itu bukanlah sesuatu hal yang pantas untuk dibanggakan. Tidak adanya respon yang dari para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa bukan berarti bahwa mereka tunduk atau takut terhadap kemampuan yang dimiliki oleh Lo Ban Teng. Bahkan belum tentu semua orang mengenal nama Lo Ban Teng.

Namun saya juga ingin menyampaikan kritik terhadap para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa yang tidak merespon tantangan yang diberikan oleh Lo Ban Teng. Apakah tidak ada seorang pun yang mampu membela harga diri bangsanya ? Padahal dalam sejarah beberapa guru besar yang pernah hidup di jaman itu disebutkan bahwa mereka pernah mengalahkan jago-jago kuntau dari China namun tanpa menyebutkan nama dan aliran dari lawannya.

Pada masa pendudukan Belanda, penduduk Indonesia di bagi menjadi tiga :
1.   Penduduk kelas satu, bangsa Eropa
2.   Penduduk kelas dua, bangsa Timur Asing
3.   Penduduk pribumi

Adanya perbedaan yang dibuat oleh penjajah dimaksudkan untuk memecah-belah persatuan yang ada di masyarakat jajahannya. Padahal jauh sebelumnya telah ada hubungan yang baik antara bangsa pribumi dengan bangsa pendatang termasuk orang-orang Tionghoa.

Ada beberapa catatan menarik bagi saya mengenai pengaruh seni beladiri China terhadap pertumbuhan seni beladiri di tanah air. Misalnya perkembangan pencak silat atau maen pukulan di daerah Betawi yang dipengaruhi oleh seni beladiri China. Silat Beksi merupakan seni beladiri yang berasal dari Negeri China yang dibawa pertama kalinya ke Indonesia (Batavia.red) oleh seorang guru keturunan China yang bernama “ Lie Ceng Oek” yang bermukim dan bertempat tinggal di daerah Dadap, Tangerang. Hingga saat ini hubungan silahturami antara Perguruan Pencak Silat BEKSI dengan keluarga besar Lie Ceng Oek tetap terjaga melalui pertemuan yang diadakan setiap tahun. Lalu ada pula Silat Kwitang yang dalam sejarahnya mendapat pengaruh dari seorang ahli beladiri asal China ”Kwee Tang Im” , yang kemudian namanya juga dijadikan nama daerah tersebut. Kedua Silat ini lalu berkembang dan menjadi bagian budaya Betawi yang dapat dibanggakan.

Banyaknya hal yang dapat memicu perselisihan dan stereotipe etnis terhadap kaum minoritas harus dihindari. Dengan adanya interaksi antara semua lapisan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan seni beladiri pencak silat di Indonesia akan tercipta rasa persatuan dan persaudaraan yang kuat antar elemen bangsa. Lalu bagaimana dengan kontribusi ahli beladiri China lainnya yang hidup dan tinggal di Indonesia ? Saya harap adanya respon mengenai tulisan ini.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: adi_sa35 on 29/06/2007 10:31
Hi salam kenal Mas,
sebenernya ga tau persis kenapa tantangannya ga dibalas   :D  , tapi biasanya mereka (ahli beladiri di tanah Jawa waktu itu) punya alasan sendiri kenapa seperti itu, karena referensinya jg berbeda dengan kita yg hanya membaca dari sejarah tanpa mengalami langsung, mungkin ada sesuatu yg off the record :d yg terjadi waktu itu.
biasanya kalau guru2 besar itu kalau menjalani pertarungan itu suka diam gak banyak omong dan publikasi, yg suka ember itu biasanya muridnya. :)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: kisawung on 29/06/2007 10:55
Saya pribadi pernah berjumpa dengan beberapa orang murid2 Lo Ban Teng
entah apakah mereka itu level murid langsung ataukah  level cucu murid  :)

namun yang jelas, akibat dari diskusi kepada mereka, sedikit banyaknya,
aku jadi tahu tentang salah satu tokoh kuntaw dahulu yg termasyhur di Indonesia

namun cerita dari Bang Ajad, sungguh merupakan informasi yang baru buatku
dan memang harus diakui, masa itu sebenarnya bukan hanya Lo Banteng saja,
yang mengadakan acara semacam tjing pie say..

bukankah di Pasar Gambir juga pernah diadakan acara Tanding Terbuka
dimana boleh saling menguji coba (alias duel) diantara para tokoh beladiri
disamping juga diadakan kontes adu kemampuan semacam atraksi spektakuler

nah setahu saya lagi ialah, terjadi tiga jenis kondisi saat itu..

-kondisi pertama ialah Uji tanding yang diadakan perseorangan ( utk ego )
-kondisi kedua ialah Uji tanding yang diadakan kompeni ( utk mencari centeng )
-kondisi ketiga ialah kondisi duel tanpa terduga di tengah "acara keramaian"
dan atau di tengah acara keseharian

nah seperti yang Bang Ajad katakan dlm suatu pertanyaan, saat mana para tokoh
pencak silat berhasil mengalahkan tokoh dari kuntaw, "ialah saat kondisi ketiga.."
dimana cerita ini berdasar sejarah antara lain:
- sejarah aliran Gerak Rasa/ulin makao Banten
- sejarah aliran Cikalong
- sejarah aliran Margaluyu
- dll.

ada pula kondisi duel yang tidak pernah terexpose, dan ini paling banyak terjadi..
karena seperti yang Bang Ajad katakan lagi, masing2 tokoh akhirnya saling mengangkat persahabatan dan persaudaraan  [top]


btw... Bang Ajad, saya mau tanya neh

apakah Lo Ban Teng dapat dianggap sebagai tokoh Pencak silat juga... ???

jika tidak, rencananya thread Bang Ajad akan saya pindahkan ke Forum Diskusi Umum
sebab alasan, ialah karena disini khusus Thread Forum Tokoh Pencak Silat

terima kasih
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Sosro_Birowo on 29/06/2007 11:35
Betul Kisawung,

mungkin lebih cocok ke thread umum, atau aliran lain ...

...
thanks
SB
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: parewa on 29/06/2007 11:39
informasi yg menarik.... ::)
tapi setuju dg kisawung, sebaiknya lokasinya dipindah aja...

Bagi yg pernah belajar kuntao Lo Ban Teng, kasih masukan dong.... ^:)^
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: takomuda on 29/06/2007 17:27
Bener kate bang adi...!!!  x-))  coba pikirin kenape orang jawa kalo bawa keris itu selalu dibelakang..beda banget ame orang dari daerah laen....( nahhhh...terjemahin deh..) ::)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: castromariachi on 30/06/2007 07:48
Lo Ban Teng si jago Ngo CHo Kun/Go Cho kun / 5 ancestors fists/ tinju 5 leluhur

lumayan kesohor jugak nih diluaran negri sono,

mungkin karena pengumumannya pake bahasa cina jadi ga ada pendekar pribumi yang dateng karena ga ngerti  :-\
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: dsbasuki on 04/07/2007 19:05
... Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: "Bwee Pa, Tju Li Lay" (Kalau mau coba, silahkan muncul), "Kia Sia Em Tang Lay" (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), "Pa Sie Ka Tie Tay" (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah Jawa.

Salam semuanya...
Hanya berandai-andai... tidak ada maksud apa pun...
Kalo misalnya pada masa yang sama, seorang Pendekar Silat dari Jawa yang sudah terkenal pilih tanding dan tanpa pernah kalah, kemudian pasang woro-woro di Negeri Cina dengan tulisan huruf Jawa, yang kira-kira bunyinya: "Sopo sing wani lan sopo sing sekti, ayo dibuktino nang kene. Jalma moro jalma mati."

Kira-kira, ada nggak ya para ahli beladiri Cina itu yang menanggapinya?  ::)
Just curious...
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: dsbasuki on 04/07/2007 19:30
Bagi yg pernah belajar kuntao Lo Ban Teng, kasih masukan dong.... ^:)^

Salam,
Saya bukan praktisi kuntao Lo Ban Teng. Seingat saya, salah satu keturunan Lo Ban Teng ada yang buka praktik di daerah Dewi Sartika Jakarta. Entahlah kalau sudah pindah. Tak tahu juga apakah beliau juga belajar ilmu beladirinya atau hanya belajar ilmu pengobatannya saja.

Seperti posting yang lainnya, Lo Ban Teng adalah salah seorang ahli Ngo Co Kun dari Fukkien. Silakan baca di: http://www.hokkian-siauwlim.com/LBTgb.html

Salam,
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 05/07/2007 07:38
Walaupun Lo Ban Teng bukan tokoh silat, namun seperti tokoh-tokoh beladiri kuntau lainnya yang pernah ada di Indonesia, mereka turut mempengaruhi perkembangan dunia persilatan di tanah air. Seperti adanya tantangan kepada ahli beladiri di tanah Jawa yang tak mendapat respon sama sekali.
Bagi saya tidak masalah kalau thread ini dipindahkan ke Forum Diskusi Umum, tetapi semoga ada masukkan yang dapat memberikan pemahaman yang benar mengenai pengaruh ahli beladiri kuntau di Indonesia.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Abu Zakka on 05/07/2007 16:47
Silat Kwitang[/b] yang dalam sejarahnya mendapat pengaruh dari seorang ahli beladiri asal China ”Kwee Tang Im” , yang kemudian namanya juga dijadikan nama daerah tersebut.

Maaf Bangajad, sepengetahuan saya sih, Bapak Zakaria guru besar Mustika Kwitang gak setuju dengan sejarah ini, bisa di baca di bukunya Oom O'ong maryono Pencak Silat merentang Zaman. ;)

Tapi mengenai pengaruh Kung Fu/Kuntau terhadap perkembangan Pencak Silat di Indonesia, saya setuju bahwa banyak aliran silat atau Perguruan silat yang banyak terpengaruh olah Kuntau/Kung Fu.

Sebut saja Bangau Putih, Perisai Diri, Ulin Makau, Kera Sakti, Beksi, Persinas Asad dll. Penyesuaiannya bisa dilihat dari nama-nama gerakan/jurus yang dirubah menjadi istilah Indonesia/Sunda/Betawi sesuai asal daerah silat yang bersangkutan, sedangkan geraknya (sepengetahuan yang saya pelajari) tidak banyak berubah. [kecut]
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 06/07/2007 19:49
Informasi mengenai nama daerah Kwitang saya dapat dari salah satu majalah beladiri yang pernah saya baca, kalo tidak salah majalah Duel atau Jurus namun referensi itu sudah hilang. Yang pasti dalam pemaparannya mengenai silat Kwitang disebutkan bahwa dahulu pernah ada seorang ahli kuntau dari Cina yang datang ke Betawi bernama Kwee Tang Im dengan maksud menantang para Jago dan para Jagoan yang ada (dalam budaya Betawi antara Jago dan Jagoan memiliki definisi berbeda). Tak seorang pun yang dapat menandingi kemampuan ahli kuntau tersebut, sampai akhirnya ia berhadapan dengan seorang Jago beraliran putih (namanya lupa). Ia pun mengakui kehebatan lawannya dan meminta agar dapat belajar kepada orang tersebut. Orang Cina itu juga kemudian masuk agama Islam. Karena ketenarannya, namanya lalu dijadikan nama daerah tersebut.

Wallahu alam.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Sosro_Birowo on 12/07/2007 13:50
lanjut ya soal Lo Ban Teng ini..

menurut terawangan mbah gugel, ada tulisan dari AT , diambil dari :
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2006-02/msg00027.html


Lo Ban Teng (Riwayat Singkat)



Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Ayahnya bernama Lo Ka Liong yang memiliki toko arak " Kim Oen Hap", Ia sendiri berasal dari Eng-teng,sebuah kota lain dalam propinsi Hok-kian

Ban Teng yang perawakannya kokoh-kekar semenjak kecil, seorang anak yang 'nakal'. Ketika Ia berusia kira-kira 17 tahun, ayahnya mengirimnya ke Indonesia untuk tinggal di rumah saudara misannya (chin-thong) di kampung Selan, Semarang. Ban Teng tidak kerasan dan hanya berdiam 7 bulan, Ia kembali ke Tiongkok.

Pada usia 19 tahun Ban Teng dikawinkan ayahnya dengan seorang gadis dari Eng-Teng bernama Lie Hong Lan. Dari perkawinan ini ia memperoleh seorang puteri yang dinamakannya Lo Lee Hoa. Ia juga mengangkat seorang anak lelaki untuk m enyambung marganya dan dinamakan Lo Siauw Eng.

Ayah dan Ibunya meninggal dunia ketika Ban Teng berusia 23 tahun
Guru silat Ban Teng bernama Yoe Tjoen Gan, seorang antara 5 murid terbaik dari  ahli silat Tjoa Giok Beng dari Coan-ciu, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Yoe Tjoen Gan adalah seorang pembuat bongpay. Ia meninggal ketika Ban Teng berusia 27 tahun dan mewarisan kepada BanTeng sejilid buku resep-resep obat dan sejilid buku tentang ilmu silat Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang dari kulit yang sampai sekarang masih disimpan para ahli waris Ban Teng).

Ban Teng juga dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat berwajah putih).
Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng datang kembali ke Semarang - Indonesia di tahun 1927 saat ia berusia kira2 41 tahun.Ia mengajak seorang kemenakannya Bernama Lim Tjioe Kang (belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia) yg dititipkan pada Su-siok Lo Ban Teng yaitu sin-she Sim Yang Tek di Singapura (Sampai sekarang dalam kalangan persilatan disana)

Belum lama bermukim di Semarang Ban Teng kecantol Go Bin Nio seorang gadis yg ramah halus budi bahasanya. Kemudian nona ini menjadi nyonya Lo yg kedua. Di Tiongkok Ban Teng punya seorang istri dan seorang anak perempuan bernama Lee Hwa.

Setahun kemudian lahir anak pertama dan diberi nama Siauw Hong. Ban Teng bersembahyang kepada arwah gurunya Yoe Tjoen Gan bahwa anak pertamanya diberi marga sesuai gurunya Yoe. Yoe Siauw Hong kemudian hari diserahkan kepada istri pertama Ban Teng di Tiongkok.Lo Ban Teng dari istrinya Go Bin Nio memiliki 12 anak tidak termasuk Lee Hwa dan Siauw Eng .Anak ke 2 Lo Siauw Gok (1931), ke3 Siauw Bok (1934) ke 4 Siauw Tiauw. Tahun 1938 Ban Teng pindah ke Jakarta dan tinggal bersama sin she Lo Boen Lioe (juga jago kun-thao) di Kongsi Besar. anak ke 5 Siauw Loan , ke 6 Siauw Gim, ke 7 Siauw Tjoen, ke 8 Siauw Ling (1943), ke 9 Siauw Tjiok (194 7), ke 10 Siauw Tjioe (1949) , ke 11 Siauw Koan (1952), ke 12 Siauw Nyo (1955).

Lo Ban Teng meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun.
Lo Siauw Gok menjadi ahli waris dan penerus kemahiran silat dan pengobatan dari ayahnya. Informasi terakhir sebagian anak cucu Lo Ban Teng tinggal di pinggiran Jakarta di perumahan "Modernland" - Tangerang.
 
makasih,
 
AT
 ====

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Sosro_Birowo on 12/07/2007 13:55
daku paling demen komentarnya Eryanto soal Lo Ban Teng ini..
Karena kupikir kita pun bisa belajar dari Ery, yang belajar dari Lo Ban Teng, maka kukutipkan sedikit tulisan beliau dari : http://jalanpetarung.blogspot.com/2006/06/artikel-lo-ban-teng-membumikan-mitos.html.

Salut utk tulisan ini  [top] [top], salut utk kang Ery ^:)^ ^:)^

Dengan judulnya:

Monday, June 26, 2006
Artikel: Lo Ban Teng Membumikan Mitos
.....
.....
....

Untuk kisah lengkap tentang Lo Ban Teng, silahkan buka:

http://www.hokkian-siauwlim.com/LBTgb.html
....

Terlepas dari berbagai kekurangan dirinya sebagai manusia biasa, Lo Ban Teng diakui kehebatannya sebagai ahli kuntao yang hebat di tanah jawa maupun di tiongkok. Selain itu juga ia dikenal sebagai master kungfu yang sangat jujur dan apa adanya

Beberapa kejujurannya sempat tercatat dalam dialog tanya jawabnya antara lain adalah bahwa:

1. Ketika ditanya apakah sesorang bisa melompat setinggi atap rumah sebagaimana sering diceritakan orang-orang, Lo Ban Teng menjelaskan bahwa tanpa bantuan alat, seorang manusia mau latihan sekeras apapun tidak akan bisa melompat lebih tinggi dari tinggi badannya sendiri. Mahluk yg bisa melakukan hal demikian hanyalah mahluk yg memiliki kaki dengan lutut terbalik seperti kucing, anjing dll. Ia menegaskan bila ada yg mengatakan mampu melompat setinggi atap maka ia bohong. Kalau semudah itu maka ia bisa jual tiket dan menghasilkan banyak uang.

2. Ketika ditanya apakah benar seorang guru beladiri yg jago tidak bisa kena pukul dalam sparring, dan apabila terkena pukul maka ia kurang jago. Lo Ban Teng manjawab bahwa seorang guru yang memberi kesempatan secara serius kepada muridnya untuk menyerang bisa saja kena pukul. Lo Ban Teng bahkan menganalogikan seorang ahli boxing, sebagaimanapun jagonya, tidak ada yg tidak pernah kena pukul, pasti bisa kena pukul.

3. Ketika ditanya apakah ada gunanya belajar ilmu Thiam Hwee Kin alias ilmu totokan (pressure point) untuk beladiri, Lo Ban Teng tertawa dan menjawab kalau saja semudah itu maka seseorang bisa saja menotok seorang kaya dan mengambil uangnya. Ia menjelaskan bahwa benar ada bagian-bagian lemah pada tubuh manusia seperti tenggorokan, otot dll dan bila kena pukul di bagian-bagian ini orang bisa keok. Namun demikian mustahil untuk bisa menerapkan ini dalam pertarungan karena menurut ilmu pengobatan cina, untuk menghasilkan efek yg diinginkan ada masalah waktu dan aliran darah yg harus ditentukan, terlebih lagi sangat sulit untuk menyerang titik-titik ini dalam pertarungan sesungguhnya.

4. Lo Ban Teng juga menegaskan bahwa tidak benar bahwa orang bisa bertarung selama berjam-jam tanpa henti dan tidak benar bahwa ada orang yang bisa berlari secepat kuda. Ia juga menegaskan bahwa ilmu meringankan tubuh Hwi Heng Sut tidaklah eksis.

5. Menjawab pertanyaan apakah mungkin melatih jari jemari sehingga kuat menembus dinding, Lo Ban Teng menjawab bahwa hal tersebut mustahil. Jari bisa saja kuat, namun kuku-nya akan selalu patah secara menyakitkan.

Kejujuran selalu bermakna dan tak pernah lekang oleh waktu. Catatan ini sangatlah berharga karena jarang sekali seorang ahli kungfu sekaliber Sin She Lo Ban Teng bicara blak-blakan seperti ini.

Semoga catatan ini bisa berguna untuk membuka pikiran orang-orang yang masih terbuai berbagai mitos dalam senibeladiri.

Bwee Pa, Tju Li Lay !!!

gemetar saya membacanya

semoga bermanfaat

sumber:

http://www.hokkian-siauwlim.com/LBTgb.html
http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg06162.html
===
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 21/08/2007 13:05
Artikel: Lo Ban Teng Membumikan Mitos dari Jalanpetarung.blogspot.com merupakan inspirasi diskusi ini. Perjalanan hidup ahli beladiri dari warga keturunan sangat menarik untuk diketahui sebagai gambaran bagaimana pandangan hidup mereka sebagai bagian tak terpisahkan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Tulisan ini sebenarnya dimaksudkan agar mendapat feed back dari pihak yang berkaitan dengan perjalanan hidup Lo Ban Teng. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar kepedulian warga keturunan terhadap masyarakat dan seni budaya Indonesia, khususnya Pencak Silat.

Siapa yang mau meluruskan....?
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: gehan on 23/08/2007 16:55
 [top] ^:)^ [top]
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 25/09/2007 13:49
Apa kabar semua?
saya orang baru disini

saya juga menekuni beberapa beladiri. antara lain kungfu.
saya mempelajari kungfu Duan Quan. Kungfu itu hampir punah, seiring masa damai di China.
Dulu sering dipakai oleh organisasi2 rahasia yang menggulingkan kerajaan. asalnya dari hebei, dekat henan (yang ada biara Shaolinnya itu loh). menurut kakek guru saya memang biksu shaolin yang mengajarkannya. sekarang tidak lebih dari 300 orang yang menguasainya di seluruh dunia. karena setiap generasi hanya 1-2 orang saja yang diturunkan. beruntung, saya sebagai keturunan ke-5 pewarisnya, bisa mewarisinya, walaupun masih tahap belajar.

mengenai sinshe Lo Ban Teng, beliau memiliki nadi aliran Shaolin Ho Yang, dan Ngo Co Kun (Wu Zu Quan). Garis nadi keturunan ilmunya adalah, beliau menurunkan seluruh ilmunya secara sempurna kepada sifu Lo Siaw Gok (anak keduanya). dan Sifu Lo Siaw Gok menurunkannya secara sempurna ke Sifu Lo Hak Loen. Sifu Lo Hak Loen adalah anak dari Sifu Lo Siaw Gok, sedang berusaha mengembangkan aliran ini. aliran ini sangat dahsyat. memadukan unsur kekuatan, yin dan yang, kebulatan tekad dan semangat, serta latihan yang berat. nayangkan saja. anak-anak kecil saja tenaganya hampir seperti orang dewasa. beruntung bagi saya, saya diterima latihan dengan Sifu Lo Hak Loen, yang merupakan pewaris resmi dari aliran ini.

Sifu Lo Hak Loen sekarang memiliki 5 tempat latihan.

teman-teman, waspadalah bagi yang mau latihan. jangan sampai ada yang mengaku-ngaku aliran Lo Ban Teng, padahal hanya bohongan, atau memang pernah belajar, tapi tidak atau belum menerima sertifikasi latihan. karena setiap aliran kung fu, hanya murid yang dianggap setia, berbakat, sehat jiwa dan raga saja yang diberi mandat untuk meneruskan aliran.

semoga informasi ini berguna.

bagi yang mau bertanya lebih lanjut,
email saya di iwanto_chen@yahoo.com
atau HP (021) 6874 8743.

terima kasih.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: parewa on 25/09/2007 14:56
Apa kabar semua?
saya orang baru disini

saya juga menekuni beberapa beladiri. antara lain kungfu.
saya mempelajari kungfu Duan Quan. Kungfu itu hampir punah, seiring masa damai di China.
Dulu sering dipakai oleh organisasi2 rahasia yang menggulingkan kerajaan. asalnya dari hebei, dekat henan (yang ada biara Shaolinnya itu loh). menurut kakek guru saya memang biksu shaolin yang mengajarkannya. sekarang tidak lebih dari 300 orang yang menguasainya di seluruh dunia. karena setiap generasi hanya 1-2 orang saja yang diturunkan. beruntung, saya sebagai keturunan ke-5 pewarisnya, bisa mewarisinya, walaupun masih tahap belajar.

mengenai sinshe Lo Ban Teng, beliau memiliki nadi aliran Shaolin Ho Yang, dan Ngo Co Kun (Wu Zu Quan). Garis nadi keturunan ilmunya adalah, beliau menurunkan seluruh ilmunya secara sempurna kepada sifu Lo Siaw Gok (anak keduanya). dan Sifu Lo Siaw Gok menurunkannya secara sempurna ke Sifu Lo Hak Loen. Sifu Lo Hak Loen adalah anak dari Sifu Lo Siaw Gok, sedang berusaha mengembangkan aliran ini. aliran ini sangat dahsyat. memadukan unsur kekuatan, yin dan yang, kebulatan tekad dan semangat, serta latihan yang berat. nayangkan saja. anak-anak kecil saja tenaganya hampir seperti orang dewasa. beruntung bagi saya, saya diterima latihan dengan Sifu Lo Hak Loen, yang merupakan pewaris resmi dari aliran ini.

Sifu Lo Hak Loen sekarang memiliki 5 tempat latihan.

teman-teman, waspadalah bagi yang mau latihan. jangan sampai ada yang mengaku-ngaku aliran Lo Ban Teng, padahal hanya bohongan, atau memang pernah belajar, tapi tidak atau belum menerima sertifikasi latihan. karena setiap aliran kung fu, hanya murid yang dianggap setia, berbakat, sehat jiwa dan raga saja yang diberi mandat untuk meneruskan aliran.

semoga informasi ini berguna.

bagi yang mau bertanya lebih lanjut,
email saya di iwanto_chen@yahoo.com
atau HP (021) 6874 8743.

terima kasih.

Selamat bergabung Mas Red Hawk....

Jadi inget dulu waktu kecil di padang... di sebelah rumah persis ada guru kuntao dan selalu ngajak2 ikutan latian... tapi dasar gak jodoh... gak pernah kesampaian...

Boleh dong di-share metode kungfu Duan Quan-nya....

Oh ya, ane dari dulu rada bingung, yg disebut kuntao itu sejenis aliran kungfu, atau jaman dulu setiap jenis beladiri dari China selalu disebut dg kuntao..?

Salam.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: DasaMan on 26/09/2007 11:04
Oh ya, ane dari dulu rada bingung, yg disebut kuntao itu sejenis aliran kungfu, atau jaman dulu setiap jenis beladiri dari China selalu disebut dg kuntao..?

Dari wikipedia.

http://en.wikipedia.org/wiki/Kuntao

Kuntao is a term from the Hokkien Chinese dialect meaning Way of the Fist (similar to Chuan Fa, or Fist Technique). Purely Chinese kuntao styles exist in China and Taiwan, but kuntao styles have been spread for centuries by merchants and other travelling Chinese people. You can find kuntao styles in Indonesia, Malaysia (particularly Borneo), the Philippines (where it is often called Kuntaw), Singapore, as well as in some other countries. Some kuntao styles were not changed but many were. This happened because the styles had to be adapted to a new environment, fighting in different terrain, fighting local styles, defending or fighting with local weapons. Most Indonesian kuntao styles began to integrate techniques from Silat styles and some even changed their name from "kuntao" to "silat". For example, Liu Seong Kuntao is a hybrid kuntao-silat system.

Jadi kita bilang 'kuntao' itu sama seperti kita bilang 'silat' atau bahkan 'gulat'
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 26/09/2007 12:05
to . Mas Parewa.

Kuntao adalah salah satu nama kungfu. banyak banget nama yang lain. seperti Guo Shu, Qin Na, Tui Shou, Wu Gong, Wu Shu, dll. Istilah Kung Fu baru dipakai di era tahun 70 - 80 an. setiap dinasti punya karakter beladirinya sendiri. ada yang menyerupai sumo, ada yang menyerupai tinju, dll. menurut saya Kuntao adalah Kungfu juga, cuma sudah dimodifikasi sama pakarnya sesuai keadaan daerah tersebut. contohnya adalah Ngo Co Kun, Pek Ho, Okinawan Karate (leluhur karate) juga menyerupai Kuntao. Istilah Kuntao banyak dipakai di Indonesia. Mungkin itu bahasa Hokkian. karena banyak praktisi yang berasal dari Fu Jian, Tiongkok selatan. Contoh Kungfu adalah Duan Quan, Tai Chi, Ba Gua, Ba Ji, Shao Lin Quan, E Mei, Di Tang, dll. di Jakarta hati-hati memilih perguruan. banyak yang berorientasi uang. pilih yang masih asli. Saya sudah survey beberapa tempat. dan telah menemukan beberapa tempat yang masih mengajar metode latihan yang asli (bukan mengajar teknik kembangan atau membuat dan mengambil teknik bela diri lain), seperti Jujitsu, Lo Ban Teng, Duan Quan, dan Kungfu-kungfu yang lain. Cuma susahnya mereka sering menutup diri. Untuk saya berjodoh latihan disana setelah berjuang membujuknya. dan saya latihan tidak dikenakan biaya yang mahal alias nyaris gratis.hahaha
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 09/10/2007 01:26
lanjut ya soal Lo Ban Teng ini..

menurut terawangan mbah gugel, ada tulisan dari AT , diambil dari :
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2006-02/msg00027.html


Lo Ban Teng (Riwayat Singkat)



Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Ayahnya bernama Lo Ka Liong yang memiliki toko arak " Kim Oen Hap", Ia sendiri berasal dari Eng-teng,sebuah kota lain dalam propinsi Hok-kian

Ban Teng yang perawakannya kokoh-kekar semenjak kecil, seorang anak yang 'nakal'. Ketika Ia berusia kira-kira 17 tahun, ayahnya mengirimnya ke Indonesia untuk tinggal di rumah saudara misannya (chin-thong) di kampung Selan, Semarang. Ban Teng tidak kerasan dan hanya berdiam 7 bulan, Ia kembali ke Tiongkok.

Pada usia 19 tahun Ban Teng dikawinkan ayahnya dengan seorang gadis dari Eng-Teng bernama Lie Hong Lan. Dari perkawinan ini ia memperoleh seorang puteri yang dinamakannya Lo Lee Hoa. Ia juga mengangkat seorang anak lelaki untuk m enyambung marganya dan dinamakan Lo Siauw Eng.

Ayah dan Ibunya meninggal dunia ketika Ban Teng berusia 23 tahun
Guru silat Ban Teng bernama Yoe Tjoen Gan, seorang antara 5 murid terbaik dari  ahli silat Tjoa Giok Beng dari Coan-ciu, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Yoe Tjoen Gan adalah seorang pembuat bongpay. Ia meninggal ketika Ban Teng berusia 27 tahun dan mewarisan kepada BanTeng sejilid buku resep-resep obat dan sejilid buku tentang ilmu silat Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang dari kulit yang sampai sekarang masih disimpan para ahli waris Ban Teng).

Ban Teng juga dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat berwajah putih).
Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng datang kembali ke Semarang - Indonesia di tahun 1927 saat ia berusia kira2 41 tahun.Ia mengajak seorang kemenakannya Bernama Lim Tjioe Kang (belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia) yg dititipkan pada Su-siok Lo Ban Teng yaitu sin-she Sim Yang Tek di Singapura (Sampai sekarang dalam kalangan persilatan disana)

Belum lama bermukim di Semarang Ban Teng kecantol Go Bin Nio seorang gadis yg ramah halus budi bahasanya. Kemudian nona ini menjadi nyonya Lo yg kedua. Di Tiongkok Ban Teng punya seorang istri dan seorang anak perempuan bernama Lee Hwa.

Setahun kemudian lahir anak pertama dan diberi nama Siauw Hong. Ban Teng bersembahyang kepada arwah gurunya Yoe Tjoen Gan bahwa anak pertamanya diberi marga sesuai gurunya Yoe. Yoe Siauw Hong kemudian hari diserahkan kepada istri pertama Ban Teng di Tiongkok.Lo Ban Teng dari istrinya Go Bin Nio memiliki 12 anak tidak termasuk Lee Hwa dan Siauw Eng .Anak ke 2 Lo Siauw Gok (1931), ke3 Siauw Bok (1934) ke 4 Siauw Tiauw. Tahun 1938 Ban Teng pindah ke Jakarta dan tinggal bersama sin she Lo Boen Lioe (juga jago kun-thao) di Kongsi Besar. anak ke 5 Siauw Loan , ke 6 Siauw Gim, ke 7 Siauw Tjoen, ke 8 Siauw Ling (1943), ke 9 Siauw Tjiok (194 7), ke 10 Siauw Tjioe (1949) , ke 11 Siauw Koan (1952), ke 12 Siauw Nyo (1955).

Lo Ban Teng meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun.
Lo Siauw Gok menjadi ahli waris dan penerus kemahiran silat dan pengobatan dari ayahnya. Informasi terakhir sebagian anak cucu Lo Ban Teng tinggal di pinggiran Jakarta di perumahan "Modernland" - Tangerang.
 
makasih,
 
AT
 ====



Kurang lengkap mas. guru kakek guru saya Lo Banteng ada 4 orang. 3 lagi adalah kakak seperguruan guru yang anda sebut. Saya sendiri murid cucunya Sinshe Lo Ban Teng, anak Sinshe Lo Siaw Gok, yaitu Lo Hak Loen yang anda sebutkan berada di Modern land, tangerang. beliau memiliki 5 tempat latihan, dan sekarang sedeang meluaskan perguruan.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 10/10/2007 23:42
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?

Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 11/10/2007 09:04
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?

Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.

mengenai hal itu saya akan mencoba untuk menanyakannya sendiri kepada cucu Lo ban Teng. tunggu saja yah jawabannya. soalnya dari buku-buku yang saya baca, saya tidak menemukan kutipan bahwa beliau menantang. saya juga penasaran. jawabannya kalau gak rabu depan, minggu depan yah. Thanks mas
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 11/10/2007 09:48
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?

Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.

Bang ajad, saya mau ngelurusin sedikit mengenai hal PIbu
cerita dari keturunannya begini.
Saat itu Lo Ban Teng yang berada di China di panggil oleh temannya dari Semarang. Lo Ban teng memiliki banyak keluarga disana. Pemanggilan itu bertujuan untuk menghadapi Petinju barat yang bertandang di Semarang dan berbuat ulah di kampung saudaranya itu. karena merasa kewajiban, maka Lo Ban Teng datang ke Nusantara. dan menantang petinju itu secara resmi.jadi bukannya pesilat jawa, karena Lo Ban Teng memiliki banyak teman di Pulau Jawa. . makanya dibuat panggung itu. Karena petinju itu tidak datang, maka Lo Ban Teng menutup panggungnya.ternyata petinju itu sudah kembali ke negerinya. waktu di semarang, Lo Ban Teng melihat banyak penduduk yang menderita dan hanya memakai karung Goni, jadi beliau secara diam-diam memakai dana pribadi untuk membeli baju dan disalurkan ke semarang. karena kalau ketahuan Belanda, beliau akan ditangkap. Di semarang, beliau berbaur dan dan menikah dengan gadis di Semarang.

mengenai perjuangan sendiri, bukan nya Lo Ban Teng gak mau bantu, tapi beliau adalah orang asing yang baru
datang, yang tidak tahu menahu tentang politik yang sedang berkembang, jadi beliau tidak bisa turun tangan sembarangan. mengenai tulisan itu, sebenarnya, dari sejarahnya, coba anda lihat lagi, Lo Ban Teng adalah orang yang gemar menimbah ilmu, saat itu beliau sangat tertarik dengan ilmu silat tanah jawa, tapi karena saat itu beliau tidak menemukan pendekar yang bersedia berbagi ilmunya, atau mungkin juga seperti yang anda katakan, saat itu jaman perjuangan, jadi para pendekar banyak yang berjuang, jadi tidak ada yang menjawabnya.
Beliau juga mengadakan tur barongsai keliling untuk menimbah ilmunya, dan tidak bermaksud untuk menghina dengan tulisan seperti tulisan anda.

Cerita mengenai Lo ban Teng banyak di putar balikkan. hanya keturunannya yang tahu. harap anda jangan terlalu cepat mengambil keputusan. karena banyak ahli kung fu yang dikalahkan Lo Ban Teng. dan menaruh dendam, bahkan sampai keturunannya sekarang. jadi, kami selaku penerusnya akan selalu memberikan informasi secara terbuka kepada anda semua.
mengenai sharing teknik, anda bisa lihat di bagian lain, saya terbuka kok untuk hal-hal seperti ini.
karena saya menganggap semua praktisi bela diri adalah satu keluarga. maaf bila kata-kata saya kurang berkenan.terima kasih. semoga kita bisa bersahabat.salam
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Java on 11/10/2007 10:25

Lihat saja pemberontakan yang dilakukan orang Tionghoa di batavia, yang menyebabkan seorang pejabat belanda mati?
Tahukah anda pemberontakkan itu juga didukung oleh orang-orang Jawa,
dan tahukah anda 2000 orang pasukan itu dihancurkan oleh Belanda dan orang-orang Tionghoa yang lari disembunyikan oleh legiun jawa.
Itu fakta sejarah mas. mungkin di Indonesia itu gak dipublikasikan. tapi kalau anda ke Belanda, contohnya ke Leiden, disana terungkap jelas mas.

saya harap semua yang saya katakan berkenan di hati mas. karena tidak semua ahli suka pibu dan banyak juga ahli yang berjuang dan gugur demi bangsa Indonesia yang tercinta ini.

Di dunia Bela diri, Kita semua keluarga


Salam silat,

Wah semangat sekali, tenang mas Red Hawk.

Mengenai fakta sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia banyak orang-orang Jawa yg tahu kok (yg gak tahu hrs malu ngaku orang Jawa). Itukan sejarah yg terjadi sekitar abad 18. Pemberontakan orang-orang Tionghoa bersama keluarga kerajaan yg tdk puas merembet sampai ke Kraton Kartasura yg pro voc dan berakibat dipecahnya kerajaan menjadi dua, yaitu : Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta.
Saat pemberontakan terjadi raja Kartasura melarikan diri ke daerah Ponorogo dan baru kembali setelah di sepakatinya perjanjian Giyanti.

Jadi sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa dan orang-orang Jawa terhadap Belanda memang tdk hilang & dilupakan! Sampai sekarang sejarah tersebut tetap diingat & bisa di baca oleh siapapun yg berminat.

Soal pibu dan perjuangan melawan penjajahan Belanda adalah dua hal yang berbeda yg tidak ada hubungan sama sekali. Pibu hanyalah istilah bhs China yg juga dilakukan oleh ahli-ahli bela diri pribumi. Cuma istilahnya saja lain. Orang Jawa menyebutnya sebagai njajal ngelmu. Pibu atau njajal ngelmu memiliki esensi yang sama yaitu saling mencoba kemampuan untuk melihat sampai dimana keunggulan masing-masing. Jadi tdk tepat idiom pibu sama dg budaya Tionghoa yg dikaitkan dg sikap tidak Nasionalis. Ahli-ahli bela diri pribumi sendiri banyak yg sering saling mencoba ilmu,  toh mereka tdk diidentikkan tdk loyal pada Negara?

Setuju, mari pererat persaudaraan melalui dunia bela diri.  [top]
   
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 11/10/2007 13:11
Quote

Salam silat,

Wah semangat sekali, tenang mas Red Hawk.

Mengenai fakta sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia banyak orang-orang Jawa yg tahu kok (yg gak tahu hrs malu ngaku orang Jawa). Itukan sejarah yg terjadi sekitar abad 18. Pemberontakan orang-orang Tionghoa bersama keluarga kerajaan yg tdk puas merembet sampai ke Kraton Kartasura yg pro voc dan berakibat dipecahnya kerajaan menjadi dua, yaitu : Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta.
Saat pemberontakan terjadi raja Kartasura melarikan diri ke daerah Ponorogo dan baru kembali setelah di sepakatinya perjanjian Giyanti.

Jadi sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa dan orang-orang Jawa terhadap Belanda memang tdk hilang & dilupakan! Sampai sekarang sejarah tersebut tetap diingat & bisa di baca oleh siapapun yg berminat.

Soal pibu dan perjuangan melawan penjajahan Belanda adalah dua hal yang berbeda yg tidak ada hubungan sama sekali. Pibu hanyalah istilah bhs China yg juga dilakukan oleh ahli-ahli bela diri pribumi. Cuma istilahnya saja lain. Orang Jawa menyebutnya sebagai njajal ngelmu. Pibu atau njajal ngelmu memiliki esensi yang sama yaitu saling mencoba kemampuan untuk melihat sampai dimana keunggulan masing-masing. Jadi tdk tepat idiom pibu sama dg budaya Tionghoa yg dikaitkan dg sikap tidak Nasionalis. Ahli-ahli bela diri pribumi sendiri banyak yg sering saling mencoba ilmu,  toh mereka tdk diidentikkan tdk loyal pada Negara?

Setuju, mari pererat persaudaraan melalui dunia bela diri.  [top]
   

terima kasih atas dukungannya mas. :)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 11/10/2007 13:21
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?

Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.

Mas, saya tadi ada kontak Lo Hak Loen, Cucunya Lo Ban Teng. beliau bilang karena sejarah Lo Ban Teng sendiri simpang siur, ada baiknya bagi semua yang mau menanyakan sejarahnya yang sebenar-benarnya serta sharing teknik, beliau open house setiap hari sabtu di Jalan. Batu Ceper Indah, Jl. Intan II Blok X no.1 perumahan Batu Ceper permai. atau
 menghubunginya di 93287779. beliau akan memberikan informasi seakurat mungkin, karena beliau juga sudah lahir saat kakeknya belum meninggal. Saya harap kita semua dapat mempererat tali Silaturahmi yang dulu mungkin oleh para leluhur kita sudah dijalin. Salam mas. Maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Maaf loh :)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 11/10/2007 23:51
Tanpa bermaksud menyinggung masalah SARA tulisan ini hanya ingin mengetahui rasa nasionalisme kaum minoritas yang selalu berusaha mendapatkan perlakuan yang sama di Negara ini.

Sebelumnya saya ingin memaparkan sosok Lo Ban Teng merupakan ahli kuntao kesohor dan konon tak terkalahkan pada masanya. Ia merupakan murid dari Yoe Tjoen Gan dengan alirannya kungfu Siauw Lim Ho Yang Pay. Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Semarang pada waktu remaja, Lo Ban Teng menetap di Semarang sejak 1927 karena kecantol dengan seorang gadis bernama Go Bin Nio.

Salah satu aksi Lo Ban Teng yang menghebohkan dunia persilatan di tanah Jawa pada waktu itu ialah ketika ia mengadakan acara Tjing Pie Say, acara dimana seni beladiri di tampilkan. Secara tradisi Cina, orang yang berani mengadakan acara Tjing Pie Say adalah seorang pemberani yang siap membuktikan kemampuannya menghadapi siapapun dalam hal seni beladiri. Acara ini dilaksanakan di Solo, Semarang, dan Yogya. Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: "Bwee Pa, Tju Li Lay" (Kalau mau coba, silahkan muncul), "Kia Sia Em Tang Lay" (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), "Pa Sie Ka Tie Tay" (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah Jawa. Lo Ban Teng malah menerima surat kaleng berisi ancaman bahwa kalau ia tidak tutup mulut akan dipulangkan ke Cina dengan tendangan. Lo Ban Teng membalas ancaman ini dengan menantang sang penulis surat kaleng untuk muncul di muka publik. Festival Tjing Pie Say akhirnya dihentikan karena terlalu mahal dan tidak mencapai tujuannya yaitu untuk mencari ahli beladiri yang hebat di tanah jawa pada saat itu.

Pada saat acara Tjing Pie Say diadakan (tahun 1931) Indonesia sedang dalam masa memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Bagaimana bisa seorang Lo Ban Teng sebagai seorang ahli beladiri dan bagian dari penduduk Indonesia yang hidup dan mencari nafkah di Indonesia mengadakan acara yang hanya ingin menunjukkan kehebatan dan egonya saja. Mengapa ia tidak berusaha membantu dengan kemampuan yang dimilikinya untuk membantu perjuangan bangsa Indonesia ?

Apapun alasannya, itu bukanlah sesuatu hal yang pantas untuk dibanggakan. Tidak adanya respon yang dari para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa bukan berarti bahwa mereka tunduk atau takut terhadap kemampuan yang dimiliki oleh Lo Ban Teng. Bahkan belum tentu semua orang mengenal nama Lo Ban Teng.

Namun saya juga ingin menyampaikan kritik terhadap para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa yang tidak merespon tantangan yang diberikan oleh Lo Ban Teng. Apakah tidak ada seorang pun yang mampu membela harga diri bangsanya ? Padahal dalam sejarah beberapa guru besar yang pernah hidup di jaman itu disebutkan bahwa mereka pernah mengalahkan jago-jago kuntau dari China namun tanpa menyebutkan nama dan aliran dari lawannya.

Pada masa pendudukan Belanda, penduduk Indonesia di bagi menjadi tiga :
1.   Penduduk kelas satu, bangsa Eropa
2.   Penduduk kelas dua, bangsa Timur Asing
3.   Penduduk pribumi

Adanya perbedaan yang dibuat oleh penjajah dimaksudkan untuk memecah-belah persatuan yang ada di masyarakat jajahannya. Padahal jauh sebelumnya telah ada hubungan yang baik antara bangsa pribumi dengan bangsa pendatang termasuk orang-orang Tionghoa.

Ada beberapa catatan menarik bagi saya mengenai pengaruh seni beladiri China terhadap pertumbuhan seni beladiri di tanah air. Misalnya perkembangan pencak silat atau maen pukulan di daerah Betawi yang dipengaruhi oleh seni beladiri China. Silat Beksi merupakan seni beladiri yang berasal dari Negeri China yang dibawa pertama kalinya ke Indonesia (Batavia.red) oleh seorang guru keturunan China yang bernama “ Lie Ceng Oek” yang bermukim dan bertempat tinggal di daerah Dadap, Tangerang. Hingga saat ini hubungan silahturami antara Perguruan Pencak Silat BEKSI dengan keluarga besar Lie Ceng Oek tetap terjaga melalui pertemuan yang diadakan setiap tahun. Lalu ada pula Silat Kwitang yang dalam sejarahnya mendapat pengaruh dari seorang ahli beladiri asal China ”Kwee Tang Im” , yang kemudian namanya juga dijadikan nama daerah tersebut. Kedua Silat ini lalu berkembang dan menjadi bagian budaya Betawi yang dapat dibanggakan.

Banyaknya hal yang dapat memicu perselisihan dan stereotipe etnis terhadap kaum minoritas harus dihindari. Dengan adanya interaksi antara semua lapisan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan seni beladiri pencak silat di Indonesia akan tercipta rasa persatuan dan persaudaraan yang kuat antar elemen bangsa. Lalu bagaimana dengan kontribusi ahli beladiri China lainnya yang hidup dan tinggal di Indonesia ? Saya harap adanya respon mengenai tulisan ini.


Bang ajad maaf ternyata terjadi kesalahpahaman tentang tulisan Lo A Him.
Saya sudah mendengar semua penuturan keturunan Lo Ban Teng. ternyata Lo A Him ada sedikit penyimpangan sari sejarahnya. Lo A Him adalah anak angkat Lo Siaw Gok, yang baru bergabung umur belasan. dan di suruh menyebarkan ajaran ke Jerman. Dia mengaku garis nadi Lo Banteng, tapi ternyata, dia bukan. Dia sudah dianggap murtad oleh generasi penerus yang asli. Ini hanya tulisan tambahan dari saya. sebelumnya saya udah ngelurusin. Lo A HIM tidak begitu tahu sejarahnya. saya heran dia berani mengungkapkannya ke publik. Saya adalah Humas Perguruan Lo ban Teng yang asli. saya ditugaskan guru saya, cucu LO Bang Teng, Lo Hak Loen yang mewarisi perguruannya untuk meluruskan hal ini. jadi maaf atas kesalahpahamannya. sebagai informasi, banyak sekali berita miring mengenai Lo Ban Teng, karena orang China yang telah lebih dulu datang, tradisinya memandang renda orang yang baru datang, jadi banyak gosip tak sedap, banyak juga murid yang terpengaruh. Karena itu, saya mewakili guru saya dengan segala hormat dan maksud baik mengundang anda untuk berkorespondensi langsung dengan beliau dan menanyakan sejarahnya. alamat sudah saya cantumkan, tolong konfirmasi dulu untuk kedatangannya. saya sangat mengharapkan kedatangan anda. sebagai informasi, kami akan melayangkan surat protes juga kepada Lo A Him i jerman, yang telah dengan lancang membuat situs tersebut, padahal ini melangkahi Lo Hak Loen yang juga merupakan salah satu penguji saat dia masih latihan di Indonesia. saya pernah melihat sertifikatnya. Jadi saya juga mohon kerjasama anda untuk mengkonfirmasi saudara-saudara di web jalan petarung yang tadi saya lihat ada tulisan serupa dan saya benar-benar kaget dan amat sangat tidak menyangka ternyata itu berasal dari web nya Lo A Him. harap maklum. Saya minta maaf kalau ada kata-kata sebelumnya yang kurang berkenan.saya hanya tak ingin nama baik aliran saya dicemarkan, harap sekali lagi anda mengerti.anda pasti bisa mengerti maksud dan perasaan saya saat orang lain salah paham akan perguruan kita dan mengambil kutipannya dari para murid murtad aliran kita. terima kasih.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Java on 12/10/2007 09:34
...harap sekali lagi anda mengerti.anda pasti bisa mengerti maksud dan perasaan saya saat orang lain salah paham akan perguruan kita dan mengambil kutipannya dari para murid murtad aliran kita. terima kasih.

Lebih bagus mas Red Hawk mengajukan protes tertulis ke situs ybs. Perasaan jengkel, marah, tersinggung dan dikhianati memang wajar. Namun jangan sampai perasaan-perasaan tersebut membuat orang kehilangan nalar.

Saya mengerti perasaan sampeyan dan simpati atas kejadian tsb krn kami pernah mengalami hal yg sama.

Semoga masalah cepat selesai :)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: parewa on 12/10/2007 17:36

Mungkin untuk menjelaskan secara tuntas ke publik, ada baiknya Koran Tempo dan SilatIndonesia.com datang untuk meliput [pray2]

Mas Red Hawk, Koran Tempo memiliki jatah 1x sebulan (edisi minggu) untuk menampilkan silat2 tradisional Indonesia (dulunya 1x seminggu namun berhubung Mas Amal Ihsan dirotasi ke bagian lain, Alhamdulillah tidak serta merta dihapuskan begitu saja). Saya rasa, sinshe Lo Ban Teng dengan kung fu nya telah menjadi bagian dari bangsa ini sejak jaman penjajahan Belanda dulu, dan tidak ada salahnya ditampilkan sebagai bagian dari seni beladiri tradisional kita  ^:)^

Tetap semangat......

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 12/10/2007 23:46
Quote

Lebih bagus mas Red Hawk mengajukan protes tertulis ke situs ybs. Perasaan jengkel, marah, tersinggung dan dikhianati memang wajar. Namun jangan sampai perasaan-perasaan tersebut membuat orang kehilangan nalar.

Saya mengerti perasaan sampeyan dan simpati atas kejadian tsb krn kami pernah mengalami hal yg sama.

Semoga masalah cepat selesai :)

thanks banget atas dukungannya mas. sebagai informasi, kami sedang membangun perguruan kami yang dulunya masih belum terorganisir. jadi kami mohon dukungannya.terima kasih.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 13/10/2007 00:23

Mungkin untuk menjelaskan secara tuntas ke publik, ada baiknya Koran Tempo dan SilatIndonesia.com datang untuk meliput [pray2]

Mas Red Hawk, Koran Tempo memiliki jatah 1x sebulan (edisi minggu) untuk menampilkan silat2 tradisional Indonesia (dulunya 1x seminggu namun berhubung Mas Amal Ihsan dirotasi ke bagian lain, Alhamdulillah tidak serta merta dihapuskan begitu saja). Saya rasa, sinshe Lo Ban Teng dengan kung fu nya telah menjadi bagian dari bangsa ini sejak jaman penjajahan Belanda dulu, dan tidak ada salahnya ditampilkan sebagai bagian dari seni beladiri tradisional kita  ^:)^

Tetap semangat......



Mas, parewa. salam.
pikiran saya terbuka sekali dan senang sekali atas tulisan anda. Saya baru saja diangkat menjadi Humas perguruan Lo Ban Teng. Kami memang dulu latihannya tertutup dan tidak ada organisasi. makanya, cucu penerus lo Ban teng membentuk organisasi berupa perguruan. kami rencananya akan buka tahun depan,nah tanggal 28 bulan ini akan diadakan ujian kenaikan tingkat untuk semua murid Lo Hak Loen, saya juga yang diserahkan tugas untuk mempublikasikannya. Jadi mohon anda membantu memberikan kontak person siapa yang harus saya hubungi. terima kasih sekali atas gagasan anda mas.
Mengenai surat protes, beberapa tahun yang lalu, kakak seperguruan saya, kebetulan orang jerman, ahli jujutsu juga, pernah belajar di Indonesia dan diserahkan tugas membuka cabang yang resmi di bawah bendera Penerus Lo Ban teng yang asli. dan Lo hak Loen yang dulunya telah ada di Jerman, diminta untuk bergabung, tapi karena Lo Hak Loen sendiri merasa dia sudah mapan dan merasa bahwa dia penerus ilmu ini (dia salah paham dengan kata-kata Lo Siaw Gok yang mengatakan bahwa dia boleh membuka perguruan di Jerman, bukan di dunia.) , seperti yang tertulis di websitenya, bahwa penerus Lo Ban Teng adalah Lo Siaw Gok, dan Penerus Lo Siaw Gok adalah Lo A Him yang kemudian meneruskannya ke beberapa muridnya yang dianggapnya sudah setara sifu. padahal penerus yang asli Lo Siaw Gok adalah anak-anaknya yaitu Lo Hak Seng dan Lo Hak Loen. Jadi kami sudah melayangkan surat ke Lo A Him. Sekarang perguruan kita di jerman sudah berkembang, tapi belum launching Web nya.

terima kasih atas saran anda, dan mohon bantuannya. Saya juga mau mengangkat nama Indonesia di kancah internasional, melalui jalur saya, jalur Kung Fu.
terima kasih, kita semua adalah keluarga.
di bela diri gak ada hubungan dengan politik, gak ada intrik, yang ada hanyalah persaudaraan. thanks.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: bangajad on 13/10/2007 04:38
Akhirnya, ada juga yang mau menjelaskan secara detail mengenai sejarah Lo Ban Teng. Saya mendapatkan sumber tulisan dari beberapa situs internet yang memiliki kesamaan informasi tentang keberadaan Lo Ban Teng. Mengenai adanya penyimpangan sejarah, bagaimana orang lain akan mengerti bila tidak segera diklarifikasi.

Anda sebagai Humas Perguruan Lo Ban Teng sebaiknya segera meralat semua tulisan yang ada di web agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi mengenai sejarah Lo Ban Teng.

Sebenarnya saya tidak tahu menahu mengenai aliran Lo Ban Teng. Namun saya adalah orang yang peduli mengenai sejarah. Dengan sejarah kita dapat belajar dari kehidupan seseorang. Dan itu juga yang memotivasi saya mencintai Pencak Silat / Maen Pukulan kalau orang Betawi menyebutnya.

Insya Allah, saya akan bersilahturahmi ke tempat Lo Hak Loen, cucu dari Lo Ban Teng.

Namun saya kurang setuju dengan pendapat anda mengenai ”bela diri gak ada hubungan dengan politik, gak ada intrik” karena hal ini terjadi di Pencak Silat dan itulah yang menghambat kemajuan Pencak Silat. Namun semoga itu tak memutus semangat dari komunitas Pencinta Silat untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi Pencak Silat.

Namun saya setuju dengan beladiri kita dapat menciptakan persaudaraan, karena dari silahturahmi saya ke beberapa perguruan silat saya dapat lebih mengenal dan berhubungan erat dengan mereka. Mudah-mudahan kita juga dapat berkenalan lebih jauh.

Terima kasih atas penjelasannya.

Bangajad
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 14/10/2007 10:34
* useless quote removed by moderator *

salam hormat Bang Ajad.
akhirnya masalah udah clear. terima kasih atas permakluman dan pengertian anda.
kami memang sudah melayangkan beberapa surat protes ke beberapa situs sumber mengenai sejarah Lo Ban Teng. kerena mereka menerbitkannya tanpa konsultasi dulu dengan perguruan. tapi sekeras apapun usaha kami, yah real fact nya, tetap aja kecolongan.

mengenai tulisan saya tidak ada politik dan intrik, bukan maksudnya internal perguruan. tapi hubungan perguruan saya dengan luar. kami semua pengurus, diperintahkan oleh guru kami agar selalu menjaga nama baik perguruan. Dulu kami latihan belum terorganisasi, tapi sekarang sudah terorganisasi, dan kami pun harus lebih defensif terhadap hal-hal mengganggu stabilitas perguruan kami. dan guru juga memerintahkan agar kami tidak melibatkan perguruan dalam kancah politik. karena tujuan perguruan adalah menciptakan manusia yang tangguh, rendah hati, luhur budi, pantang menyerah, disiplin, dan selalu tepa selira. makanya kami pun selalu berhati-hati terhadap informasi yang kami keluarkan, karena khawatir dapat menyinggung perasaan orang lain karena lain ladang lain pula belalangnya, lain tempat, lain pula budaya dan pandangannya.
Terima kasih atas perhatian anda terhadap kami. maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan, karena di dalam bela diri kita adalah satu keluarga.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: ery on 24/12/2007 14:05

Dear All,

Maaf saya baru sempat merespon di forum ini. Atas klarifikasi dari Sdr. Iwanto (Koordinator Lit bang Perguruan Seni Bela Diri Kun Tao Aliran Lo Ban Teng, Siaw Gok Bu Koan, Pimpinan Lo Hak Loen), telah dijelaskan bahwa pendekar Lo Ban Teng tidak pernah menantang ahli silat di tanah jawa, melainkan berusaha mencari tahu keberadaan ahli-ahli silat tionghoa (kungfu) yg telah hadir terlebih dahulu di tanah jawa.

Untuk informasi sejarah Lo Ban Teng yang lebih lengkap dan akurat, silahkan buka: http://www.yayasan-lobanteng.com/sejarah.html

Terimakasih banyak untuk ralat dan klarifikasi dr Sdr. Iwanto. Mohon maaf atas segala ketidaknyamanan dan kesalahpahaman yang mungkin timbul karena kesalahan dalam penulisan di Jalanpetarung.blogspot.com

salam,
ery nugroho
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Java on 15/01/2008 11:29
@bang Ery,
Meski saya bukan anak murid perguruan aliran lo an Teng lega rasanya membaca klarifikasi sampeyan bahwa Lo ban Teng tidak pernah menantang ahli silat lain di tanah Jawa. Bagi saya memang terasa janggal kalau seorang ahli silat sekaliber beliau masih mementingkan nama besar kehebatan ilmunya?

salam,
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Red Hawk on 15/02/2008 12:09
Selamat siang,

Kami dari

Perguruan Kuntao Aliran Lo Ban Teng
Siauw Gok Bu Koan
Lo Hak Loen Toan

Akan mengadakan Open House yang akan dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal         :   Senin, 18 February 2008
Alamat                             :   Perumahan Batu Ceper Permai, jalan Intan II blok X no.1,  Batu Ceper Indah, Tangerang.
Pukul              :   17.00 s/d 20.00
Contact person            :   Iwanto (Koordinator Humas Perguruan)
                                       68748743 atau 085281218978
Email              :   iwanto_chen@yahoo.com

Sekian dan terima kasih.

Line Age perguruan.

Grand Master Maha Biksu He Yang  Choa Giok Beng  10 macan Ngo Cho Kun (diantaranya Lim Koei Dji, Goei In lam, Yoe Tjoen Gan, dan Ong Tjian Pwee, keempat murid terbaik Choa Giok Beng inilah yang mewariskan seluruh ilmu rahasia aliran ini kepada Lo Ban Teng)  Lo Ban Teng  Lo Siauw Gok  Lo Hak Loen
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 13:02
Sehubungan dgn tidak tercatatnya lagi Saudara Red Hawk di Lo Ban Teng Siauw Gok Bukoan, maka saya yg masih hijau ini mencoba utk menjadi jembatan informasi teman2 semua.

salam

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Ranggalana on 05/05/2008 13:20
Selamat datang Mas Euwin,

Bolehkah bertanya hubungan antara alm. Subur Raharja yang mendirikan PGB Bangau Putih dengan Lo Ban Teng?

Apakah ada kemiripan antara silat PGB dengan silat Lo Ban Teng?

Di manakah bisa didapat arak gosok Lo Ban Teng yang terkenal bagus untuk memar?

Terimakasih sebelumnya dan salam hangat,
Bram.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 13:29
Salam Mas Bram,

Suhu Lo Ban Teng n Suhu Subur sepertinya bersahabat (kl gak salah yaaa dari sejarahnya), kl kemiripan saya pikir kurang lebih mungkin ada krn memang sama2 bersumber dari siauw liem sie.
Tp detail ttg PGB Bangau Putih saya tidak tau, jd tidak berani bercerita mas.

Arak gosok Lo Ban teng sebenarnya mudah di dapat di toko2 obat (terutama di daerah Jakarta Barat) tp kl Mas mau saya bisa bantu.
Kebetulan arak gosok yg dikeluargan oleh siauw gok bukoan brandnya HULU.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: devil_buddy on 05/05/2008 13:38
wah suprise juga nih kedatangan sifu euwin di sini....welcome bro

silakan dilanjut bahasan kuntao lo ban teng nya, dan mudah2an bro red hawk juga masih ikutan nimbrung walapun dalam posisi ousider  ???

jangan lupa kasih pencerahan juga di thread aikido  8)
 
silakan dinikmati hidangan alakadarnya  :D

sugeng rawuh
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 13:46
wah saya masih jauh dari sebutan suhu, gak berani dehhh....
sejauh yg saya bisa bantu n cerita saya akan cerita koq.

salam

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: HartCone on 05/05/2008 14:06
Mas Euwin,
ketambahan satu sahabat lagi nih yang kasih kontribusi di SS...
selamat bergabung, ditunggu info2 menariknya, setuju dg mas Devil, thread aikido juga menunggu nih...

Salam,
Hartcone
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 14:11
makasih Mas Hart,

saya mencoba utk fokus di satu ini dulu.
:)

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Ranggalana on 05/05/2008 14:23
Juragan Euwin ini juga ahli aikido ya? Wah hebat bener juragan.

Soal arak gosok, saya memang kepingin. Saya tinggal di desa sekitar 45 kilometer dari Ngawi, Jawa Timur. Apa ada penyalur obat gosok Hulu itu di daerah Solo / Yogya / Madiun?

Kalau alm Suhu Subur Raharja bersahabat dengan Suhu Lo Ban Teng, kok kayaknya generasinya beda ya? Subur Raharja wafat di pertengahan tahun 1980-an, pada usia sekitar 60-an, kalau gak salah beliau lahir sekitar tahun 1925-an, jadi kalau masih hidup sekarang usianya sekitar 80 tahun.

Saya ingat dulu ketika Suhu Subur Raharja masih hidup, di lingkungan PGB di Bogor memang sering terdengar disebut nama Lo Ban Teng dalam pembicaraan. Detailnya saya lupa dan saat itu memang kurang memperhatikan, hanya ingat kalau orang-orang menyebut nama itu dengan penuh hormat.

Apakah ada foto-foto tua dari zaman Lo Ban Teng yang dapat di share di sini?

Salam hangat,
Bram.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 14:45
hahaha koq tiba2 jadi juragan :p

saya gak ahli koq, msh ada sensei saya yg ahli dan dalam ilmunya.
Jd memang saya masih cupu n hijau beneran :)

Kl di jawa timur saya kira HULU blm sampai kesana, tp kl anda mau mungkin bisa dikirm dari Jakarta.

Suhu Lo Ban Teng hijrah ke Indonesia pada umur 41 (thn 1927), wah berarti pada masa itu Suhu Subur masih kecil ya.
Mungkin generasi ke 2 dari Lo Ban teng yg lebih tau (generasi Sukong Lo Siauw Gok).
Saya sendiri masih menugmpulkan semua materi2 sejarah n informasi secara menyeluruh.

Kl foto saya blm bisa share mas, ya karena hrs izin suhu dan juga byk foto2 yg tercerai berai di pegang oleh masing2 murid Sukong Lo Siauw Gok.

Salam

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Ranggalana on 05/05/2008 15:57
Anda patas jadi juragan koq, coba dengar, Gan Euwin, GanEuwin ... nah, pantes khan?  :)

Apalagi Juragan Ki Popeye memanggil Anda Sifu, artinya paling nggak bisa jalan di atas air khan?

Coba bayangkan, buku hard-cover dengan foto-foto lama dan baru kwalitas "buku meja kopi" tentang silat Lo Ban Teng ... wah, pasti sangat menarik. Kira-kira pihak keluarga mau gak yah?

Betul khan, dari segi usia gak mungkin Lo Ban Teng dan Subur Raharja "maen gundu bareng". Kalau ada kesempatan, tolong Juragan Euwin tanyakan tentang hubungan itu yah? Soalnya selama ini saya tau ada semacam hubungan, tetapi karena ketidaktahuan saya, hubungan itu selama ini masih "gelap". Mohon pencerahan, Juragan.

Di Solo tow Yogya juga gak ada yah arak gosok cap Hulu itu?

Makasih Juragan,

Salam hangat,
Bram.



Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 16:31
hahaha tolong jgn dipanggil juragan deh Mas Bram, panggil erwin aja ok :)

duh jgn percaya kang devil deh, kan kl percaya sama Tuhan hihihi
saya bernang aja masih kecipak2, masa jalan di atas air hihihi dikutuk Tuhan nanti :p

Nanti kl ngobrol2 santai dgn suhu akan saya tanyakan Mas, kl soal buku memang ada rencana tp ada prioritas lain yg lebih penting di internal siauw gok bukoan.
Buku rencananya ttg sejarah sih.
Yaaa jalan barengan sih, krn kyk yg udah saya bilng materi2 lg dikumpulin.
Mohon doa restu n dukungannnya yak :)

Setau saya di jogja jg tidak ada Mas, di solo memang ada keturunan dari Liem Tjwee Kang (murid dan keponakan Sucho Lo Ban Teng) tp soal obat gosok saya gak tau apa mrk punya atau tidak (mustinya sih punya ya).

Begitu jg di Surabaya, ada keturunan Ngo Cho Kun lain (bukan dari lineage Lo Ban Teng) di daerah Depot Sari kl gak salah.


Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 16:48
Menurut sejarah literatur yg saya baca n coba telusuri, PGB Bangau Putih (mungkin ketika dalam pimpinan Suhu Subur) pernah mengirimkan muridnya utk berlatih Lo Ban Teng (mungkinpada waktu itu Sukong Lo Siauw Gok sudah mulai memimpin).
Dan selain dikirim ke Lo Ban Teng, ada jg yg di kirim ke suhu Tjoa Kek Kiong (seorang ahli kungfu n judo juga di daerah Tiang Bendera, Kota).

Suhu Subur jg berteman baik dgn Sinshe Hiang (salah satu jago kungfu jg di Jakarta).

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Ranggalana on 05/05/2008 17:41
...Buku rencananya ttg sejarah sih.
Yaaa jalan barengan sih, krn kyk yg udah saya bilng materi2 lg dikumpulin.
Mohon doa restu n dukungannnya yak :)

Setau saya di jogja jg tidak ada Mas, di solo memang ada keturunan dari Liem Tjwee Kang (murid dan keponakan Sucho Lo Ban Teng) tp soal obat gosok saya gak tau apa mrk punya atau tidak (mustinya sih punya ya).
......

Terimakasih Mas Erwin untuk penjelasannya. Memang saya denger-denger di zaman dulu murid-murid Suhu banyak di kirim ke perguruan-perguruan teman-temannya untuk menimba ilmu... termasuk, kalo gak salah, ada disebut silat Shantung - Anda tau sesuatu tentang silat Shantung?

Maaf, yah, nanya melulu, soalnya Anda tau sendiri, informasi soal kuntao, secara tradisi sulit diperoleh.

Saya mendukung moril disusunnya buiku sejarah silat Lo Ban Teng ... tentu sangat menarik, dan semoga segera kelar.

Kalau boleh tau, keturunan Liem Tjwee Kang di Solo siapa dan di mana alamatnya yah? Saya kepingin silaturahmi. Beberapa bulan yang lalu, saya main ke klenteng Pasar Gedhe Solo untuk nganter bini motret-motret dan ngobrol dengan juru kunci di sana, katanya memang dulu ada kuntao di Solo, katanya Bangau Putih (dalem hati saya mbatin, apa gak salah yah?) ... mungkin yang di maksud Liem Tjwee Kang ini yah?

Mungkin dengan nama Liem Tjwee Kang ini saya akan bisa lebih mudah menelusuri.

Terimakasih banyak,

Salam hangat,
Bram.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/05/2008 18:00
Shantung, silat dari bagian utara cina. Gerakannya luas n banyak menggunakan tendangan n lompatan dibanding aliran selatan.
Kl gak salah ada murid2 Bangau Putih yg dikirim ke Tjio Swi Hong (maaf kl salah) yg ahli silat shantung.

Penerus Supek Liem Tjwee Kang di solo sekarang kl gak salah keluarga Kwik.
Sayang sekali kita blm dapat alamatnya.
Selama ini saya sendiri hanya berhubungan dgn murid2nya yg di Amerika.
Suhu saya yg pernah bertandang kesana.
Mungkin nanti bisa saya tanyakan sih Mas.

Salam

Title: bukoan (tempat berlatih)
Post by: euwin on 03/08/2008 08:13
Mau menginformasikan kepada teman2 di sahabar silat, kalau Siauw Gok Bukoan Lo Ban Teng punya beberapa tempat latihan.
Kl selama ini kami berpusat di Jakarta Barat n Tangerang (Baru ceper, modernland, SETOS, Villa Melati Mas BSD, Pekojan) sekarang kami mencoba membuka tempat bukoan (tempat latihan) di daerah Duren sawit.
Semoga teman2 berkenan.

Makasih

Title: Up dating Siauw Gok Bukoan training places
Post by: euwin on 18/09/2008 14:18
Cengkareng n Tangerang Region:
1. Perumahan Batu Ceper Tengerang (sekretariat)
2. Modernland
3. Villa Melati Mas (BSD)
4. Gading Serpong
5. SETOS (Serpong Town Square)

West Jakarta:
1. Pengukiran III
2. Jembatan V
3. Kosambi Baru

Next!
South n east Jakarta (on progress)

any question just feel free to contact me.
Thx
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 04/01/2009 01:33
Lo Ban Teng terkenal dengan keahliannya bertarung.. tapi bukan bertarung saja..
saat ini obat obatannya pun sudah menjadi produk profesional dan masih ada sampai sekarang...
bisa dijumpai dalam kemasan logo orang mengangkat guci besi untuk abu hio..di toko obat.

obat adalah untuk kesembuhan, dan kesehatan... ilmu Wushu/kungfu tanpa mendalami ilmu pengobatan ibarat belajar perang tapi tidak belajar kedokteran, belajar melukai tapi tidak belajar menyembuhkan, belajar membunuh tapi tidak belajar menyelamatkan.

jasanya Lobanteng sangat besar bagi dunia Wushu zaman itu dan sekarang dan bagi budaya indocina di indonesia.

panutan integritas dan dedikasinya bukan hanya untuk kuat kuatan dan gagah gagahan,atau pukul pukulan. tapi lebih dalam dan bermanfaat dari itu...

Salut dan salam hormat untuk keluarga dan murid murid Lobanteng yang tetap setia penuh dengan dedikasi luar biasa demi ilmu yang berharga!

Gogi
www.harmonyWUSHUindonesia.com
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 04/01/2009 06:40
Salam buat Gogi,
terakhir kita bertemu pada saat peragaan (piauw yen) di BRI sekitar 1-2 thn yg lalu.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: EricB on 04/01/2009 16:04
kepada mas Gogi

welcome di sahabat silat, terima kasih input andah yang bagus dan luas

saya punya permintaan: tolong deh jangan pasang tanda "center" dalam beritamu
kelihatan jelek banget dan ngak enak bacanya

salam,

 
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 04/01/2009 23:21
kepada mas Gogi

welcome di sahabat silat, terima kasih input andah yang bagus dan luas

saya punya permintaan: tolong deh jangan pasang tanda "center" dalam beritamu
kelihatan jelek banget dan ngak enak bacanya

salam,

oh ya sip ! 8)
 
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 04/01/2009 23:33
Salam buat Gogi,
terakhir kita bertemu pada saat peragaan (piauw yen) di BRI sekitar 1-2 thn yg lalu.



hallo Euwin,...yang show di gedung kesenian bukan ya? aku agak lupa nih sory.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/01/2009 00:30
Oh bukan, di lapangan olahraga BRI.
Waktu itu Gogi malam sebelumnya baru sampai jakarta sehabis kejuaraan.
Well anyway,selamat bergabung di forum ini.


Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 05/01/2009 00:42
Oh bukan, di lapangan olahraga BRI.
Waktu itu Gogi malam sebelumnya baru sampai jakarta sehabis kejuaraan.
Well anyway,selamat bergabung di forum ini.





oh ya.. aku inget... waktu itu!!!!
gimana kabar nya?? kapan ke senayan ?
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/01/2009 05:08
Baik2 saja, waktu peragaan di BRI saya tidak turun. Menemani sifu saja.
Waktu itu udh pernah main2 ke senayan, ketemu dgn Pak Yon dan Herman (A Yong).
Sebelumnya minta bantuan wushu utk jadi talent di salah satu produk iklan yg sedang saya buat, dimana konsep iklannya bertema oriental.
Jd setelah iklan itu selesai dan sudah tayang, kami (siauw gok bukoan) bertandang ke senayan utk bertamu, menjalin persahabatan.
Salam ya buat teman2 di senayan.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 05/01/2009 09:53
iya, salam untuk Siaw Gok Bukoan.
dulu juga pernah aku ketemu di gedung kesenian jakarta kota.
ok ampe ketemu ya. :)
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: ontoseno on 17/01/2009 07:56
@kang sosro

untuk tulisan, lo banteng membumikan mitos.
sy juga mengakui dia jujur apa adanya tp bukan berarti dia benar. karena dia menjawab sesuai pengetahuan dia, tanpa mempelajari aliran2 lain didunia. bukankah ilmu dunia luas, bisakah dia jelaskan tentang ilmu kebal shaolin atau debus.

misalnya point
 4.Lo Ban Teng juga menegaskan bahwa tidak benar bahwa orang bisa bertarung selama berjam-jam tanpa henti.

maap tp aye nyampein sejarah yg valid nih.

dalam shiroh nabawiyah karangan syofiyyurohman dijelaskan
bahwa ketika umar bin khottob masuk islam, ia dikeroyok beramai-ramai oleh kaumnya dari siang hingga sore, tp tidak kalah dan ini terjadi kurang lebih tiga kali pertemuan. 

dalam perang badar pertempuran face to face
Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313, orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy[1] dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

ingat hadits2 kisah ini shohih jd periwayatnya tdk ada yg terputus dan sholih semuanya.

dalam perang badar terjadi perang full body contact 1 banding tiga.

1. Ketika ditanya apakah sesorang bisa melompat setinggi atap rumah sebagaimana sering diceritakan orang-orang, Lo Ban Teng menjelaskan bahwa tanpa bantuan alat, seorang manusia mau latihan sekeras apapun tidak akan bisa melompat lebih tinggi dari tinggi badannya sendiri.

saya ga akan bs mencari bukti tenaga dalam meringankan tubuh, tp pendekar2 dan master2 yg punya kemampuan tenaga dalam tubuh seperti aliran ninja dan thifan, dia tdk akan mau mempertontonkan kehebatannya. karena itu rahasia.

tp saya kasih bukti orang bs melompat lebih tinggi dari tinggi badannya tanpa tenaga dalam, ini lompatan keatas
 http://www.youtube.com/watch?v=x4yhE5KEPq0&feature=related

ini lompatan kearah samping dan bawah.
http://www.youtube.com/watch?v=x98jCBnWO8w&feature=related

ingat! ini belum pakai tenaga dalam apapun.
jd mungkin atau tidak. ilmu meringankan tubuh dengan tenaga dalam....?
ya jawab sendiri saja.

ingat lo ban teng, belum pernah lawan kelabang nyebrang dari silat sabeni yang ngalahin jagoan2 jepang dijalan kebon sirih jaman pnjajahan dulu.

dan belom pernah nantang jagoan2 banten yg kebal bacok,
jd dia pasti hebat tapi bukan yg terhebat, daerah tempat dia menantang tidak terkenal dengan daerah bacok-bacokan macam madura, betawi dan banten.

mohon maap buat praktisi lo ban teng, ini cuma menjawab topik saja.
saya tetap mengakui dan menghormati kehebatan aliran lo ban teng.

tp dibetawi banyak model2 bang pitung yg buat matiinnya tentara belanda sampe belajar ilmu ghoib dan perdukunan, karena setiap dikejar hilang setiap ditembak tidak kena/mati. ini sesuai dengan ahli sejarah betawi. baik ridwan saidi ataw alwi shahab.
CMIIW
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: ontoseno on 17/01/2009 08:13
maap nambain.
untuk suku tionghoa andilnya besar dalam aliran silat betawi, dalam sejarah sipitung juga didukung oleh orang2 tiong hoa masa itu, beliau kadang ngumpet di kwitang, dan belajar kungfu dengan guru tionghoa salim babah kasam tokoh kungfu delapan macan(menurut sejarawan betawi ridwan saidi).
dan konon pendiri cikalong R.Ibrahim sempet belajar dari orang betawi dari udik (tangerang) yg kemungkinan adalah betawi cina benteng. bang madi kalo ga salah.
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Unknown on 17/01/2009 09:56
bukan bang madi, mas ontoseno...
tapi bang kari :)

silakan dilanjut lago lo ban teng nya... [top]
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 17/01/2009 10:03
Kang Ontoseno,

makasih buat infonya, silahkan berbagi. Mudah2an kami yg muda2 ini bisa belajar lebih byk dari teman2 disini.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: ontoseno on 19/01/2009 00:56
he he he kang euwin,
sayang aye baru tau tentang aliran ini belakangan aje. kalo tau dr dulu, tentu udah aye datengin buat daftar jd murid.

tp kpn2 aye pasti datengin, bukan buat belajar, tapi buat nonton latian, itu juga klo di ijinin he he he.
atau usul aye kapan-kapan lo ban teng bikin exibisi aja di mana gitu,  disekolaan dikampus atau di aula, ntar pastinye aye dateng dah (asal masih di sekitar jakarta barat).
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 19/01/2009 01:14
Salam Kang Ontoseno,

kl peragaan sih kita sudah beberapa kali, thn lalu ketika Imlek kami melakukan peragaan di Senayan City, Kelapa Gading, Plaza Belleza Permata Hijau, dll

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: ontoseno on 19/01/2009 01:19
ya elah kang euwin, kite anak rawabelong jarang maen ke mall, paling ke carefour, jd kaga tau, besok imlek bikin dimane kasih tau ya...

yg eni sama ga ma lo ban teng
http://www.youtube.com/watch?v=LiAIKOdEWfQ
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 19/01/2009 06:38
itu salah satu jurus dasarnya Pak.
Kl peragaan di sekolah2 jg pernah pada thn lalu, cuma saya lupa nama2nya.
Hanya ingat daerahnya, seperti di Ancol, Tangerang, dll

Title: sejarah singkat Kongco Lo Ban Teng
Post by: euwin on 04/10/2009 08:45
Lo Ban Teng

Pek Bin Kim Kong
(Malaikat Berwajah Putih)
tulisan ini kami sadur dari harian Star Weekly, tgl 7 - 02 - 1959
Disusun oleh : Tjoa Khek Kjong
(dengan perubahan dan penambahan seperlunya)

Sosok Shinshe yang berasal Tiongkok bagian selatan ini, telah menjadi legenda baik di daerah asalnya di kampung Tang Ua Bee Kee, Tjio Bee, Fu Jian, Tiongkok selatan, maupun di Indonesia. Lo Ban Teng lahir tahun 1886. Ayahnya adalah Lo Ka Liong yang juga pemilik sebuah toko arak “Kim Oen Hap”. Ka Liong merupakan seorang pendatang berasal dari daerah Eng Teng.

Sebagai seorang pendatang Ka Liong kerap kali menerima hinaan, pandangan curiga dan perilaku semena-mena dari penduduk di sekitarnya, apalagi melihat Ka Liong adalah seorang yang cukup mapan. Hal ini lazim terjadi di Tiongkok pada waktu itu.

Semasa sekolah, Ban Teng hanya menekuninya selama tiga tahun di sekolah rakyat, karena tidak betah belajar di sana. Ka Liong yang merasa putus asa membujuknya sekolah, akhirnya memutuskan untuk mengajarinya sendiri. Perlakuan anak-anak kampung terhadap Ban Teng kecil pada waktu itu semakin menjadi-jadi. Setiap hari tak ubah neraka baginya. Perkelahian yang selalu berujung kekalahan akibat dikeroyok sudah menjadi menu kesehariannya. Hal ini mengantarkannya berlatih bela diri di bawah bimbingan seorang guru bela diri di desanya. Saat itu umurnya 13 tahun.

Setelah dua tahun berlatih, ia pun mencoba ilmunya, hasilnya ia kalah telak. Bahkan terluka disana-sini. Hal ini membuat sang ayah khawatir, dan mengirimkannya ke rumah saudaranya di Kampung Selan, Semarang, Indonesia. Karena sering dianggap anak yang tidak berguna oleh saudara ayahnya itu, tujuh bulan kemudian Ban Teng akhirnya kembali ke Tiongkok.

Perlakuan masyarakat di sekitarnya terhadap keluarganya tidak berubah, malah semakin meresahkan. Ban Teng tidak mau tinggal diam. Beruntung Sang ayah turun tangan. Ia pun dinikahkan dengan seorang gadis asal Eng Teng bernama Lie Hong Lan. Ketika itu ia berusia 19 tahun. Dari hasil pernikahan ini, ia dikaruniai seorang putri yang nantinya juga merupakan seorang ahli Kun Tao yaitu Lo Lee Hwa. Pada usia 23 tahun berturut-turut ayah dan ibunya meninggal. Hal ini menyebabkan Ban Teng harus menanggung seluruh kehidupan keluarga. Namun niatnya belajar bela diri tidak pernah putus. Beban keluarga bahkan menyebabkan ia harus memungut anak untuk menyambung keturunannya yaitu Lo Siauw Eng.

Suatu hari, melalui seorang pelanggannya memberitahukan cara berlatih memakai sepatu batu untuk meringankan badan. Hal itu langsung membuatnya memesan sepatu tersebut kepada seorang pembuat batu nisan. Hal ini membuat orang tua si pembuat nisan heran dan mempertanyakannya. Setelah mendengar penjelasan Ban Teng, ia malah tertawa terpingkal-pingkal. Jelas tindakannya ini membuat bos muda itu tersinggung. Lalu si orang tua mengajak Ban Teng masuk ke rumahnya. Dan mempertunjukan teknik melempar Tjio So (gembok batu Tiongkok). Ban Teng yang sangat kagum dengan keahlian si orang tua lantas meminta dijadikan murid, namun si orang tua dengan sopan menampiknya.
Melalui sahabatnya Ban Teng akhirnya mengetahui bahwa si orang tua bernama Yoe Tjoen Gan, salah satu dari lima murid terbaik aliran Ho Yang Pay Wu Zu Quan pimpinan Choa Giok Beng, yang juga merupakan pembantu terdekatnya. Setelah melalui perjuangan tak kenal lelah, akhirnya Yoe bersedia tinggal di rumah Lo dan mengajar disana. Mula-mula Tjoen Gan tidak mau mengajar inti dari bela diri ini. Hal ini membuat istri Ban Teng menjadi tidak suka dengannya. Sempat terjadi keributan antara kedua pasangan itu, namun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Hal lain yang merupakan ujian bagi Ban Teng, adalah saat beradu ilmu dengan pegawai tokonya yang menguasai ilmu beladiri dan berbadan besar. Ia kalah telak. Pegawainya menasehati agar tidak mempelajari lagi ilmu dari Yoe, apalagi posturnya tidak menunjukan ia seorang ahli. Ban Teng diam saja tidak menjawab.

Suatu hari saat Ban Teng keluar, murid-murid yang berlatih bersamanya mencoba menguji Yoe Tjoen Gan dengan mengadu tangan karena mereka yakin dengan postur tubuh yang begitu kurus, si tua Yoe pasti kalah. Pertama-tama beliau menolak, tapi karena terus didesak akhirnya ia bersedia. Hasilnya di luar dugaan. Tidak ada yang mampu menahan tangan Yoe. Peristiwa ini membuka mata semua orang akan kehebatan ilmu si orang tua.

Suatu hari untuk urusan bisnis, Ban Teng berangkat ke daerah Amoy. Si orang tua memintanya bertemu dengan Goei In Lam yang berjuluk Hoan Thian Pa (Macan tutul yang membalikkan langit), yang juga merupakan kakak seperguruan Yoe. Sesampainya di tempat Goei, Ban Teng diminta memperagakan hasil latihannya. Bukannya memuji, Goei malah menyuruh pemuda itu segera pulang dan berpesan agar guru Ban Teng lekas menemuinya.

Yoe yang mendengar penuturan Lo Ban Teng segera berangkat ke Amoy. Disana dia dimarahi habis-habisan oleh Goei, yang dianggap telah menyia-nyiakan bakat terpendam muridnya itu. Yoe yang telah terbuka pikirannya akhirnya mengajari seluruh teknik rahasia bela diri ini. Ban Teng menerima seluruh ilmu yang diajarkan Yoe bagaikan orang buta yang menerima mukjizat sehingga bisa melihat. Hatinya sangat senang.

Setelah tiga bulan, Yoe menyuruhnya bertanding lagi dengan pegawai yang pernah mengalahkannya. Hasilnya, hanya dalam dua gebrakan pegawainya sudah tidak mampu berdiri. Hal ini sangat menyenangkan hati Ban Teng. Ia kemudian mencari orang-orang yang dulu mengeroyoknya. Sekali ini pun, ia dikeroyok. Namun, berkat latihan yang matang, ia dapat menjatuhkan semua lawan-lawannya. Hal ini membuat nama Ban Teng menjadi terkenal di seluruh daerah Tjio Bee.

Ketika Yoe wafat, ia telah mewariskan seluruh ilmunya kepada Ban Teng. Pemuda itu sangat berduka atas kematian gurunya itu, dan mengurus upacara pemakamannya seperti layaknya ayah kandung sendiri, serta berkabung untuk gurunya itu. Hal ini membuat hati para paman gurunya terharu. Akhirnya para paman gurunya yang terdiri dari Lim Koei Djie (murid tertua Tjoa Giok Beng), Goei In Lam, dan Ong Tiauw Gan, menurunkan seluruh ilmu mereka baik ilmu Kuntao maupun ilmu pengobatan kepada Ban Teng, sehingga ilmunya pun kian sempurna. Suatu hari anak tertua Lim bertanya mengapa ia menurunkan semua ilmu rahasianya kepada Lo Ban Teng. Lim hanya menjawab :” Kalau bukan kepada Lo Ban Teng, kepada siapa lagi.”

Pada usia 29 tahun, Lo ban Teng mendapat ijin dari paman gurunya untuk membuka toko obat dan menjadi shinshe. Di Tiongkok, Ban Teng sempat beberapa kali mengadu ilmu dengan orang-orang yang suka menjelek-jelekan nama aliran Ho Yang Pay, maupun nama para paman gurunya. Sepak terjangnya yang hebat dan sikapnya yang ksatria membuatnya mendapat julukan Pek Bin Kim Kong (malaikat berwajah putih).

Tahun 1927, Pek Bin Kim Kong mendapat undangan dari sahabatnya yang bernama Jo Kian Ting untuk mengatasi petinju negro yang berbuat onar di Semarang. Ban Teng yang berjiwa setia kawan segera berangkat. Sebelum ke Indonesia, ia menjemput keponakannya yang bernama Lim Tjwee Kang yang sedang menuntut ilmu dari seorang tokoh Ho Yang Pay Wu Zu Quan yang juga temannya yaitu Sim Yang Tek di Singapura. Pertandingan itu batal diselenggarakan karena tidak mendapat ijin. Nama Ban Teng mulai mendapat sorotan dari kalangan penduduk Tionghoa Semarang saat mengadakan pertunjukkan barongsai hidung hijau.

Di Indonesia, shinshe ini menikah dengan seorang gadis bernama Go Bin Nio dan membuahkan putra pertama bernama Siauw Hong. Karena sumpahnya kepada mendiang gurunya bahwa putra pertama darah dagingnya akan diserahkan menjadi anak gurunya, maka Ban Teng merubah marga anaknya menjadi marga Yoe. Pada akhir tahun 1930, lahir Siauw Gok, yang nantinya merupakan ahli waris langsung dari shinshe Lo Ban Teng baik dalam ilmu kuntao, perguruan, maupun ilmu pengobatannya. Pada tahun 1933, keluarga Ban Teng pindah ke Batavia, tepatnya di daerah Kongsi Besar. Lalu berturut-turut, lahir Siauw Bok (1934), Siauw Tiauw (pemain tenis meja ternama di jamannya), Siauw Loan, Siauw Gim, tahun 1941, ketika Jepang masuk ke Indonesia, Ban Teng pindah ke Solo di rumah Lim Tjwee Kang, kemudian mempunyai rumah sendiri. Siauw Tjoen (1941), Siauw Ling (1943), Siauw Tjiok (1947), Siauw Tjioe (1949), Siauw Koan (1952), dan Siauw N’jo (1955).

Shinshe Lo Ban Teng yang berumah di Jelakeng, akhirnya mewariskan seluruh ilmu Kun Tao dan ilmu pengobatannya kepada Lo Siauw Gok. Lo Ban Teng menjadi legenda selama hidupnya terutama di kawasan Glodok. Shinshe Lo Ban Teng menghembuskan napas terakhir tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun. Pada saat akan dikremasi, terjadi keanehan, dimana kayu yang digunakan untuk membakar sudah habis, tapi jenasah belum habis terbakar. Hal ini terkait oleh perkataan Ban Teng sesaat sebelum meninggal bahwa ia akan menunjukkan kehebatannya terakhir kali. Setelah Lo Siauw Gok berdoa dan mengakui bahwa ayahnya itu memang hebat, barulah jenazah itu terbakar. Percaya atau tidak, itulah fakta nyatanya.

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: Pemulung on 04/10/2009 19:23


Hm pantas,...bener mas erwin, soal keluarga ngo cho kun lain di depot sari surabaya..

saya pernah diskusi dan bertukar satu dua gerak dengan keluarga (saya tak tahu nama tionghoanya) praktisi ngo cho kun lain di restoran depot sari surabaya (di sekitar mayjen sungkono, seberang hotel hyatt). Mereka mengajarkan kuntau di kalangan keluarga sendiri.

Kecepatan dan power tangannya bagus banget. Walau mungkin bukan lineage lo ban teng, tapi setidaknya khazanah "maen pukul" nya tinju selatan ini sudah saya rasakan. Kuntau di malaysia juga diakui juga sebagai bagian dari sejarah gerak silat sendeng kuntau telok mas dan juga silat suffan-brunei.

Kalau lihat beberapa gerakannya memang sepertinya dari ada pengaruh aliran ngo cho kun juga. Tapi mungkin kawan kawan dari malaysia dan brunei bisa kasih info lebih jauh.

Salam mas euwin, jago akido tapi masih memegang kuat warisan leluhur, sepatutnya kita juga kayak gini nih. GRP ya buat anda. ya.  [top]

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/10/2009 00:32
Ooo kl dari Surabaya kami kenal dgn bbrp suhu disana, kadang msh suka ada komunikasi juga.
Apalagi kl disebutkan depot sari hehehe

Perkembangan Ngo Cho Kun dan aliran2 selatan memang tersebar dgn luas di Asia Tenggara, dan Malaysia memang salah satunya.
Ada Chee Kim Tong yg diangkat sebagai Datuk disana, dan memang betul kuntau dijadikan salah satu budaya bangsa (ada di youtube iklannya).

Wah makasih Mas GRP nya, tp saya blm ada apa2nya dalam kontribusi. Saya justru pengen menggali silat juga krn bagaimanapun jg saya bangsa Indonesia.
Oleh krn itu ketika temen2 aikido berdikusi dgn teman2 dari cikalong saya nimbrung, ngobrol2 dgn salah satu teman di kantor yg praktisi cimande, dll

Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: goginebulana on 05/10/2009 23:05
mantab bung Euwin :)
kumaha damang?
Title: Re: LO BAN TENG, LO BERANI ?
Post by: euwin on 05/10/2009 23:50
Pangestu Kak Gogi
halah knp gua jd sunda tea gini hahahaha...

Title: LO BAN TENG n LO SIAUW GOK
Post by: euwin on 08/10/2009 16:21
A Brief History of Sukong Lo Siauw Gok

Tiong Tee Eng Hiong
(Pria Gagah yang Setia dan Berkebajikan)

“Pria Gagah yang Setia dan Berkebajikan” adalah julukan yang diberikan oleh para murid Siauw Gok Bu Koan kepada Sang Maestro yang merintis perguruan ini dari nol. Tidak banyak cerita ataupun cacatan sejarah resmi mengenai Guru Besar Lo Siauw Gok. Anak tertua di Indonesia dari Shinshe Lo Ban Teng dari istrinya yang bernama Go Bin Nio ini lahir pada tanggal 9 Desember 1930.

Siauw Gok sejak kecil telah menjadi tumpuan harapan ayahnya untuk meneruskan warisan ilmu Kun Tao maupun ilmu pengobatan. Maka, iapun dilatih keras oleh ayahnya siang dan malam. Tapi, seperti remaja pada umumnya, ia lebih suka bermain dan berpesiar daripada berlatih.

Pada masa sekolahnya, Siauw Gok sering terlibat perkelahian yang berujung kekalahan pada pihaknya. Hal itu menjadi ejekan teman-teman sebayanya karena mereka mengetahui bahwa ia akan menjadi pewaris dari Shinshe Lo Ban Teng yang terkenal, tapi malah kalah dalam berkelahi.

Memasuki masa remaja, mulai terbuka pikirannya mengenai seni bela diri ini, lalu bermaksud sungguh-sungguh mendalaminya. Hal ini sangat menyenangkan hati ayahnya yang kemudian menggenjotnya dengan latihan yang sangat berat. Ketika melakukan kesalahan, Siauw Gok remaja akan dimaki habis-habisan. Begitu juga saat latihan fisik seperti Ngo Ki (tangan), dan Kong Ka (kaki) ia merasakan gemblengan yang begitu berat.

Latihan yang berat dari ayahnya itu malah membuatnya patah semangat. Dia sudah ketakutan sebelum memulai latihan, apalagi kalau sudah mendengar suara langkah Shinshe Lo Ban Teng yang sedang menunggunya di loteng untuk memulai latihan. Calon pewaris muda inipun semakin hari semakin enggan untuk berlatih bahkan terbesit dalam pikirannya untuk mencari guru bela diri lain. Beruntung Ibunya dapat menengahi situasi ini. Untuk sementara Siauw Gok cuti latihan.

Pada suatu hari datanglah seorang murid yang juga ahli beladiri berasal dari Tiongkok yang bermaksud menimbah ilmu di bawah bimbingan Shinshe Lo Ban Teng yang pada saat itu namanya telah terkenal baik di kota asalnya Tjiobee di propinsi Fu Jian, Tiongkok maupun di Jakarta. Sang Maestro meminta anaknya ini untuk berlatih Ngo Ki dengan murid tersebut. Semakin lama latihan bersama, ternyata Siauw Gok tidak mampu lagi berlatih Ngo Ki dengan teman barunya ini.
Hal ini menjadi pergunjingan anggota keluarga yang lain. Bahkan ada juga anggota keluarga yang mengkritiknya dengan pedas : ” Kamu tidak mau belajar dengan giat, semakin ditegur ayahmu, kamu semakin malas. Kamu ini anak yang tidak berguna. Kalau ayahmu meninggal, pasti kamu menjadi gembel.”

Kritikan pedas ini ternyata benar-benar membuka pikiran dan mengobarkan semangatnya sehingga ia menemui ayahnya dan berlutut memohon ayahnya melatih dia kembali. Sang ayah sangat terharu dengan ketulusan anaknya itu sehingga menjanjikan kepada anaknya bahwa dalam waktu 3 bulan, anaknya itu akan memperoleh kemajuan yang pesat.

Setelah 3 bulan berlatih, Siauw Gok pun diminta ayahnya untuk kembali berlatih dengan murid yang dahulu datang meminta petunjuk itu. Hasilnya sungguh mencengangkan, hanya beberapa set melakukan Ngo Ki, murid itu tidak sanggup lagi menahan tangan pemuda ini. Peristiwa tersebut makin memantapkan hati Siauw Gok untuk berlatih sungguh-sungguh di bawah bimbingan Shin She Lo Ban Teng langsung. Sejak itu, sekeras apapun latihan yang didapatnya, ia terus berlatih dengan giat. Semakin keras semakin giat, kira-kira itulah mottonya.

Pada Bulan Desember 1950, calon shinshe ini menikah dengan seorang gadis bernama Kwee Hoen Nio yang kemudian memberikannya seorang putri bernama Lo Hak Soan (1953), dan dua orang putra yaitu Lo Hak Seng (1958, pewaris ilmu pengobatan), dan Lo Hak Loen (1963, pewaris perguruan dan ilmu Kun Tao).

Pada tahun 1952, Shinshe Lo Siauw Gok yang telah sempurna ilmunya itu pindah ke Bandung tepatnya di jalan Kopo dan membuka sebuah toko obat. Namun nasib kurang baik menimpanya, pada tahun 1954 rumah dan toko obatnya kebakaran.

Pek Bin Kim Kong (julukan Shinshe Lo Ban Teng) yang mengetahui peristiwa itu segera meminta Tiong Tee Eng Hiong ini kembali ke Jakarta. Kemudian Shinshe muda ini menjadi wakil ayahnya mengajar di sana. Selama di Jelakeng, Sang Maestro muda inilah ditugaskan ayahnya untuk mengajar adik-adiknya serta para murid ayahnya.

Di Jakarta, ia menetap di Gang Pendidikan, sekarang dekat ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat. Di sini lah awal mula terbentuknya Siauw Gok Bu Koan secara tidak langsung, dimana para murid berbakat yang nantinya sebagian besar menjadi asisten pelatih beliau ditempa. Atas seijin ayahnya beliau membuka sebuah koan (tempat latihan) di Gang Teratai, samping Restoran Angke, Jembatan Lima, Jakarta Barat.

Setelah itu pindah ke Kebon Kacang I, Tenabang (Tanah Abang), Jakarta Barat atas tawaran shinshe yang pernah meminta petunjuk kepada ayahnya dan berlatih bersama Siauw Gok dulu. Belum genap setahun, ia memindahkan lagi Koan ke rumahnya. Sekitar tahun 1960, beliau membuka tempat latihan di daerah Sie Ho, Kota, Jakarta Pusat. Total murid di sini sekitar seratusan orang. Koan di Sie Ho tutup saat terjadinya peristiwa G 30 S PKI tahun 1965, dimana seluruh budaya yang berbau Tionghoa dilarang.

Setelah keadaan stabil, Shinshe Lo Siauw Gok mulai membuka latihan lagi tahun 1976 di rumahnya di gang anggur, Jembatan Dua, Jakarta Utara. Pewaris beliau, Lo Hak Loen yang ketika itu berusia 13 tahun mulai berlatih. Di sini lah tempat latihan terlama yang beliau dirikan. Pada usia 19 tahun, Hak Loen mulai menggantikan ayahnya untuk melatih para murid. Pada era 1980-an, Guru besar ini pindah ke Tangerang tepatnya di perumahan batu ceper indah, hingga menjelang wafatnya pada tanggal 7 Juli 1991 Jenazah Lo Siauw Gok dikremasi dan abunya disebarkan di laut sesuai dengan permintaan terakhirnya. Lo Hak Loen sendiri pindah ke Taman Permata Indah II, Jakarata Utara, dimana disini juga didirikan Koan oleh Shinshe Lo Siauw Gok, dan dipegang langsung oleh Alun (sapaan akrab Lo Hak Loen).

Menurut penuturan sejumlah muridnya, Lo Siauw Gok merupakan sosok yang karismatik, mudah bergaul, disegani, humoris, dekat dengan para muridnya, dan adil. Satu sifat Sang guru besar yang selalu diteladani oleh para muridnya adalah Beliau tidak pernah mau berdebat dengan orang lain.

Pernah suatu kali Beliau diundang oleh mantan muridnya untuk menghadiri pesta pernikahan yang diselenggarakan di Bandung. Ketika itu ia datang bersama muridnya. Karena pesta diadakan keesokan harinya, maka murid yang mengundang Sang guru hendak mempersiapkan sebuah kamar mewah kepada mereka. Namun, ternyata Shinshe Lo Siauw Gok lebih memilih tinggal di gubug reyot di jalan Situ Sawur, Bandung yang merupakan tempat tinggal muridnya yang sehari-harinya bekerja sebagai pengumpul koran bekas. Disana Siauw Gok terlihat lebih leluasa. Selama beberapa hari disana, Shinshe ini juga memberikan sejumlah uang untuk membantu keuangan muridnya. Dari cerita ini, kita bisa melihat kepribadian mulia dari sosok Beliau sebagai seorang ahli waris langsung Shinshe Lo Ban Teng.