... Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: "Bwee Pa, Tju Li Lay" (Kalau mau coba, silahkan muncul), "Kia Sia Em Tang Lay" (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), "Pa Sie Ka Tie Tay" (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah Jawa.
Bagi yg pernah belajar kuntao Lo Ban Teng, kasih masukan dong.... ^:)^
Silat Kwitang[/b] yang dalam sejarahnya mendapat pengaruh dari seorang ahli beladiri asal China ”Kwee Tang Im” , yang kemudian namanya juga dijadikan nama daerah tersebut.
Apa kabar semua?
saya orang baru disini
saya juga menekuni beberapa beladiri. antara lain kungfu.
saya mempelajari kungfu Duan Quan. Kungfu itu hampir punah, seiring masa damai di China.
Dulu sering dipakai oleh organisasi2 rahasia yang menggulingkan kerajaan. asalnya dari hebei, dekat henan (yang ada biara Shaolinnya itu loh). menurut kakek guru saya memang biksu shaolin yang mengajarkannya. sekarang tidak lebih dari 300 orang yang menguasainya di seluruh dunia. karena setiap generasi hanya 1-2 orang saja yang diturunkan. beruntung, saya sebagai keturunan ke-5 pewarisnya, bisa mewarisinya, walaupun masih tahap belajar.
mengenai sinshe Lo Ban Teng, beliau memiliki nadi aliran Shaolin Ho Yang, dan Ngo Co Kun (Wu Zu Quan). Garis nadi keturunan ilmunya adalah, beliau menurunkan seluruh ilmunya secara sempurna kepada sifu Lo Siaw Gok (anak keduanya). dan Sifu Lo Siaw Gok menurunkannya secara sempurna ke Sifu Lo Hak Loen. Sifu Lo Hak Loen adalah anak dari Sifu Lo Siaw Gok, sedang berusaha mengembangkan aliran ini. aliran ini sangat dahsyat. memadukan unsur kekuatan, yin dan yang, kebulatan tekad dan semangat, serta latihan yang berat. nayangkan saja. anak-anak kecil saja tenaganya hampir seperti orang dewasa. beruntung bagi saya, saya diterima latihan dengan Sifu Lo Hak Loen, yang merupakan pewaris resmi dari aliran ini.
Sifu Lo Hak Loen sekarang memiliki 5 tempat latihan.
teman-teman, waspadalah bagi yang mau latihan. jangan sampai ada yang mengaku-ngaku aliran Lo Ban Teng, padahal hanya bohongan, atau memang pernah belajar, tapi tidak atau belum menerima sertifikasi latihan. karena setiap aliran kung fu, hanya murid yang dianggap setia, berbakat, sehat jiwa dan raga saja yang diberi mandat untuk meneruskan aliran.
semoga informasi ini berguna.
bagi yang mau bertanya lebih lanjut,
email saya di iwanto_chen@yahoo.com
atau HP (021) 6874 8743.
terima kasih.
Oh ya, ane dari dulu rada bingung, yg disebut kuntao itu sejenis aliran kungfu, atau jaman dulu setiap jenis beladiri dari China selalu disebut dg kuntao..?
lanjut ya soal Lo Ban Teng ini..
menurut terawangan mbah gugel, ada tulisan dari AT , diambil dari :
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2006-02/msg00027.html
Lo Ban Teng (Riwayat Singkat)
Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Ayahnya bernama Lo Ka Liong yang memiliki toko arak " Kim Oen Hap", Ia sendiri berasal dari Eng-teng,sebuah kota lain dalam propinsi Hok-kian
Ban Teng yang perawakannya kokoh-kekar semenjak kecil, seorang anak yang 'nakal'. Ketika Ia berusia kira-kira 17 tahun, ayahnya mengirimnya ke Indonesia untuk tinggal di rumah saudara misannya (chin-thong) di kampung Selan, Semarang. Ban Teng tidak kerasan dan hanya berdiam 7 bulan, Ia kembali ke Tiongkok.
Pada usia 19 tahun Ban Teng dikawinkan ayahnya dengan seorang gadis dari Eng-Teng bernama Lie Hong Lan. Dari perkawinan ini ia memperoleh seorang puteri yang dinamakannya Lo Lee Hoa. Ia juga mengangkat seorang anak lelaki untuk m enyambung marganya dan dinamakan Lo Siauw Eng.
Ayah dan Ibunya meninggal dunia ketika Ban Teng berusia 23 tahun
Guru silat Ban Teng bernama Yoe Tjoen Gan, seorang antara 5 murid terbaik dari ahli silat Tjoa Giok Beng dari Coan-ciu, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Yoe Tjoen Gan adalah seorang pembuat bongpay. Ia meninggal ketika Ban Teng berusia 27 tahun dan mewarisan kepada BanTeng sejilid buku resep-resep obat dan sejilid buku tentang ilmu silat Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang dari kulit yang sampai sekarang masih disimpan para ahli waris Ban Teng).
Ban Teng juga dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat berwajah putih).
Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng datang kembali ke Semarang - Indonesia di tahun 1927 saat ia berusia kira2 41 tahun.Ia mengajak seorang kemenakannya Bernama Lim Tjioe Kang (belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia) yg dititipkan pada Su-siok Lo Ban Teng yaitu sin-she Sim Yang Tek di Singapura (Sampai sekarang dalam kalangan persilatan disana)
Belum lama bermukim di Semarang Ban Teng kecantol Go Bin Nio seorang gadis yg ramah halus budi bahasanya. Kemudian nona ini menjadi nyonya Lo yg kedua. Di Tiongkok Ban Teng punya seorang istri dan seorang anak perempuan bernama Lee Hwa.
Setahun kemudian lahir anak pertama dan diberi nama Siauw Hong. Ban Teng bersembahyang kepada arwah gurunya Yoe Tjoen Gan bahwa anak pertamanya diberi marga sesuai gurunya Yoe. Yoe Siauw Hong kemudian hari diserahkan kepada istri pertama Ban Teng di Tiongkok.Lo Ban Teng dari istrinya Go Bin Nio memiliki 12 anak tidak termasuk Lee Hwa dan Siauw Eng .Anak ke 2 Lo Siauw Gok (1931), ke3 Siauw Bok (1934) ke 4 Siauw Tiauw. Tahun 1938 Ban Teng pindah ke Jakarta dan tinggal bersama sin she Lo Boen Lioe (juga jago kun-thao) di Kongsi Besar. anak ke 5 Siauw Loan , ke 6 Siauw Gim, ke 7 Siauw Tjoen, ke 8 Siauw Ling (1943), ke 9 Siauw Tjiok (194 7), ke 10 Siauw Tjioe (1949) , ke 11 Siauw Koan (1952), ke 12 Siauw Nyo (1955).
Lo Ban Teng meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun.
Lo Siauw Gok menjadi ahli waris dan penerus kemahiran silat dan pengobatan dari ayahnya. Informasi terakhir sebagian anak cucu Lo Ban Teng tinggal di pinggiran Jakarta di perumahan "Modernland" - Tangerang.
makasih,
AT
====
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?
Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?
Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.
Lihat saja pemberontakan yang dilakukan orang Tionghoa di batavia, yang menyebabkan seorang pejabat belanda mati?
Tahukah anda pemberontakkan itu juga didukung oleh orang-orang Jawa,
dan tahukah anda 2000 orang pasukan itu dihancurkan oleh Belanda dan orang-orang Tionghoa yang lari disembunyikan oleh legiun jawa.
Itu fakta sejarah mas. mungkin di Indonesia itu gak dipublikasikan. tapi kalau anda ke Belanda, contohnya ke Leiden, disana terungkap jelas mas.
saya harap semua yang saya katakan berkenan di hati mas. karena tidak semua ahli suka pibu dan banyak juga ahli yang berjuang dan gugur demi bangsa Indonesia yang tercinta ini.
Di dunia Bela diri, Kita semua keluarga
Salam silat,
Wah semangat sekali, tenang mas Red Hawk.
Mengenai fakta sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia banyak orang-orang Jawa yg tahu kok (yg gak tahu hrs malu ngaku orang Jawa). Itukan sejarah yg terjadi sekitar abad 18. Pemberontakan orang-orang Tionghoa bersama keluarga kerajaan yg tdk puas merembet sampai ke Kraton Kartasura yg pro voc dan berakibat dipecahnya kerajaan menjadi dua, yaitu : Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta.
Saat pemberontakan terjadi raja Kartasura melarikan diri ke daerah Ponorogo dan baru kembali setelah di sepakatinya perjanjian Giyanti.
Jadi sejarah pemberontakan orang-orang Tionghoa dan orang-orang Jawa terhadap Belanda memang tdk hilang & dilupakan! Sampai sekarang sejarah tersebut tetap diingat & bisa di baca oleh siapapun yg berminat.
Soal pibu dan perjuangan melawan penjajahan Belanda adalah dua hal yang berbeda yg tidak ada hubungan sama sekali. Pibu hanyalah istilah bhs China yg juga dilakukan oleh ahli-ahli bela diri pribumi. Cuma istilahnya saja lain. Orang Jawa menyebutnya sebagai njajal ngelmu. Pibu atau njajal ngelmu memiliki esensi yang sama yaitu saling mencoba kemampuan untuk melihat sampai dimana keunggulan masing-masing. Jadi tdk tepat idiom pibu sama dg budaya Tionghoa yg dikaitkan dg sikap tidak Nasionalis. Ahli-ahli bela diri pribumi sendiri banyak yg sering saling mencoba ilmu, toh mereka tdk diidentikkan tdk loyal pada Negara?
Setuju, mari pererat persaudaraan melalui dunia bela diri. [top]
Mr. Red Hawk,
Kalo memang anda yang merasa tahu sejarah Lo Ban Teng, lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai permasalahan tantangan yang pernah diajukan oleh Lo Ban Teng terhadap seluruh pesilat di Jawa dengan mengadakan acara Tjing Pie Say pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang.
Apa motivasinya ?
Dan anda sebagai generasi penerus, apakah anda sudah lebih terbuka dalam berbagi pengetahuan beladiri. Melalui forum ini diharapkan semua pihak mau lebih terbuka dalam upaya melestarikan seni beladiri yang ada.
Tanpa bermaksud menyinggung masalah SARA tulisan ini hanya ingin mengetahui rasa nasionalisme kaum minoritas yang selalu berusaha mendapatkan perlakuan yang sama di Negara ini.
Sebelumnya saya ingin memaparkan sosok Lo Ban Teng merupakan ahli kuntao kesohor dan konon tak terkalahkan pada masanya. Ia merupakan murid dari Yoe Tjoen Gan dengan alirannya kungfu Siauw Lim Ho Yang Pay. Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Semarang pada waktu remaja, Lo Ban Teng menetap di Semarang sejak 1927 karena kecantol dengan seorang gadis bernama Go Bin Nio.
Salah satu aksi Lo Ban Teng yang menghebohkan dunia persilatan di tanah Jawa pada waktu itu ialah ketika ia mengadakan acara Tjing Pie Say, acara dimana seni beladiri di tampilkan. Secara tradisi Cina, orang yang berani mengadakan acara Tjing Pie Say adalah seorang pemberani yang siap membuktikan kemampuannya menghadapi siapapun dalam hal seni beladiri. Acara ini dilaksanakan di Solo, Semarang, dan Yogya. Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: "Bwee Pa, Tju Li Lay" (Kalau mau coba, silahkan muncul), "Kia Sia Em Tang Lay" (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), "Pa Sie Ka Tie Tay" (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah Jawa. Lo Ban Teng malah menerima surat kaleng berisi ancaman bahwa kalau ia tidak tutup mulut akan dipulangkan ke Cina dengan tendangan. Lo Ban Teng membalas ancaman ini dengan menantang sang penulis surat kaleng untuk muncul di muka publik. Festival Tjing Pie Say akhirnya dihentikan karena terlalu mahal dan tidak mencapai tujuannya yaitu untuk mencari ahli beladiri yang hebat di tanah jawa pada saat itu.
Pada saat acara Tjing Pie Say diadakan (tahun 1931) Indonesia sedang dalam masa memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Bagaimana bisa seorang Lo Ban Teng sebagai seorang ahli beladiri dan bagian dari penduduk Indonesia yang hidup dan mencari nafkah di Indonesia mengadakan acara yang hanya ingin menunjukkan kehebatan dan egonya saja. Mengapa ia tidak berusaha membantu dengan kemampuan yang dimilikinya untuk membantu perjuangan bangsa Indonesia ?
Apapun alasannya, itu bukanlah sesuatu hal yang pantas untuk dibanggakan. Tidak adanya respon yang dari para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa bukan berarti bahwa mereka tunduk atau takut terhadap kemampuan yang dimiliki oleh Lo Ban Teng. Bahkan belum tentu semua orang mengenal nama Lo Ban Teng.
Namun saya juga ingin menyampaikan kritik terhadap para pendekar / ahli beladiri di tanah Jawa yang tidak merespon tantangan yang diberikan oleh Lo Ban Teng. Apakah tidak ada seorang pun yang mampu membela harga diri bangsanya ? Padahal dalam sejarah beberapa guru besar yang pernah hidup di jaman itu disebutkan bahwa mereka pernah mengalahkan jago-jago kuntau dari China namun tanpa menyebutkan nama dan aliran dari lawannya.
Pada masa pendudukan Belanda, penduduk Indonesia di bagi menjadi tiga :
1. Penduduk kelas satu, bangsa Eropa
2. Penduduk kelas dua, bangsa Timur Asing
3. Penduduk pribumi
Adanya perbedaan yang dibuat oleh penjajah dimaksudkan untuk memecah-belah persatuan yang ada di masyarakat jajahannya. Padahal jauh sebelumnya telah ada hubungan yang baik antara bangsa pribumi dengan bangsa pendatang termasuk orang-orang Tionghoa.
Ada beberapa catatan menarik bagi saya mengenai pengaruh seni beladiri China terhadap pertumbuhan seni beladiri di tanah air. Misalnya perkembangan pencak silat atau maen pukulan di daerah Betawi yang dipengaruhi oleh seni beladiri China. Silat Beksi merupakan seni beladiri yang berasal dari Negeri China yang dibawa pertama kalinya ke Indonesia (Batavia.red) oleh seorang guru keturunan China yang bernama “ Lie Ceng Oek” yang bermukim dan bertempat tinggal di daerah Dadap, Tangerang. Hingga saat ini hubungan silahturami antara Perguruan Pencak Silat BEKSI dengan keluarga besar Lie Ceng Oek tetap terjaga melalui pertemuan yang diadakan setiap tahun. Lalu ada pula Silat Kwitang yang dalam sejarahnya mendapat pengaruh dari seorang ahli beladiri asal China ”Kwee Tang Im” , yang kemudian namanya juga dijadikan nama daerah tersebut. Kedua Silat ini lalu berkembang dan menjadi bagian budaya Betawi yang dapat dibanggakan.
Banyaknya hal yang dapat memicu perselisihan dan stereotipe etnis terhadap kaum minoritas harus dihindari. Dengan adanya interaksi antara semua lapisan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan seni beladiri pencak silat di Indonesia akan tercipta rasa persatuan dan persaudaraan yang kuat antar elemen bangsa. Lalu bagaimana dengan kontribusi ahli beladiri China lainnya yang hidup dan tinggal di Indonesia ? Saya harap adanya respon mengenai tulisan ini.
...harap sekali lagi anda mengerti.anda pasti bisa mengerti maksud dan perasaan saya saat orang lain salah paham akan perguruan kita dan mengambil kutipannya dari para murid murtad aliran kita. terima kasih.
Lebih bagus mas Red Hawk mengajukan protes tertulis ke situs ybs. Perasaan jengkel, marah, tersinggung dan dikhianati memang wajar. Namun jangan sampai perasaan-perasaan tersebut membuat orang kehilangan nalar.
Saya mengerti perasaan sampeyan dan simpati atas kejadian tsb krn kami pernah mengalami hal yg sama.
Semoga masalah cepat selesai :)
Mungkin untuk menjelaskan secara tuntas ke publik, ada baiknya Koran Tempo dan SilatIndonesia.com datang untuk meliput [pray2]
Mas Red Hawk, Koran Tempo memiliki jatah 1x sebulan (edisi minggu) untuk menampilkan silat2 tradisional Indonesia (dulunya 1x seminggu namun berhubung Mas Amal Ihsan dirotasi ke bagian lain, Alhamdulillah tidak serta merta dihapuskan begitu saja). Saya rasa, sinshe Lo Ban Teng dengan kung fu nya telah menjadi bagian dari bangsa ini sejak jaman penjajahan Belanda dulu, dan tidak ada salahnya ditampilkan sebagai bagian dari seni beladiri tradisional kita ^:)^
Tetap semangat......
...Buku rencananya ttg sejarah sih.
Yaaa jalan barengan sih, krn kyk yg udah saya bilng materi2 lg dikumpulin.
Mohon doa restu n dukungannnya yak :)
Setau saya di jogja jg tidak ada Mas, di solo memang ada keturunan dari Liem Tjwee Kang (murid dan keponakan Sucho Lo Ban Teng) tp soal obat gosok saya gak tau apa mrk punya atau tidak (mustinya sih punya ya).
......
kepada mas Gogi
welcome di sahabat silat, terima kasih input andah yang bagus dan luas
saya punya permintaan: tolong deh jangan pasang tanda "center" dalam beritamu
kelihatan jelek banget dan ngak enak bacanya
salam,
oh ya sip ! 8)
Salam buat Gogi,
terakhir kita bertemu pada saat peragaan (piauw yen) di BRI sekitar 1-2 thn yg lalu.
Oh bukan, di lapangan olahraga BRI.
Waktu itu Gogi malam sebelumnya baru sampai jakarta sehabis kejuaraan.
Well anyway,selamat bergabung di forum ini.