+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara  (Read 38560 times)

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #30 on: 14/12/2010 11:18 »
@kang hummdee6, terkait cerpen yang kang hummdee6 tulis, sepertinya memang mengarah pada pelatihan XinYi dengan menggunakan metode 1/2 langkah.

Saya jadi teringat salah satu legenda XinYi bernama Guo Yunshen.

Seingat saya dalam CMA yg dikenal dgn "jurus setengah langkah" adalah Guo Yunshen - seorang Master Xinyi yg dikenal sering mengalahkan lawannya dgn satu jurus saja. Guo Yunshen pernah di penjara selama 3 tahun karena membunuh lawannya dalam suatu pertarungan. Selama 3 tahun kaki dan tangannya diborgol dgn pasung kayu. Karna kaki dan tangannya dipasung Guo Yunshen hanya mampu berlatih jurus dasar Beng Quan yg termasuk dalam 5 jurus dasar Xinyi yg disebut Wu Xing Quan ( Five Element Fist )

Tapi pasung kayu di kakinya ini menyebabkan Guo Yunshen hanya mampu melangkah setengah langkah saja, akhirnya jurus Beng Quan yg dilatihnya diubah oleh Guo Yunshen menjadi Beng Quan setengah langkah. Selama 3 tahun Guo Yunshen setiap hari hanya berlatih Beng Quan setengah langkah ini.

Karena Guo Yunshen setiap hari melakukan program latihan repitisi gerakan Beng Quan setengah langkah selama 3 tahun (entah sudah berapa puluh ribu reptisi yg dilakukannya selama itu) akhirnya membuat Guo Yunshen memiliki pola gerakan Beng Quan yg baru - yg berbeda dgn yg dilatihnya sebelumnya - Fajin yg dihasilkan dari Beng Quan setengah langkah inipun berbeda dgn yg dulu.

Ketika keluar penjara kerabat dari orang yg dulu dibunuhnya sudah menunggu dan menantang Guo Yunshen. Mereka beranggapan Guo Yunshen tentunya masih dalam keadaan lemah karna sudah dipasung selama 3 tahun lamanya. Tetapi ketika terjadi pertarungan - Guo Yunshen hanya dgn menggunakan satu jurus Beng Quan setengah langkahnya ini mampu mengalahkan lawannya. Lawannya terlempar jauh hanya dgn satu pukulan Beng Quan setengah langkahnya dalam keadaan pingsan dan tulang iga patah.

Sejak itu dikenal pepatah "Hanya dengan jurus setengah langkah Beng Quan, Guo Yunshen mampu mengalahkan siapapun di bawah langit ini tanpa lawan" Guo Yunshen adalah Master Xinyi yg paling terkenal - namanya sejajar dgn Li Shuwen Master Baji Quan.

***

Sejujurnya, memang berlatih sedikit gerak dengan repetisi extreem sangatlah jarang dilakukan perguruan silat di zaman sekarang. Cerpen yang kang hummdee6 tulis, dan juga kenyataan pada legenda XinYi dan pelatihan XinYi, memang mengharuskan adanya repetisi extreem yang akan mengarah pada keberhasilan. Repetisi extreem untuk mendapatkan inti dari gerakan memang seringkali dilupakan dan orang-orang zaman sekarang pengennya yang praktis-praktis saja.

Jika berkenan, bisa dibabar mengenai konsep 1/2 langkah ini menurut XinYi yang kang hummdee6 pahami?

Terima kasih sebelumnya. Nice to discussion with you... :)

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

kunderemp

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 58
  • -Receive: 12
  • Posts: 213
  • Reputation: 41
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: beberapa plus youtube-fu
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #31 on: 14/12/2010 13:43 »
Rekan mpcrb, rekan Humdee..

kayaknya diskusi kalian sangat menarik, sudah pakai istilah2 CMA segala (Tinjing, nejia, wajia, dll.). Tapi kok rasanya terlalu sempit kalau berada dalam utas Thifan yah?

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #32 on: 14/12/2010 14:46 »
Ass,mana nih suheng2 dan Tamid2 tifan yang lain yang mau membabar thifan lebih dalam lagi disini,biar lebih seru dan terang benderang,terima kasih buat semua
salam

hummdee6

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 23
  • Posts: 365
  • Reputation: 33
    • Email
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #33 on: 14/12/2010 15:18 »
Membaca tulisan kang hummdee6 sepertinya cukup memahami karakteristik Thifan Po Khan dan beberapa kungfu China. Ini menarik.
Ah enggak jg. Hanya saja sewaktu kuliah, saya latihan thifan dan temen baik saya amat tergila2 ama kungfu.. sampai akhirnya dia bs belajar huo baji chuan dan chen taichi chuan. Jujur aja, saya terpengaruh ama dia itu. Berhubung saya gak mau kalah, saya coba amati saingan kungfunya, XY quan dan Pa kwa chang. Tp hasilnya, dia berhasil.. saya gatot.. :D
Justru setelah ketemu lagi ama silat, saya br mulai mengerti sedikit demi sedikit ttg XY dan Pa Kwa tersebut.. :D

Mengenai Explosive Power mungkin masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Baji dan Bagua ( juga Xinyi ) termasuk Neijia dalam CMA. Prinsip gerak ( body mechanic ) dalam Neijia adalah "whole body movement" yaitu dalam setiap gerakan - tubuh bergerak sebagai satu kesatuan unit untuk membangkitkan tenaga ( jengjing ). Sedang Waijia menggunakan prinsip gerak "sectional power" ( ju bu li ) sehingga di dalam Waijia dikenal pelatihan yg bersifat sectional seperti ilmu tangan besi, kaki besi, kepala besi dan tukang besi lainnya.
Sebenarnya saya kurang setuju kl weijia dikatakan sectional power.
Penempaan sectional power tersebut digunakan untuk mempercepat proses anggota tubuh kita agar dapat digunakan sebagai senjata.
Baji dan Pakua yg katanya internal jg sebenarnya ada teknik menempa tapak tangannya sehingga keras seperti batu.
Hunggar dan bakmei yang katanya external (wujia) juga menggunakan whole body movement power.
Bagi saya, internal (neijia) atau external (weijia) hanya bs dilihat dari focus yang dilatihnya.
Internal biasanya diajarkan secara detail dan rinci. Hal2 yg kecil sangat diperhatikan dan sangat menekankan penempaan tenaganya dulu..setelah itu baru masuk ke gerak.
Sedangkan weijia sebaliknya. Karena itu, gak heran dalam satu aliran ada yang menganut weijia ataupun neijia..tergantung bgm cara mereka berlatih.
Contoh: aliran2 dlm baji quan ada yang masuk ke kategori neijia (aliran lie dan huo) dan weijia (aliran wu)..bahkan aliran wu ini ada yg masuk ke neijia. semua tergantung cara sang guru melatih. ;)
Bahkan saya berpikir, whole body movement power ini merupakan intisari dari beladiri. Karena saya perhatikan, disilatpun kita melihat gerakan2 whole body movement ini. Sebagai contoh: perhatikan aja bagaimana babe husin kl main golok. Kl tangan bergerak, seluruh tubuh pun bergerak.. tp kl ditanya ke babe husin masuk ke neijia atau atau gak .. pasti gak ngerti.

Bagaimana dgn explosive power Thifan khususnya dalam olah geraknya? Seperti kita tahu kelemahan dalam beladiri berbasis olah kanuragan, terutama yang berbasis senam pernafasan, adalah sedikitnya penekanan pada latihan olah gerak dan lebih menekankan kepada latihan olah nafas yang mengarah pada olah kanuragan sehingga kadang tidak ada jenjang tingkatan kemampuan, yg ada hanyalah bisa atau tidak bisa sama sekali - jodoh atau tidak jodoh. Seakan ada missing link antara olah gerak dan olah kanuragan.
supaya kita gak salah membayangkan, senam thifan ini tidak seperti olah nafas yg dilakukan oleh beladiri2 pernafasan lainnya spt SN, Kalimasada, dll. Tp dilakukan secara statis (diam ditempat) dan yang digerakkan hanya sebagian anggota tubuh saja. Misalnya hanya tangan dulu (yg lain diem), dll. Bukan di senamnya.
Kl kt ngomongin explosive power, itu sudah masuk ke ranah daht..sebab di kungfu sendiri pun fajing itu sdh masuk ke ranah chi (CMIIW). Tp kl kt ngomongin teknik serangan yg menghasilkan explosive power, di thifan (yg saya pelajari dulu) memiliki konsep yang sama dg beladiri lain. Tenaga di ujung.

Dalam senam ala Thifan Po Khan apakah berdasarkan prinsip "whole body movement" atau "sectional power" ? Dari sisi gerakan Thifan Po Khan itu Neijia atau Waijia?
Yang saya tau, saat sentay (senam) tubuh kita dikejangkan seolah2 tubuh kita hanya satu bagian saja. Dan untuk diingat, berbeda dg olah nafas spt di SN, sentay disini statis, tidak melangkah, yang bergerak hanya yang emang digerakkan. Misalnya saat memutarkan tangan, anggota tubuh lain tidak bergerak.

Bagaimana sifat explosive power yang dihasilkan oleh Thifan? Apakah lebih bersifat "sectional power" atau "whole body movement power"?
Kl diperhatikan sebenarnya thifan mengandalkan serangan beruntun dalam jurus2nya, spt wingchun. Pertanyaannya, apakah kungfu seperti wingchun itu masuk ke kategori internal atau external? Itu perlu kita lihat saat sang guru menurunkan ilmunya.

Apakah pada gerakan-gerakan Thifan (entah jurus atau senam) yang melibatkan pengolahan tertentu pada bagian tubuh tertentu seperti misalnya khusus tangan, kaki, badan yg bersifat "sectional power"? Dalam Neijia seperti Baji, Xinyi, Bagua ataupun Taiji tidak dikenal pelatihan yg bersifat sectional seperti itu.
Senam di thifan berfungsi mengolah seluruh bagian tubuh sehingga kuat dan mampu dijadikan sebagai senjata.
Seperti yang saya tulis sebelumnya, sebenarnya baji, taichi, bagua, ataupun xingyi menggunakan alat pula untuk memperkuat anggota tubuhnya.
Misalnya baji dan pakua mengenal teknik tapak pasir untuk memperkuat tapaknya,taichi dan pakwa menggunakan bola besi/batu untuk memperkuat kekuatan lengan. Xing Yi pun ada yang menggunakan manusia kayu untuk melatih pukulannya.

Sebagai contoh, jika berdasar tulisan Tim Cartmell tentang Neijia dan Waijia : Merpati Putih bisa disebut sebagai Waijia (Aliran Tenaga Luar) berdasarkan alasan yg saya sebut di atas - tetapi uniknya di Indonesia justru MP dikenal sebagai aliran beladiri Tenaga Dalam ( Neijia ? ).
yang jadi masalah, definisi tenaga dalam di Indonesia sangat berbeda2. kl kita survey itu sendiri, umumnya orang berpendapat bahwa tenaga dalam yang seperti ilmu kontak .. sedangkan jika tenaga dalam = chi, berarti ilmu kontak bukanlah tenaga dalam .. melainkan hasil dari tenaga dalam itu sendiri.

Saya pribadi cenderung setuju dgn tulisan Tim Cartmell tentang definisi Neijia dan Waijia ini.
Saya pribadi malah gak mau memilah beladiri masuk ke neijia atau weijia.. :D

Berbeda dgn Neijia seperti Baji, Bagua ataupun Xinyi – mereka mengawali latihan explosive powernya dari olah gerak - ada jenjang tingkatan kemampuan praktisinya. Pada tingkatan dasar praktisinya mungkin masih mengandalkan kekuatan otot tubuh - body mechanic - untuk mengenerate explosive power nya dgn prinsip " whole body movement ". Tetapi pada tingkatan tinggi mereka hanya menggunakan pikirannya saja untuk mengenerate explosive power tsb.
siapa mereka disini? Neijia (Baji, Bagua atau Taiji)? Atau weijia?
Justru dari yang saya amati, baji, xing yi, bagua dan taiji memulai latihan dari diam dulu, bukan gerak. Nah diam ini bentuk meditasi untuk merasakan chi yg bergerak didalam tubuh. Nanti kl sdh bs merasakan, baru mencoba mengatur dan memerintah chi untuk bergerak dg pikiran. Saat chi bergerak, maka tubuh pun akan bergerak.

Bagaimana dengan Thifan Po Khan?
Kl sampe pukulan yang hanya spt nempel, itu masuk ke ranah daht sebenarnya. Saya gak bs menjelaskan krn blm pernah sampai sana. Saat masuk ranah daht, ada pola senamnya sendiri.
Tp seperti yang saya jelaskan sebelumnya dari keuntungan dan kekurangan tenaga hasil sentay … tenaga yang terbentuk dari sentay dapat membuat pukulan kita terlihat simple dan ringan aja, tapi ttp orang merasakannya sangat keras.
Ini saya lihat saat guru saya memeriksa kekerasan perut teman. Hanya di tepuk, teman saya semaput.
atau tmn saya, yang baru bbrp kali latihan sentay. saat dia maen basket, orang yg dia senggol sedikit (menurut dia) selalu mental jauh ke belakang. Akhirnya tmn saya itu berhenti thifan, spy bs main basket lagi... :D

hummdee6

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 23
  • Posts: 365
  • Reputation: 33
    • Email
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #34 on: 14/12/2010 16:07 »
@kang hummdee6, terkait cerpen yang kang hummdee6 tulis, sepertinya memang mengarah pada pelatihan XinYi dengan menggunakan metode 1/2 langkah.

tapi pasung kayu di kakinya ini menyebabkan Guo Yunshen hanya mampu melangkah setengah langkah saja, akhirnya jurus Beng Quan yg dilatihnya diubah oleh Guo Yunshen menjadi Beng Quan setengah langkah. Selama 3 tahun Guo Yunshen setiap hari hanya berlatih Beng Quan setengah langkah ini.

Karena Guo Yunshen setiap hari melakukan program latihan repitisi gerakan Beng Quan setengah langkah selama 3 tahun (entah sudah berapa puluh ribu reptisi yg dilakukannya selama itu) akhirnya membuat Guo Yunshen memiliki pola gerakan Beng Quan yg baru - yg berbeda dgn yg dilatihnya sebelumnya - Fajin yg dihasilkan dari Beng Quan setengah langkah inipun berbeda dgn yg dulu.
.
Kl saya baca cerita mas Mpcrb ini, terkesan Guo Yunsen ini yang merombak jrs2 XY, terutama beng quan, menjadi setengah langkah semua. Yang saya tau, guo yunsen ini hanya menyederhanakan jurus harimau xingyi.
Justru pandangan saya berbeda. XY emang dari awalnya sudah ½ langkah. Karena kl kita perhatikan XY/XYLHQ (mau yang aliran honan/muslim, hebei, ataupun aliran keluarga Dai) umumnya menggunakan ½ langkah. Spt yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa bentuk2 jurus XY seperti orang bermain tombak. Nah, kl bermain tombak kan paling nyaman kl hanya pake ½ langkah. Kl pake 1 langkah penuh, justru keseimbangan jurus2nya jadi terganggu, kecuali untuk menerobos (ini diperlihatkan dalam jurus pi chuan yg bs digunakan untuk menerobos pertahanan lawan).

Sejujurnya, memang berlatih sedikit gerak dengan repetisi extreem sangatlah jarang dilakukan perguruan silat di zaman sekarang. Cerpen yang kang hummdee6 tulis, dan juga kenyataan pada legenda XinYi dan pelatihan XinYi, memang mengharuskan adanya repetisi extreem yang akan mengarah pada keberhasilan. Repetisi extreem untuk mendapatkan inti dari gerakan memang seringkali dilupakan dan orang-orang zaman sekarang pengennya yang praktis-praktis saja.
Sebenarnya repitisi2 extreem masih diajarkan oleh silat2 tradsional. Sebagai contoh, saya dari akhir thn 2000 – 2005 belajar silat dan hanya dikasih 10 jurus (fyi, 1 jurus = 1 gerakan). Atau di GGBD, yang ditekankan adalah memahami jurus selancar.

Jika berkenan, bisa dibabar mengenai konsep 1/2 langkah ini menurut XinYi yang kang hummdee6 pahami?
 Salam.
Untuk konsep ½ langkah ini juga sdh dibabar di cerpen saya, dibagian belajar melangkah.
Namun power XY letaknya bukan di ½ langkahnya, melainkan bgm sang praktisi mengalirkan tenaga yang dihasilkan dari ancang2 ½ langkah tersebut ke alat serang (tentunya dengan memenuhi konsep LiuHe-nya) dan dikombinasikan dengan strategi merampas titik pusat bumi lawan.
Ancang2 tenaga (potensial) melangkah dan merampas titik pusat bumi lawan inilah yang juga menjadi salah satu rahasia daya hancur baji quan (setidaknya dari pengamatan aliran huo yg tmn saya pelajari).

Terima kasih sebelumnya. Nice to discussion with you... :)
sama2 mas :).

@kundaremp
yahh .. saya sih hny mencoba membabarkan berdasarkan pertanyaan :)

@bayu
waduh .. kl para tamidnya nongol, saya akan diem deh. Tp kl bs jangan pake istilah2 thifan yaa .. biar bs ngerti obrolannya.. :)

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #35 on: 14/12/2010 16:32 »
Siap bos mangga dilanjut [[peace2]]

Sawer Wulung

  • Guest
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #36 on: 14/12/2010 17:55 »
Kalo pendekar udah turun gunung, bahasan jadi tambah seru. Ijin menyimak. Mau kasih GRP tapi kagak tau caranya. Duduk aja dah dipojokan.

Sawer Wulung

  • Guest
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #37 on: 14/12/2010 18:03 »
Btw, hubungan dengan syufu taesyukhan dimana? Secara pernah baca, para badur yg nurunin elmunya sama, kitab shurulkhan sebagai acuan keilmuannya juga sama. Pernah nanya juga sama pelatih syufu taesyukhan katanya sama aja, toh guru besarnya ust. Marsedek juga. Mohon pencerahannya.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #38 on: 14/12/2010 20:42 »
Ah enggak jg. Hanya saja sewaktu kuliah, saya latihan thifan dan temen baik saya amat tergila2 ama kungfu.. sampai akhirnya dia bs belajar huo baji chuan dan chen taichi chuan. Jujur aja, saya terpengaruh ama dia itu. Berhubung saya gak mau kalah, saya coba amati saingan kungfunya, XY quan dan Pa kwa chang. Tp hasilnya, dia berhasil.. saya gatot.. :D
Justru setelah ketemu lagi ama silat, saya br mulai mengerti sedikit demi sedikit ttg XY dan Pa Kwa tersebut.. :D

Baji Quan dan Xinyi bisa dikatakan beladiri yg berlandaskan Filosofi Prajurit yg bersifat Hard. Seorang berpribadi "keras" yg biasanya mencapai puncak dalam aliran ini. Li Shu Wen dan Guo Yun Shen adalah Master aliran ini yg dikenal keras dan telengas. Mereka dikenal sebagai Master Beladiri yg sering mengalahkan lawannya hanya dgn satu pukulan saja. Dan biasanya lawan berakhir dalam keadaan tewas atau terluka parah. Pribadi yg bersifat "soft" mungkin tidak akan mencapai tingkat seperti Li Shu Wen dan Guo Yun Shen.

Hehehe, mungkin tampaknya takdir kang hummdee6 adalah kembali pada silat. :)

Terkadang memang ada paradox mengenai bagaimana pemahaman itu kita dapatkan. Pada kasus kang hummdee6, memahami XinYi justru setelah belajar silat. Kalau saya malah kebalikannya. Setelah melakukan studi banding dengan Xin Yi, malah jadi lebih memahami silat-nya.

Dunia memang luas dan unik dengan ragam alurnya.


Sebenarnya saya kurang setuju kl weijia dikatakan sectional power. Penempaan sectional power tersebut digunakan untuk mempercepat proses anggota tubuh kita agar dapat digunakan sebagai senjata. Baji dan Pakua yg katanya internal jg sebenarnya ada teknik menempa tapak tangannya sehingga keras seperti batu.
Hunggar dan bakmei yang katanya external (wujia) juga menggunakan whole body movement power.

Bagi saya, internal (neijia) atau external (weijia) hanya bs dilihat dari focus yang dilatihnya.

Internal biasanya diajarkan secara detail dan rinci. Hal2 yg kecil sangat diperhatikan dan sangat menekankan penempaan tenaganya dulu..setelah itu baru masuk ke gerak.
Sedangkan weijia sebaliknya. Karena itu, gak heran dalam satu aliran ada yang menganut weijia ataupun neijia..tergantung bgm cara mereka berlatih.
Contoh: aliran2 dlm baji quan ada yang masuk ke kategori neijia (aliran lie dan huo) dan weijia (aliran wu)..bahkan aliran wu ini ada yg masuk ke neijia. semua tergantung cara sang guru melatih. ;)

Saya sepakat dengan ini, dengan melihat fokus yang dilatihnya barulah kita bisa melihat penggolongannya. Yang dilakukan oleh Tim Cartwell itu sebenarnya sangat baik, untuk mempermudah membedakan antara neijia dan weijia. Tetapi artikel itu belum menekankan bahwa sebenarnya neijia dan weijia itu sendiri melekat di dalam pola pelatihan kungfu. But again, ini hanya masalah terminologi yang dipakai oleh Tim.

Bahkan saya berpikir, whole body movement power ini merupakan intisari dari beladiri. Karena saya perhatikan, disilatpun kita melihat gerakan2 whole body movement ini. Sebagai contoh: perhatikan aja bagaimana babe husin kl main golok. Kl tangan bergerak, seluruh tubuh pun bergerak.. tp kl ditanya ke babe husin masuk ke neijia atau atau gak .. pasti gak ngerti.

Huehehe, ini memang benar. Istilah-istilah demikian tidak pernah ada pada pelatihan pada guru/sesepuh kita. Istilah itu baru muncul pada zaman setelah beliau-beliau. Bisa jadi sekedar untuk mempermudah pemahaman mengenai kesepakatan sesuatu. Karena istilah biasanya akan cukup membingungkan, terutama bagi yang tidak terbiasa. Kecuali setelah dilakukan, barulah akan muncul "ooooh.... seperti ini namanya itu toooh...". :)

Terkadang, saya memperhatikan bahwa pola pelatihan silat kita di lapangan seringkali tidak begitu peduli dengan prinsip dasar seperti itu. Apalagi kalau suatu beladiri silat berisi keilmuan yang bersifat kanuragan, kebanyakan hanya mengejar ilmu itu saja. Hal-hal yang prinsipil di dalam pola dasar pelatihan tenaga dari olah gerak sering dilupakan sehingga pada akhirnya anggota menjadi tidak bisa menghayati benar makna dari keilmuan yang dilatihnya.

Sejujurnya ilmu kanuragan memang cukup menarik minat masyarakat (setidaknya lebih banyak peminatnya dibanding yang olah gerak). Sebab, kalau olah gerak, murid harus melakukan repetisi berulang kali sedemikian rupa (semakin extrem semakin baik). Dan di zaman sekarang, menyuruh murid melakukan itu rasanya hanya sedikit saja yang bertahan. Kebanyakan ingin yang praktis-praktis dan cepat. Ilmu kanuragan memang punya porsi disini. Kalau tidak bisa buka simpul dengan metode olah nafas normal, bisa pake "shortcut" dengan teknik buka simpul. Praktis khan? :) Untuk bisa mempraktekkan suatu jurus, cukup gunakan "silat hadiran" maka dijamin murid akan bisa bergerak sesuai jurus apa yang diinginkan. Praktis juga khan? :) Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal "missing link" yang kalau tidak cepat disadari, efek jangka panjang akan merugikan perguruan-perguruan tersebut.

supaya kita gak salah membayangkan, senam thifan ini tidak seperti olah nafas yg dilakukan oleh beladiri2 pernafasan lainnya spt SN, Kalimasada, dll. Tp dilakukan secara statis (diam ditempat) dan yang digerakkan hanya sebagian anggota tubuh saja. Misalnya hanya tangan dulu (yg lain diem), dll. Bukan di senamnya.
Kl kt ngomongin explosive power, itu sudah masuk ke ranah daht..sebab di kungfu sendiri pun fajing itu sdh masuk ke ranah chi (CMIIW). Tp kl kt ngomongin teknik serangan yg menghasilkan explosive power, di thifan (yg saya pelajari dulu) memiliki konsep yang sama dg beladiri lain. Tenaga di ujung.

Yang saya tau, saat sentay (senam) tubuh kita dikejangkan seolah2 tubuh kita hanya satu bagian saja. Dan untuk diingat, berbeda dg olah nafas spt di SN, sentay disini statis, tidak melangkah, yang bergerak hanya yang emang digerakkan. Misalnya saat memutarkan tangan, anggota tubuh lain tidak bergerak.

I see. Berarti memang sepertinya diawali dengan sectional power pada area-area tertentu sehingga area-area tersebut terjadi penguatan untuk kemudian dilanjutkan dengan penempaan berbasis Daht. CMIIW.

Kl diperhatikan sebenarnya thifan mengandalkan serangan beruntun dalam jurus2nya, spt wingchun. Pertanyaannya, apakah kungfu seperti wingchun itu masuk ke kategori internal atau external? Itu perlu kita lihat saat sang guru menurunkan ilmunya.

Dari film IP MAN 3 (The Legend is Born), yang dimainkan sendiri oleh sang Master. Wing Chun sendiri mengalami dua transisi. Transisi pertama adalah transisi otentik (demikian disebutnya, Wing Chun versi guru Ip Man), dan yang kedua adalah transisi fleksibel (Wing Chun versi Master Ip Man). Dasar Wing Chun adalah teori rasa (ini seperti Cikalong). Praktisi sudah sejak awal dikondisikan pada suatu kondisi fighting (dengan boneka kayu) sehingga di dapat "rasa" ketika berbenturan dengan sasaran. Rasa ini kemudian diperkuat dengan latihan "pushing hand" untuk mendapatkan teknik "rasa" yang lebih tinggi.

Versi Wing Chun otentik awalnya menggunakan 30%-70% pada berat badan dan tidak mengenal tendangan tinggi. Hanya tendangan pendek dan jangkauan jauh. Sedangkan Wing Chun versi transisi fleksibel (versi Ip Man), mengenal tendangan tinggi dan jangkauan pendek serta rapat sendi.

Apakah Tifan Po Khan ini mengenal latihan "pushing hand" seperti Wing Chun? Ataukah hanya serangan beruntun saja yang mirip?

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #39 on: 14/12/2010 21:08 »
Kl saya baca cerita mas Mpcrb ini, terkesan Guo Yunsen ini yang merombak jrs2 XY, terutama beng quan, menjadi setengah langkah semua. Yang saya tau, guo yunsen ini hanya menyederhanakan jurus harimau xingyi.

....

Sebenarnya repitisi2 extreem masih diajarkan oleh silat2 tradsional. Sebagai contoh, saya dari akhir thn 2000 – 2005 belajar silat dan hanya dikasih 10 jurus (fyi, 1 jurus = 1 gerakan). Atau di GGBD, yang ditekankan adalah memahami jurus selancar.

Analisa saya didasarkan pada keadaan Guo Yunsen dimana ia berada di dalam kondisi dipasung tangan dan kaki sehingga tidak memungkinkan untuk bergerak lebih. Jadi memang yang terjadi (menurut cerita) adalah bahwa sang master melakukan gerakan yang menjadi lebih simplified. Lebih sederhana (karena keterbatasan), tetapi tetap tidak menghilangkan daya linuwih dari gerakan.

Intinya ada pada repetisi untuk mendapatkan prinsip dasar dari pengolahan tenaga dan prinsip dasar dari whole body movement. Ini adalah jenjang yang sangat baik pada olah gerak. Dan silat tradisional memang masih melakukan ini. Akan tetapi beberapa aliran silat tidak demikian. Terkadang ,murid dijejali oleh banyaknya gerakan sehingga ia tidak tahu harus fokus pada gerakan yang mana. Plus atas nama "ujian kenaikan tingkat", maka standar repetisi menjadi seringkali diabaikan. Yang didapat bukanlah "penguasaan" atas gerak tetapi sekedar "pelaksanaan" atas gerak. Yang penting bisa melaksanakan. Justru prinsip dasar pengolahan tenaga inilah yang sudah harus diberikan sejak awal kepada murid.

Untuk konsep ½ langkah ini juga sdh dibabar di cerpen saya, dibagian belajar melangkah.
Namun power XY letaknya bukan di ½ langkahnya, melainkan bgm sang praktisi mengalirkan tenaga yang dihasilkan dari ancang2 ½ langkah tersebut ke alat serang (tentunya dengan memenuhi konsep LiuHe-nya) dan dikombinasikan dengan strategi merampas titik pusat bumi lawan.
Ancang2 tenaga (potensial) melangkah dan merampas titik pusat bumi lawan inilah yang juga menjadi salah satu rahasia daya hancur baji quan (setidaknya dari pengamatan aliran huo yg tmn saya pelajari).

Berbicara "rahasia", memang ada perbedaan pada "orang luar" dan "orang dalam". Mereka-mereka yang merupakan murid resmi atau penerus atau pewaris biasanya berlatih "teknik dalam" dengan pemodelan penempaan yang lebih maknyos dibanding "orang luar". Sehingga inti dari beladirinya tetap akan lestari. Terkadang, pada beladiri CMA, sering ada istilah "bentuk lama" dan "bentuk baru" atau "bentuk besar" dan "bentuk kecil".

Menariknya, sintesa keilmuan juga sebenarnya sering terjadi. Sebagai contoh, untuk mempelajari Bajiquan secara sempurna, maka teknik langkah menggunakan pelatihan Baguazhang. Apabila seorang praktisi Bajiquan tidak berlatih teknik langkah Baguazhang, maka bajiquan dia belum afdol dari sisi daya tempur maksimal. Tetapi ketika sudah disintesa dengan Baguazhang maka Bajiquan praktisi tersebut berubah dari perak menjadi emas. Beberapa bentuk penempaan-penempaan seperti ini sesungguhnya suatu sintesa yang baik, dan seringkali dicontohkan oleh para master.

How about Tifan Po Khan?

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #40 on: 15/12/2010 12:50 »
@Kang Sawer Wulung : Perbedaan tentang syufu dan tifan pernah saya jelasin sedikit di treadnya syufu,
tapi gapa2, didalam beladiri surulkhan yaitu syufu dan thifan yang tertulis dikitab zodam buah karya badur ahmad siharani, surulkhan sebagai beladiri militer islam merupakan sebuah aliran beladiri yang memiliki dua buah pengkhususan, didalam kemiliteran ada yang bertugas sebagai pendobrak digaris depan dan ada yang menjadi semacam penyusup untuk mematai2 dan menyergap markas musuh, maka spesifikasi syufu adalah sebagai tameng digaris depan karena memiliki kekuatan fisik dan teknik untuk bertempur atau bertarung secara langsung dengan tentara musuh makanya yang bertubuh besar sangat cocok berada dikesatuan syufu,sedangkan spesifikasi tifan adalah lebih kepada sebuah kesatuan untuk menyusup dan menyergap kemarkas musuh karena memiliki kelenturan dan kelincahan fisik serta teknik kungfu tingkat tinggi maka prajurit yang bertubuh kecil lebih cocok berada dikesatuan tifan yang mengutamakan kelincahan dan kelenturan tubuh ini.
Ustad marzedek memiliki dua orang murid utama yaitu ustad yudi dan ustad pupu yang mendalami keahlian kungfu yang berbeda walaupun kedua2nya juga mempelajari kedua aliran ini baik syufu maupun tifan,tapi ustad yudi lebih mendalami kitab syufu sedangkan ustad pupu lebih mendalami kitab thifan, demikian sedikit penjelasannya kang, mohon koreksi kalau ada penjelasan yg kurang tepat kepada segenap praktisi syufu dan tifan,sekian terima kasih
salam

hummdee6

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 23
  • Posts: 365
  • Reputation: 33
    • Email
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #41 on: 15/12/2010 23:20 »
 
Baji Quan dan Xinyi bisa dikatakan beladiri yg berlandaskan Filosofi Prajurit yg bersifat Hard. Seorang berpribadi "keras" yg biasanya mencapai puncak dalam aliran ini. Li Shu Wen dan Guo Yun Shen adalah Master aliran ini yg dikenal keras dan telengas. Mereka dikenal sebagai Master Beladiri yg sering mengalahkan lawannya hanya dgn satu pukulan saja. Dan biasanya lawan berakhir dalam keadaan tewas atau terluka parah. Pribadi yg bersifat "soft" mungkin tidak akan mencapai tingkat seperti Li Shu Wen dan Guo Yun Shen.
Baji awalnya adalah ilmu beladiri pendeta (entah tao atau Buddha, tp lebih prefer Tao. Karena kungfu2 pendeta tao lbh variatif dan orisinil dpd pendeta buddha), dan dikembangkan oleh seorang muslim, wu Zhong.
Gak harus menjadi seorang yang keras untuk mencapai tingkat tinggi di baji. Wuzhong terkenal sebagai seorang alim ulama..jadi besar kemungkinan karakternya lembut. Namun hny Lie Shuwen yg bs menyamai gelarnya, dewa tombak.
Berbeda dg Lie Shuwen yang mudah menaklukkan orang dg membunuh lawan, Wu Zhong menaklukkan hati lawannya. Menurut saya, wu zhong jauh lebih hebat dpd Lie Shuwen.
Guo Yunshen, krn terlalu pongah ama jurus beng quannya.. dia tidak mau belajar lebih lanjut Xinyi-nya. Gurunya mengetahui itu, kemudian diutuslah kakak seperguruan Guo Yunshen, yg jago 12 jurus hewan XYQ, untuk menegur Guo. Awalnya Guo keukeuh, bhw Wuxing sdh cukup.. sampai akhirnya kk seperguruannya itu mengalahkan Guo dalam pertarungan.. dan akhirnya Guo mau belajar 12 jurus hewan.
Kisah lain, alkisah guo yunshen bertemu dengan Dong Haichuan (pendiri Bagwa Zhang). Guo yang mendengar kehebatan Dong, menantang Dong. Setelah bertarung beberapa lama, Dong Haichuan melakukan gerakan agresif, dan Guo Yunshen kalah. Setelah itu mereka berdua mengangkat saudara dan murid2nya saling cross training. Karena itu, saat ini yg belajar XYQ biasanya jg belajar BGZ.

I see. Berarti memang sepertinya diawali dengan sectional power pada area-area tertentu sehingga area-area tersebut terjadi penguatan untuk kemudian dilanjutkan dengan penempaan berbasis Daht. CMIIW.
Benar, namun penempaan sectional disini dalam satu rangkaian. Bukan spt latihan tapak batu, yang hanya tapaknya aja ditempa. Namun di sentay sini, dalam satu rangkaian senam, seluruh bagian badan ditempa.

Dari film IP MAN 3 (The Legend is Born), yang dimainkan sendiri oleh sang Master. Wing Chun sendiri mengalami dua transisi. Transisi pertama adalah transisi otentik (demikian disebutnya, Wing Chun versi guru Ip Man), dan yang kedua adalah transisi fleksibel (Wing Chun versi Master Ip Man). Dasar Wing Chun adalah teori rasa (ini seperti Cikalong). Praktisi sudah sejak awal dikondisikan pada suatu kondisi fighting (dengan boneka kayu) sehingga di dapat "rasa" ketika berbenturan dengan sasaran. Rasa ini kemudian diperkuat dengan latihan "pushing hand" untuk mendapatkan teknik "rasa" yang lebih tinggi.
Yang jadi masalah, cerita di film sering sdh ditambah2kan kecapnya biar lebih bagus.. :D

Versi Wing Chun otentik awalnya menggunakan 30%-70% pada berat badan dan tidak mengenal tendangan tinggi. Hanya tendangan pendek dan jangkauan jauh. Sedangkan Wing Chun versi transisi fleksibel (versi Ip Man), mengenal tendangan tinggi dan jangkauan pendek serta rapat sendi.
Sepanjang sepengetahuan saya, aliran wingchun paling tua (menurut data historis) adalah aliran (desa) Guo Luo. Dan aliran GuoLuo ini tidak mengenal 30%-70%. Ttp 50-50 spt yang ada di aliran yip man.
Justru kl mengacu pada istilah Tim Cartmell ttg neijia dan weijia, aliran Yip Man ini telah mengubah wingchun yang tadinya internal menjadi external. Karena mulai dr Yip Man inilah digunakan Mok Jang (wooden dummy) yang nantinya berfungsi melatih pergelangan tangan agar kuat untuk digunakan sebagai senjata (spt halnya kekuatan pergelangan tangan kungfu lo banteng atau silat cimande).

Apakah Tifan Po Khan ini mengenal latihan "pushing hand" seperti Wing Chun? Ataukah hanya serangan beruntun saja yang mirip?
Untuk hal masalah pushing hand ini, saya kurang tau. Setau saya thifan tidak mengenal pushing hand,melainkan langsung sparing (turgul). Namun dulu saya pernah dikasih latihan sparing pelan2.. namun itupun hanya satu kali pertemuan.

Yang penting bisa melaksanakan. Justru prinsip dasar pengolahan tenaga inilah yang sudah harus diberikan sejak awal kepada murid.
Bener banget mas.. atau dengan kata lain, power generating setiap jurusnya.

Sehingga inti dari beladirinya tetap akan lestari. Terkadang, pada beladiri CMA, sering ada istilah "bentuk lama" dan "bentuk baru" atau "bentuk besar" dan "bentuk kecil"
Setau saya ini istilah di aliran taichi (terutama aliran chen), bukan di aliran kungfu secara umum.

Menariknya, sintesa keilmuan juga sebenarnya sering terjadi. Sebagai contoh, untuk mempelajari Bajiquan secara sempurna, maka teknik langkah menggunakan pelatihan Baguazhang. Apabila seorang praktisi Bajiquan tidak berlatih teknik langkah Baguazhang, maka bajiquan dia belum afdol dari sisi daya tempur maksimal. Tetapi ketika sudah disintesa dengan Baguazhang maka Bajiquan praktisi tersebut berubah dari perak menjadi emas. Beberapa bentuk penempaan-penempaan seperti ini sesungguhnya suatu sintesa yang baik, dan seringkali dicontohkan oleh para master.
Yang saya tau, yang dipasangkan dengan kungfu Baguazhang adalah XingYiQuan.
Kl baji biasanya dipasangkan dengan kungfu Piqua (bukan Bagua). Bahkan dari sejarahnya, dahulu kala Baji dan Piqua itu adalah satu kesatuan (menurut yang diajarkan oleh WuZhong). Namun seiring waktu mereka berpisah, dan digabungkan kembali oleh Li Shuwen.
Praktisi baji yang mempelajari BagwaZhang biasanya dari ‘keturunan’ Liu Yunqiao. Karena dulu liu yunqiao pernah ‘nyolong’ belajar Bagua Zhang aliran Yin tanpa sepengetahuan Lie Shuwen.

How about Tifan Po Khan?
Krn para praktisi Thifan kebanyakan sdh merasa thifan adalah aliran yang lengkap, biasanya mereka tidak mau mempelajari aliran lain… CMIIW

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #42 on: 18/12/2010 01:25 »
@kang hummdee6, menarik pembahasan mengenai CMA. Sepertinya kang hummdee6 cukup memahami karakteristik hingga tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. :)

Back to Tifan, apakah pada Tifan Po Khan ada sesi semacam meditasi atau hal-hal yang berhubungan dengan pelatihan konsentrasi yang berbasis visualisasi?

***

@kang bayu, saya kurang pandai bikin cerpen, bahasanya mungkin tidak sehalus kang hummdee6. Hehehe :)

Saat ini yang sedang saya buat adalah "komik bergambar". Itu juga yang bikin gambar adik ipar yang kebetulan cukup pandai menggambar bentuk manusia secara proporsional. Insya Allah kalau sudah jadi, nanti diposting disini buat baca-baca iseng. :)

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #43 on: 18/12/2010 08:42 »
Wah mantap tu mas [top] [[peace2]]
komik silat versi indonesia pasti rame deh,segera dilaunching mas?mudah2an meledak dipasaran mas (bom kali yee..)
Setahu saya kalau ditifan tidak ada meditasi khusus atau pelatihan konsentrasi yang berbasis visualisasi? ga tau kalau tingkatannya sudah tinggi,barangkali kang humdee6 punya pengalaman,soalnya saya ga terlalu lama belajar tifan,hatur nuhun mas mpcrb
salam

hummdee6

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 23
  • Posts: 365
  • Reputation: 33
    • Email
Re: Thifan Po Khan Kung fu Muslim dari China Utara
« Reply #44 on: 19/12/2010 23:10 »
@kang hummdee6, menarik pembahasan mengenai CMA. Sepertinya kang hummdee6 cukup memahami karakteristik hingga tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. :)
kebetulan saya pny tmn yang maniak kungfu (terutama baji aliran huo dan taichi aliran chen).. dan saya kebawa2 ama dia...jd mencoba mengamati XYQ dan BGZ (termasuk kisah2 dan sejarahnya) :D

Back to Tifan, apakah pada Tifan Po Khan ada sesi semacam meditasi atau hal-hal yang berhubungan dengan pelatihan konsentrasi yang berbasis visualisasi?
selama saya latihan, gak pernah disebut2 ttg meditasi.
Apalagi, meditasi lekat dg nuansa non islam. Andaikata ada pun, sptnya sdh dibuang.
Pelatihan konsentrasi dilakukan dalam sentay tsb.

Back to Tifan, apakah pada Tifan Po Khan ada sesi semacam meditasi atau hal-hal yang berhubungan dengan pelatihan konsentrasi yang berbasis visualisasi?
@kang bayu, saya kurang pandai bikin cerpen, bahasanya mungkin tidak sehalus kang hummdee6. Hehehe :)

Saat ini yang sedang saya buat adalah "komik bergambar". Itu juga yang bikin gambar adik ipar yang kebetulan cukup pandai menggambar bentuk manusia secara proporsional. Insya Allah kalau sudah jadi, nanti diposting disini buat baca-baca iseng. :)

Salam.
[/quote]
Oke Mas..
kl emang bagus dan setidaknya banyak halaman (sktr 60), bs di upload ke mangafox, mangatraders, atau tempat baca online di internet.

 

Powered by EzPortal