Kalo sekarang sih Wushu imagenya adalah lebih ke arah sport bukan lagi seni tradisionalnya
kungfu dan wushu mungkin sama dengan kejadian di pencak dan silat
pencak lebih pada maenpo dan silat lebih pada praktisnya...,
nggak tau dech x-))
Kang Blank ini...bercanda saja... ;D
maenpo, sekaligus atuh meluruskannya, jangan setengah-setengah.
gini kang Blank, Nusantara ini mengenal tidak hanya 1 bahasa saja, melainkan bisa mencapai ratusan. Nah, maenpo ini, cuma salah satu sebutan oleh masyarat sunda terhadap seni beladirinya. Sebutan lainnya ada Ulin, Ameng, kadang disebut Ageman. Istilah Maenpo sendiri sudah lebih dari seratus tahun dikenal oleh masyarakat sunda. Sejak kapan, dan oleh siapa diperkenalkannya, tidak ada catatan resmi.
Di daerah-daerah lain kita kenal ada istilah Silek, Mencak, Penca, dsb.
Istilah Pencak Silat sendiri dimunculkan oleh IPSI. Untuk pastinya, mungkin ada kawan lain yang bisa lebih detail. Saya tidak berani, soalnya agak hawar-hawar ingatannya.
:)
Wushu tradisional sudah dikembangkan di Indonesia sejak jaman Belanda oleh para pelatih wushu berkebangsaan Indonesia yang terkenal seperti Lo Ban Teng, Lauw Djing Tie, Chi Siao Fo dan Ho Goan Ka.
Dear Sahabat Silat,Kang, mo tanya nih.
Kita mulai aja diskusi tentang Wushu, ato kungfu...berikut ada sedikit tulisan dari Mr James...
Meungkin setelah itu patut juga dibahas soal pengaruh dari ilmu ke terhadap perkembangan pencak silat di Nusantara
any comment ..
salam
S Birowo
==
Kesalahan Pemahaman Tentang Wushu, di Indonesia
Penulis: James Waskita S.
Wushu tradisional sudah dikembangkan di Indonesia sejak jaman Belanda oleh para pelatih wushu berkebangsaan Indonesia yang terkenal seperti Lo Ban Teng, Lauw Djing Tie, Chi Siao Fo dan Ho Goan Ka. Liem Joe Kiong, seorang cendekiawan Indonesia yang menjadi dosen Sekolah Tinggi Olah Raga Bandung*, pada tahun 50-60-an mencoba menyusun sistematika kung fu/ kun thao/ wushu tradisional agar bisa menjadi olahraga publik, dan bisa dipelajari siapa saja.
Padahal saat itu Cina, sebagai negeri asal wushu, belum mempublikasikan wushu sebagai olahraga berstandar internasional (RRC baru memasyarakatkan olahraga ini ke dunia internasional sekitar tahun 1970-an). Hal ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan.
Setelah era tersebut, perkembangan wushu tradisional di Indonesia tidak banyak terdengar. Wushu tradisional kemudian menyebar melalui perguruan-perguruan, les-les privat dan buku-buku.
Akibat penyebaran yang tak terstruktur itu, dimulailah era di mana wushu tradisional dikaitkan dengan hal-hal yang yang tak ada hubungannya, sehingga timbul banyak persepsi yang salah. Kesalahan-kesalahan pemahaman tersebut antara lain:
• Karena adanya latihan yang diadakan oleh lembaga-lembaga keagamaan tertentu, maka ada yang menganggap wushu sebagai ritual agama tertentu, padahal sesungguhnya wushu adalah murni olahraga beladiri yang boleh dipelajari umat agama apapun;
• Adanya anggapan yang tidak obyektif dengan menganggap wushu adalah teknik-teknik yang menggunakan doa-doa dan mantra-mantra tertentu, padahal hal itu tidak benar sama sekali;
• Ada yang menganggap bahwa wushu adalah okultisme/kuasa gelap karena mengandung hal-hal yang melanggar perintah agama tertentu, padahal wushu adalah murni olahraga;
• Ada yang mempolitisir dengan menganggap wushu sebagai pengaruh budaya asing yang merugikan, padahalnya semua seni beladiri selalu dipengaruhi oleh ciri-ciri negara asalnya, terutama dalam model pakaian dan istilah-istilah (semisal karate dari Jepang, dan taekwondo dari Korea, yang keduanya berkembang di Indonesia).
Bahkan sesungguhnya beberapa istilah wushu justru telah di-Indonesia-kan karena sesungguhnya olahraga ini sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda, sementara olahraga lain tidak. Misalnya, atlet karate disebut karateka (bahasa jepang), atlet kempo disebut kenshi (bahasa jepang) sedangkan atlet wushu disebut wushuwan-wushuwati (bahasa indonesia), meskipun istilah di negara lain adalah wushuyuan.
Salah satu hal yang menarik untuk diketahui ialah kaitan wushu dengan nama-nama yang cukup dikenal yaitu Shaolin pay, Butong pay, Kunlun pay dan sebagainya. Nama-nama tersebut memang dikenal di negeri Cina sebagai perguruan kungfu yang hebat di masa lalu. Nama-nama tersebut lebih mendunia lagi dikarenakan cerita-cerita silat dan film-film silat yang sebagian besar merupakan fiksi berlatarbelakang sejarah. Nama-nama tersebut memang lembaga keagamaan, yang mengajarkan wushu sebagai alat kesehatan dan beladiri bagi kelompok mereka, tetapi wushu tetaplah teknik beladiri yang kebetulan banyak dipengaruhi ciri-ciri kelompok mereka. Teknik tersebut bisa pula dipelajari orang-orang di luar kelompok mereka.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa wushu Shaolin juga dipelajari rakyat sipil. Bahkan perguruan wushu Shaolin yang dulu dikenal sebagai Shaolin pay, kini telah menjadi institut wushu dengan nama Shaolin Wushu Institut di Henan (Shaolin sendiri sebenarnya adalah nama kuil) yang isinya adalah para akademisi dari dalam maupun luar Cina. Wushu gaya shaolin sekarang banyak menjiwai materi wushu internasional seperti chang quan, nan quan, dan sebagainya.
Sedangkan wushu gaya Butong dikembangkan masyarakat menjadi salah satu nomor wushu terpopuler di dunia dengan nama taijiquan (tai chi). Jadi wushu sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan cukup lama, dan bukan ritual dari agama-agama tertentu seperti Budha dan Tao. Fakta sejarah yang memperkuat lainnya adalah gerakan Ming, yang terdiri dari para ahli wushu, tapi mereka bukan lembaga agama melainkan kumpulan cendikiawan dan ahli iptek. Fakta lain adalah kemunculan gerakan Taiping di akhir Dinasti Qing (Manchu) yang dipimpin Hung Xiu Quan. Kelompok pesilat Taiping ini adalah gerakan kaum pesilat Nasrani/Kristen, dengan peraturan dasar kelompok tersebut adalah Injil. Jadi jelas bahwa mempolemikkan wushu dengan cara mengidentikannya dengan agama tertentu, atau okultisme dan bertentangan dengan ajaran agama-agama tertentu, merupakan pemikiran yang sangat tidak tepat dan tidak bijaksana.
Fakta-fakta ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia generasi setelah tahun 60-an, bahkan banyak yang lebih percaya cerita film dan dongeng mulut ke mulut, daripada membaca sumber sejarah yang ilmiah yang telah ditulis dalam berbagai bahasa dan beredar di dunia internasional. Keadaan ini kemudian yang menyebabkan timbulnya salah pemahaman sebagaimana dirinci di atas. Bahkan sampai saat ini, harus diakui masih ada yang mengikuti pemikiran-pemikiran yang kurang tepat tersebut, termasuk mereka yang terlibat dalam pengembangan olahraga wushu di Indonesia saat ini.
*) Kemudian menjadi bagian IKIP Bandung, dan sekarang disebut Universitas Negeri Bandung
http://www.geocities.com/tsamudra/IA_WuMutakhir.htm
Kalau gak salah, wushu dpt diterjemahkan sbg beladiri - martial art - ilmu utk tarung etc.tengkiu pisan euy. kebetulan kalo ba gua / pa kua sudah saya dapetin infonya.
Gong Fu atau Kung Fu berarti keahlian yg tercapai lewat perjalanan waktu (over-time).
Saya dengar bahwa Bagua Zhang di Indonesia juga diketahui sbg silat Patkwa.
Bajiquan ... pernah dengar tapi nggak tahu detail-nya, sorry.
Salam,
Krisno
-Sanda/ Sanshau: yaitu gabungan antara Chinese boxing (Shuai Chiao) dan grapling (Qin Na) dalam bentuknyah sanshao ga beda dengan Thai Boxing.
yah sorry, salah kutip... maksudnyah biar keren ehh malah salah... :o
si Chris John yang juara dunia? atau si Jet Lee? jadi bingun nih saya, siapa yang juara dunia? trus apa hubungannyah sama ngetik salah? [lucu]
si Chris John yang juara dunia? atau si Jet Lee? jadi bingun nih saya, siapa yang juara dunia? trus apa hubungannyah sama ngetik salah? [lucu]
Sekedar nambahin: Chris John statusnya sekarang sebagai juara dunia Tinju, sebelum beralih ke tinju chris john adalah salah satu atlit wushu. Jet li atau nama cinanya Lilian che merupakan salah satu atlit wushu yg pernah menjadi juara dunia.
...maaf kalau dalam postingan saya dahulu sebelum saya kembali ini terdapat banyak unsur emosi atau yang lain. sekali lagi saya minta maaf. setelah banyak belajar dan tempaan dari guru saya, saya menyadari banyak hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh saya.Salam Mas Red Hawk...
menurutku olah raga bela diri yang paling mirip di dunia adalah antara wushu dan pencak silat. sangat mirip sekali!!!Salam kenal dulu Mas Gogi...
kedua olah raga ini adalah harta dunia yang harus diwariskan terus menerus!!
dengan bela diri kita dapat bersatu melebur ke dalam eksistensi alam semesta. semua gerakan merupakan perpaduan Yin Yang yang merupakan baterai penggerak alam semesta. jika kita dapat menjadikan ego alam semesta yang tanpa ego menjadi ego kita, maka saat itulah teknik tertinggi menjadi milik kita. saat kita jatuh dalam emosi, saat itu teknik paling rendah sedang kita praktekan.
alangkh bahagianya kalau kita bisa melebur menjadi satu kesatuan dalam milyaran perbedaan dan bersatu padu dengan alam menciptakan dunia yang aman, damai, harmonis dan bahagia.
menurutku olah raga bela diri yang paling mirip di dunia adalah antara wushu dan pencak silat. sangat mirip sekali!!!Salam kenal dulu Mas Gogi...
kedua olah raga ini adalah harta dunia yang harus diwariskan terus menerus!!
Hehehehe.... Sekedar mengingatkan Mas... Di forum ini ada banyak praktisi beladiri lain selain wushu dan silat. Bagi saya pribadi sih pernyataan Mas Gogi itu merupakan suatu pujian dan penyemangat (wong yang nulis juara dunia wushu!), tetapi belum tentu bisa diterima oleh para praktisi Judo, Karate, Aikido, Muaythai, BJJ, MMA, de el el de es be....
Sekali lagi, ini just a friendly reminder lhoooo.... Mohon maaf kalo tak berkenan...
Salam hangat....