+-

Video Silat


Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: PPS Betako Merpati Putih  (Read 1532923 times)

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #195 on: 22/10/2010 16:34 »
Terima kasih mas atas nasehatnya. Kalo udah ketemu dewan guru, rasanya hilang hasrat untuk meminta sesuatu mas. Karena mungkin jiwa saya tidak seperti itu. Saya hanya mencoba melihat pada diri sendiri apa yang sudah pernah didapatkan dari senior daerah dan start mulai menggali dari situ. Dari potongan-potongan pengetahuan yang ada, dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki. Kalau dulu, merasa haus berburu ilmu, setelah dapat malah hanya mengkoleksi. Ketika kesadaran mulai muncul, berasa malu sendiri, dan ingin kembali memulai dari apa yang semestinya. Jadi kalau dikasih ya terima kasih, kalau tidak ya melatihkan saja dari apa yang dipunyai.

Saat ini, jujur mulai lagi berlatih materi dari mulai Dasar 1 kembali. Rasanya, ada yang berbeda ketika dulu Dasar 1 dan ketika sekarang melatih kembali materi 'Dasar 1'. Sudut pandang, pemahaman, penghayatan, dsb.

Saya sepakat dengan mas Solihin GP kalau di dalam berlatih, tidak boleh merasa paling bisa. Jadi, menikmati kembali 'hidangan' materi Dasar 1 terasa lebih 'nikmat' dibanding dulu. :)

Sekarang, lebih banyak mencari benang merah pengetahuan sembari melatihkan kembali apa yang sudah pernah diberikan oleh para senior dari catatan-catatan yang ada.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

samber gledek

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 4
  • Posts: 462
  • Reputation: 35
    • Email
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #196 on: 23/10/2010 10:00 »
Setuju banget mas mpcrb. Itulah yang saya alami juga sekarang. Salam

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #197 on: 23/10/2010 12:51 »
terima kasih kang samber gledek.

Kalau saya pribadi, tujuan belajar semua ini adalah untuk memaksimalkan potensi tubuh. Untuk lebih memahami diri sendiri, untuk mencapai tahap kesadaran dan pemahaman yang lebih baik.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #198 on: 28/10/2010 13:49 »
Mas Suprapto, beberapa hari ini jadi teringat sebagian souvenir MP yang sering saya jumpai setiap kali ada event-event berskala lokal (daerah) maupun nasional. Yang menarik pada souvenir MP itu adalah pada kalimat "MP is a way of life". Dipakai dalam bentuk tas, gantungan kunci, kaos, dsb.

Saya memahami kalau derajat filosofi MP tidak semulia seperti suatu agama. Meski demikian, ini sekedar pengamatan dari melihat bagaimana beladiri tetangga berkembang.

Mengenai filosofi dan way of life menarik sekali jika kita mengamati apa yg terjadi pada bangsa Jepang. Pada bangsa Jepang ada 2 bentuk filosofi dan way of life yg sangat mempengaruhi pola pikir dan pola prilaku bangsa Jepang hingga hampir terasa pada semua bidang kehidupannya. Yaitu Bushido dan Zen Budhism kedua filosofi ini sudah menjadi way of life yg cukup melekat dalam kehidupan bangsa Jepang.

Salah satunya bisa kita lihat pada Karate, Karate sendiri berasal dari negeri China. Bahkan di Jepang sendiri Karate baru populer pada tahun 1930an. Pada tahun 1922 Jigoro Kano yg merupakan bapak pendidikan Jepang meminta Gichin Funakoshi  (Shotokan Karate) untuk mengajarkan Karate di Jepang. Funakoshi kemudian merubah arti Kara-te yang awalnya berarti Pukulan China menjadi Karate yg berarti Pukulan Tangan Kosong. Pada tahun 1928 Kano kembali memotivasi Chojun Miyagi (Goju Ryu Karate) untuk menjadikan Karate beladiri yg khas Jepang yg berdiri independen dari Kungfu China. Dan sejak itu Karate mulai diterima secara luas oleh masyarakat Jepang.

Uniknya masing-masing pendiri Karate tsb bisa memberikan "Ruh" baru pada Kungfu China menjadi Karate yg sangat kental dgn filosofi Bushidonya. Hampir sulit melihat ada "ruh" China pada Karate, jurus-jurus Kungfu asal China ketika diisi "ruh" Bushido menjadi sangat berbeda dan sangat khas Jepangnya.

Bahkan ketika Karate masuk ke Indonesia pun "ruh" Bushido ini tetap terbawa dalam pola pelatihan Karate. Dan Filosofi Bushido disadari atau tidak mulai merasuk dalam praktisi Karate di Indonesia. Luar Biasa bukan apa yg dilakukan bangsa Jepang ini - khususnya para pendiri Karate ini.

Karate awalnya adalah Kungfu China dan bukanlah milik bangsa Jepang tetapi ketika para pendiri Karate meniupkan "ruh" Bushido pada Kungfu China ini maka sepenuhnya Karate menjadi milik bangsa Jepang. "Ruh" Bushido ini begitu terasa pada pola pelatihan Karate sehingga dimanapun Karate diajarkan akan membuat praktisi Karate dibius oleh Filosofi Bushidonya.

Apakah tidak mungkin para sesepuh MP memasukan "ruh" Filosofi MP kedalam pola pelatihan MP sehingga setiap praktisi MP nantinya akan terbius oleh "ruh" MP? Tampaknya ini menjadi PR yg belum tuntas dijabarkan para sesepuh MP hingga saat ini. Tampaknya sesepuh MP belum menemukan cara memasukan "ruh" yg sama seperti dulu para sesepuh MP ini belajar keilmuan MP ke dalam pola pelatihan MP yg ada sekarang ini.

Jika para sesepuh MP bisa meniupkan "ruh" yg sama pada pola pelatihan MP seperti halnya para pendiri Karate meniupkan "ruh" Bushido pada pola pelatihan Karate - tentu ini akan menjadi warisan yg berharga bagi MP ke depannya. Seluruh praktisi MP di dunia akan terbius dgn "ruh" Filosofi MP seperti halnya seluruh praktisi Karate terbius "ruh" Bushido.

Dengan adanya kesamaan "ruh" ini mungkin kita bisa harapkan adanya Kesatuan dalam setiap elemen yg ada pada MP. Jika adanya Kesamaan "Ruh" ini didukung dgn Kesamaan Tujuan Bersama yg bisa memotivasi setiap elemen MP - kita bisa harapkan MP akan semakin besar di masa depan nantinya.

Mungkin ini yg perlu dipikirkan bersama adalah apakah "Ruh" MP itu dan apakah Tujuan Bersama MP di masa depan yg sekiranya bisa mempersatukan seluruh elemen MP.

Terima kasih atas pendapatnya mas dan mohon maaf atas pendapat yang dangkal ini.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #199 on: 28/10/2010 16:04 »
@ mas mpcrb.

Ide itu bukan dangkal, akan lebih lengkap dan mantap kalau MP mempunyainya. Kita merenung bersama, kira2 bagaimana sosoknya.
Adopsi kungfu, menjadi beladiri jepang, memang dimasak dengan penghayatan penuh oleh praktisi jepang, dengan modal fisik, karakter dan budaya masyarakat jepang.
Bushido adalah jalan/way of life samurai, nilai semangat dan kesetiaan kepada shogun, kaisar dan negara. Lebih mudah dirumuskan
Sedangkan Zen budhisme dan Confusianisme, menyangkut kepercayaan yang mendasari semangat beladiri jepang/kungfu. Saya tidak faham bentuknya/pengejawantahannya dalam latihan kempo, karate maupun kungfu.
Barangkali mas mpcrb bisa mengurai.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #200 on: 01/11/2010 14:22 »
Saya coba mengurai mas, tetapi ada beberapa asumsi yang harus saya jelaskan di awal. Saya bukan praktisi Karate yang sesungguhnya. Informasi ini di dapat dari diskusi dengan kawan dan komunikasi email dengan praktisi Karate di Jepang. Jadi, dalam kondisi ini, bisa jadi apa yang saya urai tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, meskipun juga (semoga) tidak akan melenceng terlalu jauh. Kalau salah, mohon dikoreksi.

Saya tidak akan coba membahas sejarah bagaimana zen bisa mempengaruhi kungfu china hingga berevolusi menjadi karate dan benar-benar dihilangkan ruh dari china pada karate. Itu bisa panjang lebar.

Saya mulai dari filosofi awal yang berkembang sebagai berikut: "Karate adalah jalan Zen" (Master Oyama). Seorang master Shorin Ryu berkata "Karate and Zen as one" (Shoshin Nagamine). Disebutkan kalau zen dan karate terkait satu sama lain dan dipercaya jika mereka melakukan teknik meditasi zen, mereka dapat menendang lebih baik (Sensei Jeffrey Tesshin Brooks, aliran Shorin Ryu). Aliran karate lain yang ortodoks kurang lebih sama pemahamannya.

Saya akan coba urai dari kesimpulan sementara yang saya tangkap dari penjelasan kawan. Disini tampak kalau Karate adalah 'jalan keras' sedangkan Zen adalah 'jalan lembut'. Yang kalau keduanya disandingkan, akan terjadi harmonisasi dan peningkatan kemampuan praktisinya ke tahap yang lebih tinggi. Pemahaman terhadap zen, melalui samadhi, akan meningkatkan kemampuan keilmuan karate praktisinya. Ini yang diyakini. Jadi, dengan mempelajari zen, mereka akan setingkat lebih tinggi tingkatannya dibanding yang tidak.

Pada perkembangan, makna zen sebagai 'jalan lembut' mulai diartikan berbeda dan mulai bergeser. Dimana para guru karate, sudah jarang/tidak lagi mengajarkan filosofi zen, tetapi menggantinya dengan teknik yang sama (mirip). 'Jalan lembut' dicari dengan memasukkan unsur filosofi tertentu (entah agama, ataupun nilai-nilai universal) dalam bentuk 'meditasi' atau 'semedi' atau suatu kondisi yang mirip dengan itu. Hingga akhirnya, saya melihat ada portability kalau karate bisa disandingkan dengan 'jalan lembut' kritiani, atau hindu, atau bahkan agnostik sekalipun. Entah ini inovasi, atau malah akan menjadi kehilangan ruh dari aslinya.

Yang menarik disini adalah, praktisi karate+zen meyakini kalau harmonisasi keduanya ('jalan keras' dan 'jalan lembut'), akan melahirkan suatu tahapan yang setingkat lebih tinggi dari sebelumnya. Ini yang saya coba garis bawahi.

***

Ketika saya bertanya, apakah nilai-nilai filosofi pada MP akan membawa praktisinya menjadi 'setingkat' lebih tinggi pemahamannya dibanding sebelumnya, sebenarnya arahnya kesitu mas. Apakah filosofi yang telah dibuat oleh local genius MP mengenai warna, bentuk, simbol, jumlah jahitan, strip, dsb, merupakan suatu 'jalan lembut' dimana ketika ia mampu dipahami, dibuka, maka anggota MP yang berlatih 'jalan keras' akan lebih mudah memahami keilmuan MP atau lebih mudah menguasai suatu keilmuan MP tertentu.

Jadi, ada korelasi antara nilai-nilai yang ditanam pada filosofi dan keberhasilan pelatihan suatu keilmuan.

Saat ini, korelasi tersebut sepertinya tidak ada dan digantikan dengan sistem kontak pada dewan guru/pewaris/guru besar/senior pusat untuk mendapatkan pencerahan. Tetapi mekanisme 'pencerahan' ini tidak terdapat pada nilai-nilai filosofi yang dilekatkan pada MP.

Sebagai contoh, misal untuk memahami getaran, pahami juga salam hormat MP. Untuk memahami mengenai prinsip ilmu tumbuh, pahami juga arti dari "Merpati Putih", dsb. Disini, akan tampak korelasi kalau antara 'jalan keras' yang diberikan dalam bentuk latihan inherent kurikulum (reguler dan 'sisipan') juga sinkron dengan 'jalan lembut' pada nilai-nilai yang dilekatkan. 'Jalan lembut' ini juga bisa sekaligus sebagai 'rem alamiah' untuk mencegah 'murtad'-nya anggota MP karena korslet atau mbalelo.

Mohon maaf atas pendapat yang dangkal ini mas. Bisa jadi, karena kebodohan saya, saya tidak bisa menangkap benar makna-makna tersebut.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #201 on: 02/11/2010 13:39 »
@ mas mpcrb.

Setuju. Membayangkan belasan atau puluhan tahun kedepan, bilamana para sesepuh yang memahami filosofi keilmuan makin banyak yg berpulang, maka dari sekarang harus disiapkan petunjuk/pedoman. tentang filosofi keilmuan. Disusun dan dikaji bersama, agar jelas, tidak multi tafsir dan bermanfaat.

Jalan keras kemudian digabung dengan jalan halus, kemudian  cenderung lebih ke jalan halus sesuai perkembangan praktisinya,  sudah menjadi kesatuan dalam program latihan MP saat ini.

Penjelasan, terutama dititik/garis transformasi dari jalan keras dengan/ke jalan halus, masih sangat diperlukan.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #202 on: 05/11/2010 14:00 »
Izinkan saya coba sedikit membabar bagaimana perjalanan Zen dan Budhism pada beladiri. Semoga bisa mendapat manfaat dari ini. Apa yang saya paparkan disini, adalah rangkuman dari diskusi bersama kawan praktisi Zen dan pecinta Zen. Tidak lantas paparan ini menjadi lebih benar, tetapi sekedar wacana tambahan bagaimana proses menyatunya antara filosofi dan keilmuan.

***

Filosofi Zen Budhisme sama seperti ajaran agama lain memiliki makna yg sangat dalam dan sulit dijelaskan. Biasanya akan jauh lebih mudah memasukan nilai-nilai Zen Budhism melalui anekdot ataupun cerita yg menggambarkan apa itu Zen - cerita dan anekdot ini akan jauh lebih memudahkan kita menyampaikannya nilai-nilai Zen.

Zen sama seperti dasar agama Budha yg lain menitikberatkan pada bagaimana cara berpikir dan memandang yg "benar". Semua pola latihan yg ada dalam agama Budha semua diarahkan ke arah melatih penganutnya agar memiliki pola pikir dan pola pandang yg "benar" terhadap sekitarnya. Jika seseorang sudah mencapai tahap pola pikir dan pola pandang yg "benar" maka orang ini biasanya disebut sudah mencapai pencerahan.

Tetapi sedikit berbeda dgn pola latihan pada aliran Budha pada umumnya yg lebih menitik-beratkan pada meditasi agar mencapai pencerahan - dalam Zen seluruh kehidupan kita bisa dianggap meditasi itu sendiri. Zen akan memasukan pola latihan itu di dalam setiap aspek kehidupan penganutnya. Setiap momen dalam kehidupan seseorang bisa dijadikan sarana untuk mencapai pencerahan itu sendiri.

Setiap momen kehidupan bisa dijadikan sarana latihan untuk melatih bagaimana cara berpikir dan cara memandang yg "benar". Ada anekdot menarik yg bisa menggambarkan bagaimana pola latihan Zen bisa digunakan dalam setiap momen kehidupan penganutnya.

Suatu saat ada seorang murid Zen Jepang mendatangi seorang Pendeta Zen Budha. Di depan Pendeta Zen ini si murid mengatakan dgn penuh keyakinan pemahaman yg sudah didapatnya tentang Zen selama ini. Dengan penuh percaya diri murid ini mengatakan " Hakikat semua hal adalah kosong. Tiada yg disebut kesadaran, tiada yg disebut kekotoran, tiada yg disebut kebijaksanaan ... "

Pendeta Zen ini hanya mendengarkan dengan sabar uraian murid Zen ini. Sampai suatu saat dgn tiba-tiba Pendeta Zen ini tanpa diduga-duga langsung menampar pipi murid Zen ini dgn sangat kerasnya. Murid Zen ini kaget dan marah mendapat perlakuan yg tak diduganya dari Pendeta Zen tsb. Tetapi dgn santainya Pendeta Zen ini mengatakan " Kalau semua itu kosong lantas mengapa anda harus marah sewaktu saya memukul anda ". Mendengar penjelasan Pendeta Zen ini, murid Zen tsb pada saat itu juga mengalami "pencerahan"..

Murid Zen itu memang sudah memiliki pengetahuan tentang Zen tetapi belum memiliki "kesadaran" yg benar tentang Zen. Pendeta Zen ini memanfaatkan momen pertemuan ini untuk memberikan "pelatihan Zen" pada murid Zen ini tentang "kesadaran Zen" ini.

Filosofi Zen adalah "Kesadaran" yg bersifat praktis bukan teoritis.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #203 on: 05/11/2010 14:21 »
Aspek Zen ini sebenarnya banyak kita temui dalam setiap aspek kehidupan bangsa Jepang. Dalam seni bisa dilihat aspek Zen dalam Sumi-e ( lukisan ), Ikebana ( Seni merangkai bunga ), Haiku ( Puisi ) bahkan Komik :D

Saya jadi teringat pada saat pertama kali saya membaca komik Chinmi pada tahun 90an. Komik Jepang yg ditujukan untuk anak-anak ini pun banyak memasukan pola pelatihan Zen pada ceritanya. Ini salah satu alasan mengapa saya tertarik membaca Chinmi pertama kalinya - pada saat itu jarang sekali komik yg memberi isi lebih dalam dari sekedar hiburan semata.

Di awal cerita ketika Chinmi mengikuti pelatihan di gunung, Chinmi dgn semangat meminta dilatih Kempo oleh Pendeta Zen Tendo. Tetapi dgn santai Tendo hanya menyuruh Chinmi memancing di sungai - karna Chinmi mengalami kesulitan akhirnya Tendo memberi contoh kepada Chinmi bagaimana memancing ikan dgn "benar". Pada pelatihan Kempo pertama Chinmi yg disuruh menangkap tangan Pendeta Zen Tendo selalu gagal. Pendeta Zen Tendo hanya mengatakan "Chinmi ... Memancing Ikan dan Kempo itu sama !! "

Di saat lain Tendo melatih Chinmi bagaimana melakukan meditasi - bagaimana menyatu dgn alam menjadi seperti batu, pohon dll. Setelah diberikan contoh dan penjelasan seperlunya Chinmi diminta untuk berlatih sendiri. Sampai suatu saat akhirnya Chinmi terjatuh di dalam lubang yg berisi banyak sekali ular. Tendo yg mengetahui ini sama sekali tidak membantu Chinmi dan hanya mengatakan "Jangan manja Chinmi !! Ini pun bagian dari pelatihan " Pada saat inilah Chinmi mengalami "pencerahan" dan mengerti yg dimaksud Tendo menyatu dgn alam.

Dalam pola pelatihan Zen, ini biasanya yg disebut Koan ( Teka-Teki Zen ). Seorang murid diberikan suatu Koan dan dibiarkan memecahkan sendiri arti dari Koan tsb. Guru hanya memberikan petunjuk pada momen-momen tertentu - yg dirasa tepat - untuk membantu mentrigger muridnya mencapai "pencerahan". Selebihnya semua tergantung si murid sendiri - keberhasilan murid sangat bergantung pada kesiapan murid dan Koan yg tepat yg diberikan pada momen yg tepat pula. Di sinilah peran Guru Zen.

Hampir seluruh cerita Chinmi episode awal ( Kungfu Boy ) berisikan metode latihan Kempo yg sejalan dgn metode latihan Zen. Dengan metode latihan Koan Zen - dari satu momen ke momen lain terjadi transformasi perubahan pola pikir dan pola pandang Chinmi yg "salah" menjadi pola pikir dan pola pandang yg "benar" yg akhirnya mengasah ilmu beladiri Chinmi - transformasi ini yg biasa disebut "pencerahan" dalam Zen.

Dalam komik Chinmi bisa kita lihat pola latihan spartan gila-gilaan dan semangat bertarung pantang menyerah yg mencerminkan Filosofi Bushido Jepang dan juga transformasi pola pikir dan pola pandang Chinmi dari momen ke momen yg sangat mencerminkan Filosofi Zen Jepang.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #204 on: 05/11/2010 14:22 »
Dalam dunia beladiri Jepang ada beberapa tokoh yg biasanya menjadi inspirasi bagi praktisi beladiri Jepang modern. Antara lain Takuan, Yagyu Munenori dan Miyamoto Musashi kebetulan ketiganya hidup pada masa yg sama dan ketiganya juga menulis buku tentang beladiri yg memiliki aspek Bushido dan Zen di dalamnya. Takuan adalah seorang Pendeta Zen yg menjadi guru bagi Musashi dan Yagyu.

Walaupun Filosofi Zen jauh lebih sulit dipahami tetapi aspek Zen sepertinya sudah menjadi bagian dari masyarakat Jepang. Bangsa Jepang biasanya menganggap setiap persoalan itu seperti Koan Zen yg harus dipecahkan - dan trigger untuk pemecahan biasanya bisa didapat dari semua yg ada disekitar kita, yg diperlukan hanya sikap reseptif untuk menangkap kunci pemecahannya yg muncul dari lingkungan sekitar kita.

Pendeta Zen Takuan hanya memberikan dasar Filosofi Zen pada Musashi, kemudian Musashi dgn bekal petunjuk Filosofi Zen dari Pendeta Takuan ini melakukan pengembaraan dan pelatihan ilmu beladirinya sendiri hingga akhirnya menjadi seorang Master Kendo yg jarang ada tandingannya. Dan semua kemampuan itu didapat Musashi tanpa memiliki Guru Beladiri resmi. Metode Pelatihan Zen lah yg memberi dasar bagi Musashi untuk mencapai itu semua.

Perjalanan Musashi ini saya bayangkan mungkin seperti Chinmi yg - bisa dikatakan - sebenarnya tidak memiliki Guru Beladiri yg mengajarkan teknik ataupun jurus beladiri. Semua kemampuan Chinmi didapatnya sendiri - guru hanya memberikan petunjuk yg bersifat Filosofi saja. Perjalanan Musashi saya pikir tidak jauh berbeda dgn Chinmi. Musashi selalu mengatakan alam lah yg mengajarkan ilmu beladiri padanya.

Masutatsu Oyama adalah salah seorang tokoh Karate yg sangat terinspirasi oleh perjalanan hidup Musashi. Oyama pernah membangun pondok kecil di gunung - mengucilkan diri - untuk melatih pikiran dan tubuhnya sama seperti yg dilakukan Musashi dulu. Perjalanan hidup Musashi mungkin dijadikan sebagai Koan Zen yg harus dipecahkan oleh Oyama pada pelatihan tsb.

Musashi biasanya lebih menjadi panutan karna bukunya "The Book of Five Rings" bersifat lebih praktis beladiri dan lebih menekankan aspek Bushido yg lebih mudah dipahami dibanding Filosofi Zen yg jauh lebih dalam dan lebih sulit dipahami. Sedang Takuan dan Yagyu lebih menarik minat praktisi beladiri yg ingin mendalami aspek Filosofi Zen dan penerapannya pada ilmu beladiri.

Jika aspek Bushido jauh lebih dominan di dalam beladiri Jepang, saya rasa ini sangat wajar karna Bushido bisa dikatakan Jalan Hidup Samurai yg memang asli dibentuk oleh masyarakat Jepang itu sendiri. Berbeda dgn Filosofi Zen yg baru masuk Jepang kemudian. Tetapi metode pelatihan Zen yg menganggap setiap momen dalam kehidupan juga suatu bentuk meditasi yg akhirnya melandasi perjalanan bangsa Jepang hingga kini.

Alasan lain mengapa Zen sangat digemari para Samurai Jepang - yg sudah memiliki Bushido sebagai way of life nya ini - adalah aspek praktis Zen tentang bagaimana memiliki sikap mental yg "benar" dalam setiap pertarungan. Pertarungan ini harus dipahami dalam arti luas - bagi seorang Bushido setiap permasalahan dalam hidup adalah pertarungan hidup mati.

Setiap individu yg memiliki jiwa Bushido diharapkan memiliki keseriusan yg sama dalam menghadapi persoalan hidupnya seperti seorang Samurai menghadapi pertarungan hidup mati - dan Zen inilah yg membantu setiap individu mengatasi persoalan hidupnya seperti seorang Samurai mengatasi pertarungan hidup mati yg dijalaninya. ( Karakter Semangat Bushido dan Zen ini sangat kental mewarnai Beladiri Jepang )
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #205 on: 05/11/2010 14:23 »
Sebagai ilustrasi mungkin bisa kita bayangkan situasi pertarungan hidup mati yg dihadapi seorang Samurai. Ketika lawan mengayunkan pedang Katana nya yg sangat tajam ke arah seorang Samurai - apa yg terlintas dalam pikiran Samurai itu ? apa yg harus dilakukan Samurai itu dalam situasi menegangkan hidup dan mati ini ?

Situasi yg hanya berjalan sepersekian detik ini sangat menentukan hidup matinya seorang Samurai. Permasalahan seperti inilah yg biasanya dihadapi seorang Samurai - hidup dalam situasi menegangkan yg setiap saat bisa merenggut nyawa. Bukan hanya dalam situasi pertarungan hidup mati saja tetapi juga dalam keadaan non pertarungan pun seorang Samurai tetap diharapkan dalam keadaan siaga. Lawan bisa menyerang kapan saja - ini prinsip dasar dalam peperangan.

Bagaimana cara berpikir dan memandang yg "benar" dalam segala situasi dan bagaimana mempelajarinya itu semua ?

Aspek paling mendasar dari Zen - Zen selalu memandang setiap momen kehidupan adalah meditasi jadi dalam setiap momen kita harus memiliki cara berpikir dan memandang dengan "benar". Dengan bahasa sederhana mungkin bisa dikatakan dalam setiap momen kita harus dalam keadaan "complete awareness" - selalu waspada - atau lebih umum disebut sebagai "Kesadaran". Aspek inilah yg akhirnya bersesuaian dgn Bushido yg menjadi way of life para Samurai. Dalam Bushido para Samurai juga diharapkan dalam segala situasi harus selalu dalam keadaaan "complete awareness".

Lantas bagaimana cara mempelajari dan mendapatkan "Awareness" ala Zen ini ?

Dalam Zen - Awareness ini hanya bisa dicapai jika pikiran kita terbebas dari keterikatan. Tanpa sadar sering kali pikiran kita terikat dgn sesuatu. Ketika kita melihat gelas separuh terisi - kita tidak lagi memiliki "awareness" bahwa gelas tersebut sebenarnya juga separuh kosong karna pikiran kita terikat dgn kosep "isi" sehingga melupakan "kosong". Keterikatan pikiran inilah yg disebut "penyakit" dalam Zen.

Puncak "Kesadaran - Awareness" dalam Zen adalah bebasnya pikiran dari segala bentuk ikatan yg ada yg disebut Tahap "Kekosongan" yg lebih jauh dibahas didalam Zen Budhism sebagai suatu bentuk ajaran agama. Tetapi pada Zen beladiri biasanya hanya dibahas keterikatan kecil yg biasanya dialami pikiran khususnya praktisi beladiri.

Misalnya dalam kasus Chinmi ketika pikiran Chinmi terikat dgn konsep "Memancing adalah memancing" maka Chinmi gagal melihat hubungannya "Memancing dgn Kempo". Ketika pikiran Chinmi hanya terikat dgn konsep "Meditasi sebagai meditasi" maka Chinmi gagal melihat hubungannya "Meditasi dgn Situasi Aktual". Tetapi begitu Chinmi menyadari cara berpikir dan memandang yg "salah" dan menemukan cara berpikir dan cara memandang yg "benar" terjadi perubahan yg cepat dalam diri Chinmi.

Terbebasnya pikiran dari keterikatan inilah yg membawa kepada " Pencerahan " ataupun yg biasa disebut sebagai Peningkatan " Kesadaran " dalam Zen. Inilah Metode Belajar ala Zen - setiap momen dalam hidup bisa dimanfaatkan untuk mencapai "Pencerahan". Dalam Terminologi Islam mungkin ini yg biasa terjadi pada orang yg insaf total - begitu "kesadaran baru" masuk ke dalam hati maka seluruh perilaku orang itu berubah total.

Dalam Zen " Kesadaran Baru " ini bisa digunakan dalam metode latihan beladiri. Musashi yg belajar beladiri tanpa guru juga menggunakan Filosofi Zen ini.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #206 on: 05/11/2010 14:25 »
Sekarang mengenai pikiran yg "benar" ala Zen dan situasi pertarungan, Pendeta Zen Takuan pernah mengatakan : " Kemana menaruh pikiranmu ? Jika kamu menaruh pikiranmu pada tindakan lawanmu, kamu akan membiarkan pikiranmu dikalahkan oleh tindakan lawanmu. Ketika kamu menaruh pikiranmu pada pedang lawanmu, kamu akan membiarkan pikiranmu dikalahkan pedang lawanmu ... Ketika melihat pedang lawanmu terayun kearahmu, jika kamu berpikir untuk menghindar maka pikiranmu akan terpaku dgn pedang lawanmu. Gerakanmu akan terhambat akibat adanya ikatan ini "

Bagaimana mengatasi masalah ini ?

Takuan mengatakan " Ketika kita bertepuk tangan, bunyi tepukan langsung terdengar tanpa adanya jeda. Bunyi tidak keluar beberapa saat setelah tepukan - bunyi langsung keluar ketika kita bertepuk tangan. Jika pikiranmu terikat dan terpaku pada saat pedang lawan mengayun, maka untuk sesaat akan ada jeda dan pada saat jeda inilah tindakanmu menjadi ragu-ragu ... Pikiran yg "benar" itu seperti bunga api. Ketika batu api dipukul, bunga api akan segera keluar tanpa jeda sedikitpun - tidak ada jeda bagi pikiran untuk berhenti dan terpaku dalam suatu ikatan apapun "

Dari penjelasan Takuan bisa kita gambarkan ketika pedang lawan terayun, pada saat itu yg diperlukan hanya melihat saja momen ini dengan tenang ( meditasi ) - ketenangan hanya akan datang jika pikiran tidak terikat pada apapun. Pada kondisi seperti ini maka akan muncul "Kesadaran" tindakan apa yg harus diambil. "Kesadaran" ini terjadi tanpa jeda seperti bunga api yg muncul dari benturan batu api - tidak ada ruang keraguan di sana.

Keputusan yg tepat pada momen yg tepat ini berbeda dgn kecepatan gerak reflek yg tidak disadari, keputusan ini diambil dilandasi dgn penuh "Kesadaran - Awareness" akan situasi yg dilihatnya.

Sama seperti bunga api setelah terjadi benturan - bunga api pun segera menghilang maka ketika satu serangan lawan berhasil dihindari - kesan dalam pikiran pun hilang bersamaan dgn hilangnya serangan tsb. Dan pada saat itu juga pikiran baru sudah siap menghadapi serangan lain. Sepuluh serangan lawan seperti sepuluh benturan batu api yg menimbulkan 10 percikan api tanpa jeda dalam setiap benturannya - seperti itulah pikiran Zen dalam pertarungan.

Seperti yg dikatakan Takuan berikut ini " Melihat benda-benda dgn sekejap dan tidak terikat pada kesan yg timbul dalam pikiranmu disebut pikiran yg tak tergoyahkan ... Seandainya 10 orang memukulmu bergantian. Setelah menangkis pukulan yg pertama, jika kamu tidak membiarkan pikiranmu terikat dgn kesannya, tetapi menghadapi mereka satu demi satu dan melepas setiap ikatan kesan yg muncul dalam pikiranmu. Kamu tak akan terkalahkan menghadapi sepuluh lawanmu "

Memiliki cara berpikir dan memandang seperti ini yg disebut sebagai memiliki "Persepsi yg Benar". Seorang Guru Zen ketika memberikan pelajaran tentang "Persepsi yg Benar " ini pernah ditantang sekelompok Samurai yg mengatakan " Jika menyangkut Filosofi kamu memang lebih unggul dari kami tetapi jika menyangkut Kenyataan Sesungguhnya maka kamilah yg jelas lebih unggul "

Melihat momen yg tepat untuk memberikan "pencerahan" Guru Zen itu menantang sekelompok Samurai ini untuk bertarung. Walaupun mereka sudah berusaha menyerang dari segala arah hingga kecapaian tetapi Guru Zen ini bisa menghindari dgn mudah semua serangan hanya dgn menggunakan kipasnya. Sampai akhirnya mereka menyerah dan menanyakan bagaimana Guru Zen ini bisa melakukan itu.

Guru Zen itu mengatakan " Sederhana saja ... saat persepsi kita benar, kita tidak akan kehilangan satu pun dari sepuluh ribu"

Ketika satu serangan datang, Guru Zen ini dgn sadar tahu harus menghindar kemana dan pada saat yg bersamaan diapun sadar akan gerakan pedang lawan lainnya yg siap menyerangnya. Begitu seterusnya dia menghidari setiap serangan tanpa pikirannya sempat terikat pada apapun. Jika pikiran sempat terikat pada satu lawan saja mungkin dia tidak akan menyadari serangan dari lawan yg lainnya.

Ini sesuai dgn ajaran Zen yg dikatakan Takuan " Jika kamu menatap selembar daun pada sebuah pohon, kamu tidak melihat daun lainnya. Jika kamu menghadapi pohon dgn tanpa maksud dan matamu tidak terpaku pada sebuah daun maka kamu akan melihat semua daun "

Setiap momen kehidupan dalam pandangan Zen adalah meditasi - terbebasnya pikiran dari segala ikatan adalah esensi meditasi Zen.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #207 on: 05/11/2010 14:28 »
Mudah-mudahan penjelasan saya sedikit tentang Zen ini bisa memberikan gambaran penerapan Zen dalam ilmu beladiri. Saya sendiri bukan ahli dalam Filosofi Zen ini - saya hanya berusaha menerangkan sejauh yg saya bisa saja. Zen bisa masuk ke dalam beladiri karena Zen memberikan dasar bagi praktisinya agar memiliki suatu "Kesadaran - Awareness" dalam setiap momen kehidupan.

Tetapi yg perlu diingat Zen bukan hanya menyangkut aspek Filosofi yg bersifat teoritis tetapi Zen sudah masuk dalam aspek "Kesadaran - Awareness" yg sangat bersifat praktis. Memahami Teori Filosofi Zen tidak ada artinya jika tidak membawa praktisinya ke arah "Kesadaran - Awareness" dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti yg bisa dilihat pada anekdot awal tentang Murid Zen ataupun tentang Guru Zen yg ditantang para Samurai di akhir tulisan ini.

Filosofi Zen sangat bersifat praktis bukan teoritis - setiap momen dalam kehidupan adalah meditasi.

...

Saya rasa sebenarnya yg terjadi antara "Kesadaran - Awareness" Zen ini tidak terlalu berbeda dgn yg dilakukan dgn Getaran MP. Hanya saja fokus perhatian dalam Zen adalah " Pikiran " yg ada pada praktisinya sedang pada MP fokusnya terhadap " Getaran " yg ada pada praktisi MP bukan " Pikiran " yg ada pada praktisi MP. Perbedaan fokus perhatian ini yg nantinya menimbulkan perbedaan Filosofi Keilmuannya.

Pembahasan Filosofi Keilmuan seperti ini mungkin bisa menjadi bahasan menarik di kalangan MP.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #208 on: 05/11/2010 15:01 »
Salah satu yang menjadi masalah mendasar pada MP di tataran bawah adalah memandang "getaran adalah tutup mata". Dan itulah yang dikejar. Sehingga makna menjadi sempit. Persis seperti gambaran Chinmi ketika berlatih Kempo yang memandang bahwa "memancing adalah memancing" dan bukan "memancing adalah Kempo". Ia tidak bisa menemukan kaitannya, sebelum kemudian mendapatkan pencerahan. Padahal aspek aplikatif dari "tutup mata" adalah seperti kopi yang dibuat dari secangkir air yang diseduh.

Sejauh pengamatan saya (mohon dibetulkan kalau salah), proses transformasi dari tiap tingkatan pada MP tidak berisi nilai-nilai transformasi ke arah perubahan sifat hingga menuju ke puncak kesadaran MP yakni "ilmu tumbuh". Menjadi PR bersama untuk dirumuskan bagaimana baiknya.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

acepilot

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 4
  • -Receive: 5
  • Posts: 68
  • Reputation: 21
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #209 on: 13/11/2010 15:06 »
wah mas mpcrb tetap tidak kehilangan fokusnya.. mantap..
salut mas buat anda..
"SOPO SING ISO NUTUP HOWO SONGO, YO IKU WONG SING ISO NAPAK TAPAKE KUNTUL MELAYANG" ....
-Almarhum Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi)-

 

Powered by EzPortal