Berikut barang bukti saya lampirkan
Kondisi 5 bulan yang lalu
http://i56.photobucket.com/albums/g190/kisawung1/CIMG1940.jpg
Kondisi kemarin (photo punya kisawung)
http://i56.photobucket.com/albums/g190/kisawung1/silat/luarguharsz.jpg
http://i56.photobucket.com/albums/g190/kisawung1/silat/luarguha2rsz.jpg
:'( Sedih hik hik hik.....
Wah iya, jelek sekali bin ngganjel di mata, Ki Sawung.
Dapatkah disadarkan Sang pendiri Tugu bahwa dia perlu belajar merawat peninggalan budaya bukan dengan membuat kerusakan di situ itu. Lha itu tugu segede itu di depan pintu gua yang kecil kan seolah tugunya lebih penting dari guanya. Adakah Pak Bupati sudah mengetahui kekhilafan rupa yang terjadi ini?
Usul saya, kalau perguruan-perguruan pewaris ingin eksis di tempat itu, buatlah prasasti yang serata tanah saja, dan jangan di posisi yang merebut pandangan mata dari obyek sesungguhnya. Kesannya rendah hati, manis dan beradab, gitu loh.
Pembuatan tugu seperti itu justru mengecilkan arti yang membuatnya, sebab sangat kelihatan kurang berpendidikan, kurang peka rasa keindahannya, dan tidak mengerti samasekali soal warisan budaya yang milik bangsa. Milik bangsa dianggepnya milik sendiri, dan tempat bernilai sejarah digunakan untuk menunjolkan diri dengan simbol phalus yang dominatif. Aduh sedih banget.
Semoga pembangun tugu yang aneh dan mengganjal itu lekas sadar, dan tidak berpikiran lebih jauh untuk main-main dengan semen dan bahan-bahan toko bangunan di dalam guanya sendiri, melainkan dengan sigap mengembalikan apa yang sudah dirusaknya menjadi seperti asalnya. Saya berdo'a demikian sebab selama ini sering saya jumpai bukti-bukti pekerjaan pihak-pihak yang maunya meng-up-grade satu peninggalan tetapi melakukannya dengan kasar, gegabah dan bodoh, tanpa mengindahkan keaslian situs, seperti, maaf, terjadi di mulut gua bersejarah ini. Amin.
Sangat prihatin,
Bram