Seminar "Silat Untuk Kehidupan" 28 April 2011

[luri]

duuuhh...
titipannya berat banget... ihihihi..
ntar kalau sy yg nanya, bisa ditanya balik... dan jadi ga berkutik..

biar imbang,
kayanya begini, dari pak prapto bisa bantu tuliskan beberapa informasi yg bisa disampaikan ?

tapii...
kalau pertanyaan nomor 1 tetap disampaikan, ntar jadi ga sampai ditujuan seminar..
ntar akan berkutat pada 'kotak' itu


dari udaSK dan masSN pasti bisa menambahkan... monggo...

[sedyaleksana]

Kang Arifin, Bambang S ini Bambang Soeryanto atau bukan ya?
Salam
Chandrasa

[santri kinasih]

Luri,

1. Semua silat yang lahir di Indonesia melalui local wisdom atau akulturasi budaya, ya itu silat tradisional. Walaupun silatnya sudah jadi juara kejuaraan internasional, tetap saja dia silat tradisional, karena ilmu yang dibawa lahir dari hal diatas.
Yang non tradisional ya silat comsansin, comat sana dan sini dalam hal gerak...Seorang bisa silat x, bisa karate, bisa taekwondo, bisa bjj, bisa lain2..semua dicampur aduk jadi perguruan dengan fokus pelatihan semata2 untuk self defence dan olahraga.

PD dan beksi, contohnya, adalah silat tradisional karena ada proses 'perkawinan' budaya yang diterima masyarakat indonesia.




2 

[Dolly Maylissa]

gak bisa hadir,,,hiks,,,tunggu ceritanya aja deh,,,hehehe,,,
moga sukses seminarnya,,,

[f4iz]

Salam Mas Santri Kinasih,
Dulu diforum lama saya pernah bertanya ttg. definisi Silat Tradisional (mirip dgn pertanyaan Mas Suprapto).
Jawaban yg diberi oleh salah satu anggota :
kalau di silat tradisi biasanya metode pengajarannya masih sangat sederhana (personal), biasanya bersifat sporadis (tidak terorganisir-tidak memiliki perguruan), seorang guru menjadi sentral dari pengajaran (tidak memiliki suatu aturan baku tentang kaderisasi), unsur2 tradisi melekat sangat kuat (untuk masuk ada syarat2 sperti kain putih, ayam hitam, pisau, muslim dll), tidak ikut dalam pertandingan di IPSI (murni beladiri not sport)-kecuali silat seni, hanya mengajarkan alirannya (tidak digabung2), dan tidak ada sistem sabuk/kenaikan tingkat di IPSI kalau saya tidak salah ada bagian yang mengurusi pelestarian Silat Tradisi.

Saya juga masih belum 100% ngerti sih apa definisi sebenarnya Tradisional. Karena biasanya kalau sudah terjadi alkulturasi dgn kebudayaan lokal bertahun-2x jadi tradisi/cultur enggak ??
Wasalam,

[Suprapto]

@ bang/akang/mas/uda Godam.
Ciri2 yang anda sebutkan diatas, disadari atau tidak, menjadi driving force bagi para pelestari silat untuk bergerak.
Diantaranya FP2STI.
Sebagaimana penuturan bp Eddie M Nalapraya dulu kpd sy, bahwa ada kumpulan anak muda multidisiplin pada pelestarian atas ciri2 diatas maupun perguruan lokal yang belum tergabung di IPSI.
Sedangkan perguruan lokal yang tergabung di IPSI saja beliau merasakan banyak keterbatasan untuk bisa lebih mengangkat ke kancah tingkat nasional, dengan berbagai daya upaya, antara lain baik melalui jalur seni/tradisi, apalagi jalur sport. Bisanya hanya ditampilkan dalam acara/perhelatan IPSI.
 
           **
Padahal, pada umumnya, guru2 silat tsb benar2 local genius dalam keilmuan silat. Sampai ke hakekat tata beladirinya.
Dilain pihak mereka kurang genius dibidang lain. Misalnya dalam kehidupan ekonomi maupun dalam memikirkan/mengelola pelestarian keilmuannya.

Kemungkinan keilmuannya akan  berkembang dan lestari, atau makin mundur dan punah, fifty2 atau 11-12.

Diharapkan, salah satu agent of development atau entry point untuk melestarikan, ada pada murid2nya. Sukur2 ada murid2 yang bisa mengisi kelemahan dalam mengelola pelestariannya.
Atau ada praktisi silat yang tidak terikat suatu perguruan, bertekad menjadi murid yang tuntas/paripurna/all out, selanjutnya membawa paguron untuk memenuhi persyaratan2, sebagai  konsekwensi logis dalam menuju pengembangan dan pelestarian jangka panjang.....

Salam.

[f4iz]

Salam Mas Suprapto,
Terima kasih banyak atas penjelasannya.
Waktu itu saya rada bingung dgn. pengertian Silat Tradisional dan apa perbedaannya dgn. Silat yg Non Tradisional. Setelah saya baca buku "Silat Merentang Waktu" dan juga penjelasan anggota-2x diforum, saya lebih faham.
Soalnya tradisional bisa dilihat dari beberapa sisi, dari segi managemen, dari segi metoda latihan, dari segi tradisi yg dijalankan diperguruan. Ada perguruan yg tetap menjalankan tradisi tetapi managemennya sudah modern. Maka itu tadinya saya rada bingung, kalau dibilang tradisional dilihat dari faktor apa saja.
Terima kasih..
Wasalam,

[luri]

upss... maaf...
ada yg lupa belum disampaikan.

'pak bambang' yang diatas adalah Bambang TW Anggono


thx
 

[DF]

.............mau ikutan dengerin - hari minggu ya?

[rulltraman]

sering ngiler kalo rekans sahabat silat bikin acara, tapi sayang di jakarta terus....
surabaya kapan kaang?
 

[santri kinasih]

@Mas faiz and mas prapto...saya pribadi, dan mudah2an fp2sti, melihat silat tradisional bukan dari metoda manajemen perguruan, ikut tanding ipsi atau tidak, atau dari metoda pengajaran. Namun melihatnya dari unsur2 yang dibawa oleh silat tersebut..Selama unsurnya adalah unsur budaya, tradisi, yang berkembang di masyarakat kita dan membawa kearifan lokal dalam penyebaranya, maka silat ini silat tradisional. Perguruan besar seperti MP pun saya kira adalah perguruan silat tradisional, walaupun sudah berskala internasional, karena membawa kearifan lokal dan terlahir dari budaya masyarakat Indonesia. PGB pun saya melihat adanya akulturasi, antara budaya lokal dan budaya tiongkok..bisa dibilang ada unsur silat tradisional di PGB.

Kalau ditanya: kenapa yang bergabung di fp2sti adalah perguruan2 yang masuk kategori yang mas faiz sebutkan? Ya, memang perguruan2 inilah yang struggle to survive, karena metoda pengajaran dan manajemen perguruan yang masih 'ketinggalan' atau masih sangat tertutup. 
Tapi kalau ditanya siapakah pengurus FP2STI yang aktif sekarang? aktivis FP2STI, banyak yang berasala dari perguruan silat tradisional yang sudah terbuka dan memiliki manajemen lebih baik, seperti MP, KPSN, PD, perisai putih dan murid2 langsung guru2 silat yang sebenarnya tidak ada perguruannya dan perguruan silat tradisional yang manajemen tradisional dan juga simpatisan yang justru bukan pesilat atau pendekar thifan pokpan.

Saya tidak mau bilang silat tradisional itu tertutup dan mengajar satu atau dua murid saja, karena ini bagi saya ini terminiloginya ya silat rahasia. Saya juga gak mau bilang silat yang tidak kompetisi lewat ipsi itu silat tradisional, bagi saya ini silat yang memang tidak ada orientasi prestasi olahraga. Begitu juga kriteria cara pengajaran, yang sudah mengadaptasi gaya penempaaan fisik barat dengan barbel atau lari di treadmill adalah bukan tradisional, ini adalah silat pengajaran modern.

Lawan kata modern adalah konvensional..Lawan kata terorganisir adalah scatterred atau sporadis atau terpecah..lawan kata terbuka adalah tertutup, Jadi yang bukan silat tradisional adalah silat yang tidak lagi mengajarkan budaya indonesia..Misalnya namanya silat, tapi cuma ngajarin berantem aja dan jadi jagoan...:d...

maap ya..kalau keluar dari mainstream..

[dicky]

update:

[DF]

..............waduh.

[acepilot]

wah mantap nih ada seminar silat lagi..     
tapi sayang jauh banget, di jakarta.. 
judulnya menarik banget nih "silat untuk kehidupan" jadi penasarean..
buat yang ikut minta tolong di share disini ya hasil seminarnya..
ane bantu doa aja dari jauh supaya acaranya sukses.. amin..

[Satria Naga]

Febiola Aryanti, Moderator Seminar Silat, beliau adalah Profesional, Konsultan Perencanaan Keuangan, Model dan Pecinta Silat