Tadi siang ... hari pertama, jam pertama, langsung nonton. LUAR BIASA !!!
Kesan dan pesan :
1. Adegan laga nyaris sempurna. Jauh lebih bagus menggambarkan teknik beladiri pencak silat kepada penonton (baik orang yang belajar beladiri maupun orang awam) dibanding film laga lainnya yang pernah ada. Kalau penonton jeli, ada sedikit yang agak janggal, diantaranya pada saat adegan pertarungan di dalam kantor musuh, salah satu pengeroyok yang badannya agak gemuk rambut pendek, sudah kena hajar dan terkapar, di scene berikutnya dia maju lagi. Ada juga saat bertarung di area peti kemas, Yuda manjat naik ke ke atas kontainer, ternyata ada satu orang lawannya tiba-tiba sudah menyerang dari atas, padahal saat itu para pengeroyok barusan mengejar dari bawah. Tapi dari sisi adegan laga ini sangat-sangat bagus dan natural.
2. Kehidupan personal tokoh nyaris sempurna, terkesan sangat natural. Ada adegan makan, ada adegan istirahat, ada adegan ibadah (sholat), yang mana hal-hal yang terkesan sepele ini sering tidak ditampilkan di film lain. Lebih sempurna lagi apabila ada satu buah adegan Yuda sedang sholat pada saat dia sudah di Jakarta, satu kali adegan saja sudah cukup. Apalagi kalau sholatnya di masjid, bisa sekalian ada adegan Yuda sedang cuci muka, kalau perlu juga mandi, karena selama di Jakarta Yuda tidak pernah terlihat cuci muka, apalagi mandi, hehehe ...
3. Segi bahasa sangat natural, sempurna. Sesama orang Minang bicara pakai bahasa Minang. Orang bule bicara pakai bahasa Inggris. Sangat bagus dan logis. Lebih sempurna lagi apabila memperhalus kata-kata makian, apalagi ada kata ta*k dan anj*ng yang berulang kali diucapkan, baik oleh pemeran pria maupun pemeran wanita. Walaupun natural, tapi sangat bahaya kalau ada penonton anak-anak. Bahaya buat anak-anak juga karena adanya adegan di kamar si bule, si bule bangun dari tempat tidur sambil memakai celana dan narik retsleting, dan Astri di kasur terkesan sedang tidak berbusana walaupun berselimut. Hal ini yang sangat perlu diperhatikan.
4. Segi busana, sangat natural, sempurna. Pakaian para tokoh tidak berlebihan dandanannya.
5. Pendidikan moral kependekaran sangat bagus. Filosofi mental spiritual pencak silat banyak yang disampaikan oleh film ini, baik melalui kata-kata maupun melalui tindakan. Melalui kata-kata misalnya jawaban Yuda saat menanyakan apa motivasi Adit mau belajar silat. Juga jawaban Yuda ketika Adit minta diajarin ilmu terbang dan bola api. Melalui tindakan misalnya ketika Yuda bertarung dengan Uda ... lupa saya namanya (Kang Yayan ya ? Ekspresinya lucu pas di dalam bis ngeliat Yuda dari jendela, hehehe ..), pada saat lawan sudah dalam posisi terjepit dan sekali pukul selesai, Yuda tidak menghabisinya. Teknik silat Yuda tidak terlalu brutal, namun mulai mengganas pada saat Uda tersebut tewas ditembak di lift.
6. ... nanti lagi deh, yang jelas film ini sangat layak dan perlu ditonton oleh praktisi beladiri, terutama praktisi pencak silat. Tapi sebaiknya hati-hati kalau mengajak anak kecil.