Atlit Aikido dan Judo dalam MMA

[Pemulung]

Weits dalem ini...jadi apakah MMA kurang sesuai dengan jiwa spirit akido ?. Memang kalau pencapaian tertinggi pribadi dan tehnik kadang secara kompetisi area semacam MMA ini merupakan tantangannya. Tapi saya cuga menangkap esensi seperti itu masih kurang tinggi lagi.

Ya hm apa ya namanya sufi beladiri lah..maaf pak antara dan pak dasa, saya masih mencerna dan membaca filosofi yang diuraikan diatas. Masih mengunyah dan mencerna.

Kadang secara instingtif, ada keinginan atau adrenaline bekerja ketika melihat tantangan tantangan macam gitu. "Wong namanya belajar ya harus dicoba, dievaluasi dan dikembangkan untuk dicoba lagi". Sebuah totalitas mental bertarung. Tapi kadang ada mental/budi yang sudah diajarkan oleh guru guru kita untuk "sabar", "menahan diri" sebagai tataran tinggi mentalitas beladiri.

[euwin]

Dalam konsep budo tidak ada dicoba seperti kue, dalam budo ketika dicoba maka hanya ada 2 pilihan hidup atau mati.
Budo dan bugei adalah 2 hal yg berbeda, dan hal2 tersebut ternyata tidak dapat diterjemahkan dengan tepat oelh bahasa lain.
Bahasa inggris misalnya, budo dan bugei dgn simplenya diterjemahkan sebagai martial arts, dan makin parah ketika diterjemahkan ke dalam bahasa melayu, termasuk bahasa indonesai menjadi beladiri.

Ini saya kutip dari salah satu postingan blog sahabat saya,
Budo (武道), as many Japanese - English dictionaries will show you, translates to martial art. This is a generalization of the term.

Let's look at this eruditely. If we say budo as martial art, it may not be entirely correct. The word for art is actually gei (芸) as in geisha (芸者). A geisha is an artist. A bugeisha (武芸者) is a martial artist.

Some will then say, martial art in Japanese is bujutsu (武術). Jutsu (術) actually translates to technique, sometimes calling it strategy. So, bujutsu could translate to martial techniques or martial strategy.

Then maybe, budo does not necessarily translate to martial art.

Let's look at the kanji do (道). The kanji is depicted as a person walking on a road. The do of budo, read michi when standing alone, means: road, path, or way. Therefore a more accurate translation of budo is the martial way.

Then again, the martial way may not be entirely accurate either.

Let's look at the kanji bu (武). Bu actually translates to military affairs or martial. The kanji is a compund of two other kanji: hoko (矛) which means halberd and ashi (足) which means foot. The kanji depicts a soldier/foot-soldier carrying a halberd, this in turn depicts military acts or martial. This is the accepted translation of bu.

Now let's look at it another way. The ashi part in bu actually resembles tome (止), which means to stop. Then the kanji could also depict stopping/pacifying the halberd. This translation is more in a philosophical and/or spiritual sense.

Now we could see budo as the way of pacifying the halberd, or the way of non-aggression.

How could this be? Budo's centuries of history is written in blood. The warring periods of Japan (sengoku jidai - 戦国時代) is just to name a few. Some people would think this as another spiritual budo bullshism. How could you be non-aggressive in a world where to kill or be killed is a way of life?

This concept would be very hard to accept and not easy to explain. I could only explain it as the spirit of your battle. Is it out of anger? Is it out of hate? Is it out of greed? Hate, anger, and greed, these are not a part of budo.

Budo has the following values, known as the 7 pillars of budo, which are depicted in the 7 pleats of the traditional hakama (袴) - 5 in the front and 2 in the back:
Yuuki (勇気): courage, valor, bravery

Jin (仁): humanity, charity, benevolence

Gi (義): justice, righteousness, integrity

Rei (礼): etiquette, courtesy, civility (also means bow/obeisance)

Makoto (誠 or 真): sincerity, honesty, reality

Chuugi (忠義): loyalty, fidelity, devotion

Meiyo (名誉): honor, credit, glory; also reputation, dignity, prestige
You cannot have one without the other, these pillars are the very foundation of budo. When a budoka (武道家), a budo practitioner, decided to engage his/her attacker, he/she is motivated by these pillars. As a reminder, this might not be the reality in this world, but this is the idealism that the budoka live by, the codes that the samurai (侍) live by.

So what does this have to do with the way of non-aggression? If you look at the idealism of budo, there is no martial, military, or aggression. A samurai cuts down his attacker not out of anger and not because he wants to kill either. Then for what? The idealism of budo could be seen in the movie "The Last Samurai". I will not discuss the movie here, because simply it will be too long.

The budoka has no enemy, he does not go around looking for fights. The budoka should revere the very aspects of life and protect it. When attacked one could always choose non-engagement, but this does not mean one will just stand there and get cut down. One will not just protect one's own life but more importantly the lives of loved ones and will willingly gives up one's own life for them.

One of the higher aspect of budo, is not to take the life or even hurt the attacker, but to pacify the attacker's will to fight. One could do this through techniques. If the attacker will not give in and he remains a deadly threat, the last resort may be to end his life. The highest aspect of budo is that the fight will be ended without even drawing out the sword, ended without fighting. The battle ends even before it starts.

Even with the ability to pacify an attacker, whether it is using martial techniques, cunning strategy, or otherwise, it is not enough to defeat the greatest enemy of a budoka, which is oneself.

The greatest battle will be against oneself.

[euwin]

Nambahin dikit, karakter "bu" dalam bhs jepang yg artinya perang, tempur (dalam chinese mandarin dibaca "wu" seperti dalam kata wu shu)
karater hurufnya yaitu 武, uniknya terdiri dari 2 karakter pembentuk, yaitu 戈 dan 止 yg masing2 berarti "spear" dan 'to stop"

[Pemulung]

Hm...mantabh mas euwin, saya juga kebetulan baca konsep budo ini ketika baca tentang masutatsu oyama, pendiri kyokushinkai. Dia semacam musashi modern, petarung sejati. Saya nangkep nangkep dikit.

Balik lagi apakah aikido sudah bukan pure, true "budo" lagi..? sorry bukan adu domba, tapi memahami sebuah beladiri, adalah juga memahami konsep dasar, filosofi, budaya dlsb.

Salam bela diri minggu minggu.

[euwin]

Yg buat menjadi tidak murni lg adalah manusianya bukan ajarannya, aikido mau dipake buat bunuh org jg bisa.
Di jepang sendiri praktisi2 aikido dan daito ryu aikijutsu (terutama yg sudah level instructor) namanya tercatat dalam daftar kepolisian Jepang....krn termasuk dalam golongan org2 yg punya kemampuan berbahaya.
Aikido Yoshinkan sendiri termasuk dalam kurikulum wajib polisi tokyo.

[DasaMan]

Yang pendaftaran sebagai orang berbahaya kan cuma beberapa tahun sesudah PD2, karena sentimen anti-Jepang. Sudah dari tahun 50-an gak gitu lagi kali. sekarang itu mah cuma mitos, gak ada faktanya.

[euwin]

Masih, kl ada rekan di tokyo boleh ditanyakan dan di cek.

[DasaMan]

Sudah ditanyakan bos, dan deadly weapon register itu kibul, kagak ade. Yang ade itu tahun 1946 para black belt yang terdaftar di butokukai didata ulang oleh MacArthur untuk mencari orang2 ultranasionalis. Belakangan pendataan ini di-blowup oleh pengikut Mas Oyama, seolah berlangsung terus, padahal tidak. Sumber dari para black belt karate Indonesia yang ikut ujian black belt di Jepang.

[euwin]

masih ada koq, passport yudansha saya tercatat dala IAF dan nomor nya jg tercatat dalam daftar kepolisian di Jepang. Ada nomornya tersendiri.

[DasaMan]

Really? Aikido aja yah, kok Karate nggak... Lucu juga yah? Oke deh nanti kuriset lagi lebih mendalam...

[DasaMan]

Di jepang sendiri praktisi2 aikido dan daito ryu aikijutsu (terutama yg sudah level instructor) namanya tercatat dalam daftar kepolisian Jepang....krn termasuk dalam golongan org2 yg punya kemampuan berbahaya.
Aikido Yoshinkan sendiri termasuk dalam kurikulum wajib polisi tokyo.

Dari hasil kulik sana-sini dan korespondensi dengan bang Euwin sendiri, pendaftaran ke polisi Jepang ini nampaknya sudah ada yang mengurus, jadi kenalan2 saya yang dapet yudansha aikido, judo, karate di Jepang banyak yang gak tahu. Dan tujuan pendaftaran di kepolisian ini rupanya juga gak tahu buat apa, jadi kalimat bang euwin di atas sebaiknya dibaca begini biar gak salah persepsi:

Di jepang sendiri praktisi2 aikido dan daito ryu aikijutsu (terutama yg sudah level instructor) namanya tercatat dalam daftar kepolisian Jepang MUNGKIN krn termasuk dalam golongan org2 yg punya kemampuan berbahaya, MUNGKIN JUGA TIDAK, KARENA TIDAK SEMPAT TANYA BUAT APA.

Maaf huruf besar dan bold, biar jelas

Dan kurikulum wajib polisi tokyo selain Aikido Yoshinkan juga ada Judo dan Kendo, jangan lupa pelatihan internal Taiho-Jutsu untuk polisi jalanan. Pemilihan beladiri ini tergantung kepada strata dan kesatuan polisinya masing2.

Sumber utama:

http://www.e-budo.com/forum/

[goginebulana]

wah ikut nimbrung..

atlit aikido dan judo di mma.

apa pun alirannya..
yang menentukan kungfu / skill atlit itu sendiri.

semakin lengkap ilmu perangnya, semakin lengkap senjata perangnya,semakin luas wawasannya...
dan sesuai dengan arah tujuan lapangan lawan yang akan dihadapi..

tentu akan semakin mendekati kemenangan di MMA.


dulu di MMA, tahun 90an zaman Ken Shamrock, masih banyak martial artis yang terkotak2an aliran bela diri..
berkat MMA, aliran aliran martial arts akan semakin menyadari kembali jalan dan tujuan spesifikasi masing2.

MMA adalah ilmu tarung, tapi masih olah raga..
olah raga yg keras...
tp masih olah raga..
MMA belum bisa mewakili BUDO / ilmu perang..
sebab.. masih pakai banyak aturan, wasit, dll...

sementara perang zaman dulu ( tanpa senjata api )
tanpa aturan, segala macam medan...
ninjitsu salah satu yg masih dalam konteks "metode prajurit perang"
tapi ninja kok ngaku ngaku ninja?
sebab zaman sudah berubah.

Aikido adalah aliran yg mengkhususkan diri dalam bidangnya..
tinju dalam bidang nya..
Thai boxing dalam bidangnya..
karate..
taekwondo..
Pencak silat..
Wushu..
kuntao..
dll.

zaman situasi sekarang martial arts terbatasi dalam olah raga,budaya, humanisme,organisasi... dll....
bila masuk ke dalam situasi perang, tentu martial arts ini akan melepaskan diri ke wajah asalnya, yaitu seni perang.

tergantung praktisi hendak ke mana,
bila ingin menjadi polisi, ilmu perang kepolisian sesuai bidangnya akan dilengkapi.
tentu berbeda menyiapkan polisi dan seorang petarung MMA, ataupun menyiapkan seorang atlet judo/aikido.
ilmu "perang"nya beda...

TAPI..berkat MMA, aliran aliran martial arts akan semakin menyadari kembali jalan dan tujuan spesifikasi masing2.

[DasaMan]

betul, terkadang orang lupa konteks suatu keilmuan, dan terkadang pula berdasar pengembangan dan pendalaman konteks suatu ilmu itu sendiri bisa bergeser. Bila tidak sesuai konteks, maka makna (keefektivitasan/keefisienan) suatu ilmu bsia jadi tidak relevan. Posting yang bagus, bung gogi.

[HartCone]

nice post! to be contextual martial art! that's the perspective of practitioners should to be!! mind of traditionals but always up to date!!

[goginebulana]

thankyou

ada pepatah

mengenali diri
mengenali musuh
100 kali perang 100 kali menang.

artinya BUDO / ilmu perang haruslah selalu sesuai situasi kondisi, untuk kemenangan yg kita mau.

kata Bruce lee, BE WATER MY FRIEND..

Budo harus sesuai dengan zaman, situasi yg akan dihadapi, lawan yg akan dihadapi, lapangan, jiwa raga praktisi, usia praktisi, dll.

barulah BUDO itu sesuai pepatah di atas.

kata orang tua
usia kita tidak lebih tua dari ilmu yang kita pelajari..
tp ilmu/kungfu yang kita latih tidaklah lebih tua dari diri kita sendiri..

adakah praktisi disini yg usianya lebih tua dari aikido/judo/martial arts lainnya?
adakah praktisi disini yg usia ilmunya/kungfunya/keahliannya lebih tua dari usinya sendiri?

kungfu  yg kita latih dan miliki adalah terbatas dari segala situasi.

kata orang tua..
situasi kondisi membentuk kungfu kita.
hambatan halangan membentuk karakter kita.
" kita " selalu terbatas oleh konteks.

kita selalu terbatas oleh tujuan situasi kondisi usia dll...
kungfu kita akan selalu berubah..
be water my friend.. kata Bruce lee.