jurus mecat nangka

[santri kinasih]

Ini jadinya mana yang bener: nangka atau duren?

[EricB]

mungkin coba untuk mulai pakai duku ??

[anolles]

  hahaha iya jangan duku dari jawa barat pake aja duku dari palembang soalnya bijinya lebih kecil..... xixixixiiii....

duren apa nangka ya... nangka ajalah yang murahan dikit.....

ummmpp...

Mungkin yang dimaksud Mecak Nangka/Tongtolang/Babal...

(Maaf kalo dirasa sok tahu kali yak) Sepengetahuan saya ini adalah istilah penamaan sebagian masyarakat Sunda mengenai gerakan menyerang "tikoro" atau bahasa umumnya leklekan (anak tekak). Biasanya hal ini dapat ditemukan pada pencak (Sunda) yg basicnya umum menggunakan ramo (jari).

iya bang jali di kari juga ada tuh jurus yang nyabet leher ampe kerongkongan n urat nadi putus..... n itu pake jari tapi gerakannya vertikal.
serem2 yah jurus jaman dulu.....

[HartCone]

serem2 yah jurus jaman dulu.....

kayaknya bukan jaman dulu ajah deh, sekarang masih ada, cuma ga dipakai...
*jamannya udah laen soalnya

[anolles]

bang HC jadi gimana nih ceritanye.... menurut bang hc?? apa dalam pembatasan pengajaran atau ga penggunaan beberapa jurus n tekhnik tertentu itu jadi indikasi kemunduran dunia persilatan kita atau mungkin itu wajar2 aje??

[HartCone]

pencak silat adalah satu keilmuan yang lengkap, dan tentunya dengan kebudayaan kita sendiri secara ketimuran, seorang guru tidak akan dengan sembarangan mengumbar sesuatu yang sangat berbahaya, bila bukan pada seorang murid yang dianggap bener2 memenuhi syarat, seperti ada pembahasan pada beberapa thread yang lainnya.

nah satu kontradiksi dg dunia barat, coba kalau kita cermati di beberapa situs2 luar, atau pada beberapa vid clips di youtube, mereka kadang2 mengumbar apa yang kita punya, tapi ada satu catetan tentunya, bener ga sih yang diumbar itu dg kaidah yang ada pada Pencak Silat sendiri tentunya.

menengok pada budaya beladiri yang lain, contohnya beladiri yang baru2 ini sangat pesat perkembangannya yaitu Krav Maga, balik lagi yang mengembangkan memang kebanyakan bule, so begitu banyak teknik yang dieskpose.

nah dalam pandangan saya, memang satu tradisi orang tua2 untuk menyembunyikan teknik2 (secara fisikal) yang dianggap berbahaya, itu tidak dapat disalahkan, itu tradisi!
tetapi kadang akhirnya jadi bumerang, banyak orang2 yang tidak mengenal pencak-silat, akan jadi memandang dg sebelah mata pada pencak silat itu sendiri, dan ya memang sudah banyak terjadi, mereka lebih banyak mengagumi beladiri2 yang dari luaran.

secara anatomi manusia terdiri dari  dua tangan dan dua kali kadang kesamaan atau keserupaan teknik sering kali terjadi diantara pencak silat dan beladiri yang lainnya, tetapi satu hal yang harus digaris bawahi adalah disana ada cara pencapaian yang berbeda, kalau kita belajar satu budaya tentunya bukan hanya outputnya yang dilihat, tetapi secara utuh dalam satu paket tradisi kebudayaan yang bersangkutan, dari kaidah yang ada, filosofinya, cara melatih dll. itu yang hemat saya harus dilestarikan.

salah satu contohnya ya dalam thread ini,
ada satu bentukan teknik cengkeram tenggorokan, pencak silat punya, beladirilain pun punya (spt okinawan karate, FMA, Kung Fu dll) tetapi di pencak silat ada pembeda, salah satunya adalah analogi penamaan "mecat nangka", pancapaiannya bagaimana? kaidahnya bagaimana? cara melatihnya bagaimana? dll, output yang sama tetapi ada perbedaan dalam jalan menuju ke output tsb.

itu pandangan saya, sebagai praktisi pencak silat dan sebagai praktisi beladiri di luar pencak silat. lha monggo kalau ada pandangan yang berbeda...

Salam,
HC

[Abu Zakka]

kadang kesamaan atau keserupaan teknik sering kali terjadi diantara pencak silat dan beladiri yang lainnya, tetapi satu hal yang harus digaris bawahi adalah disana ada cara pencapaian yang berbeda, kalau kita belajar satu budaya tentunya bukan hanya outputnya yang dilihat, tetapi secara utuh dalam satu paket tradisi kebudayaan yang bersangkutan, dari kaidah yang ada, filosofinya, cara melatih dll. itu yang hemat saya harus dilestarikan.

Gua suka banget kalimat ini...ini yang membedakan antara bela diri "Praktis" dan Bela diri sesungguhnya. 

[anolles]

secara harpiah budaya setidaknya terdiri dari 7 element;  adat, norma, bahasa, iptek , kepercayaan, seni, sejarah/legenda yang menghasilkan suatu kearifan tradisional.. jika silat/MA adalah salah satu bentuk kebudayaan maka ke 7 element itu paling tidak sudah di fahami dan dimengerti oleh seseorang yang belajar suatu aliran silat bersangkutan.
dengan kata lain silat/MA adalah salah satu gerbang seseorang mengenal sebuah kebudayaan tertentu...

apakah para praktisi silat akan menjadikan silat sebagi starting point dalam pelestarian budaya bangsa secara keseluruhan atau hanya sebagian saja .. silat ya silat sebagai teknik membela diri... yang simple dan praktis tanpa harus mempelajari kebudayaannya...

mangga... di lanjut kang....

[HartCone]

maaf, ada salah penulisan di tulisan saya, diatas tertulis budaya, so akhirnya jadi bias pada permasalahan yang luas, yang saya maksudkan adalah satu hal yang lebih sapesifik yaitu ttg produk satu budaya dan disini adalah pencak silat...

tetapi melihat apa yang mas anol tulis itu sangat bagus banget, tanpa di sadari satu bentukan produk budaya tentunya juga mengandung apa yang mas anol tulis ttg ke tujuh elemen tadi, dan itu disebut sebagai tradisi...

jadi apapun tujuan yang dilakukan dalam belajar pencak silat, selama masih mengikuti tradisi yang didalemnya, tentunya itu bisa dikatakan seseorang juga belajar budaya/melestarikan budaya...
nah kecuali bila seseorang tersebut hanya belajar dari secara teknikal sajah lepas dari tradisi yang bersangkutan, so itu nantinya dia sudah menjadi belajar beladiri praktis seperti yang mas Zakka tulis...

*contoh: women self defence! paket 3 bulan sajah! apakah orang pencak silat ga bisa membuka model pelatihan ini? bisa kan jawabnya, tapi kan jadi lepas dari tradisi silat? apa boleh? siapa yang berhak melarang? perguruan? lha kalau praktisi yang bersangkutan keluar dari perguruan? trus perguruan bisa apa? hehe balik lagi para sepuh kita memang bener2 ati2 menjaga tradisi.

mungkin ada baiknya kalau pembicaraan yang ini kita pindah ke thread lain yang lebih sesuai...
disini kita khususkan pambahasan pada "mecak nangka"...

monggo dilanjut, btw disini jadi seperti pesta buah deh 
tuh ada nangka, duku, duren dll...

salam
HC

[anolles]

  hahha iya nih musim buah...

bang HC.., abang kan dah malang melintang neh di dunia MA baik di dalem maupun diluar..... nah ada ga tekhnik semacam ini... yang mencengkram dan menjebol daging otot atau urat2 leher dengan cengkraman tangan tadi....

kan kalo drunken master pake buah kemiri trus kalo tiger claw pake batang poon... nah ada masukan ide ga untuk memperkuat cengkraman tekhnik ini latiihannya pake apaan .. kan sayang kalo pake nangka beneran mah hehehehe....

[HartCone]

malang melintang, kebalik dan kejeduk trus benjol dah....   

Dulu saya kedatangan tamu, yang ngulik okinawan karate (member sini juga, nanti tak suruh komentar disini deh), saya pernah diperlihatkan satu teknik dengan memakai cengkraman leher seperti ini, dalam prakteknya output yang terjadi adalah keadaan lawan setengah tidur terlentang dan yang dijadikan pegangan (digondeli) adalah bagian leher seperti "mencet nangka".

teknik ini hampir sama dg teknik yang diajarkan guru saya, mengambil penjuru luar secara rapat, kemudian kaki menyapu kebelakang, tangan kiri memegang bagian punggung bawah dan tangan kanan "mencet nangka", hasilnya lawan terjatuh akibat dorongan pada leher, ketika sudah terjatuh dg beban sendiri otomatis akan terjadi fraktur di bagian leher.

dulu saya pernah dikasih cara berlatih dengan pake batu kali yang bentuknya seperti pepaya kemudian disuruh megang batu itu selama mungkin dengan model mencengkeram pada ujungnya, jadi yang bersentuhan dg batu-nya adalah ujung2 jari, semoga bisa membayangkan deh.

leher adalah bagian yang rawan sekali, jadi sebenarnya tanpa pelatihan yang khususpun menurut hemat saya kalau orang terkena jurus ini pasti kesakitan dan kemungkinan besar bisa cedera, wah bayangin saja kalau tangannya bener2 terlatih, bisa brodol kaya nangka dipencet.... hehehe...

Salam,
HC

[duyungson]

Waduh uraian jurusnya terlalu detil pakde..
saya smp ngilu.. 

[HartCone]

wah gimana ini, saya ga bisa ngedit tuh?  :'(

[HartCone]

adicted to SS.... posting terusssss!! 

Di thread sebelah klo ga salah saya pernah bahas ttg tongkat sejengkal, kegunaanya buat alat pijit dan kerokan, itu dalam keadaan yang memang didesain demikian, tetapi bila nemu ranting atau apa sajah sepanjang 15-20 cm atau lebih sedikit itulah tongkat sejengkal...

bagi orang yang tidak tau tongkat mungil itu pasti tidak ada kegunaanya, bahkan sebagai kayu bakarpun juga percuma (kecilik-en), sekarang coba ambil nangka lagi pegang tongkat kecil tadi dengan keempat jari dan kemudian taruhlah nangka tersebut pada ujung tongkat dan jari jempol beri sedikit tekanan, apa yang terjadi, biji beton dari nangka itu langsung mecotot alias daging buah nangka tersebut terkoyak sobek...

jari jempol banyak dipake di pencak silat, telunjuk juga, tetapi sayangnya telunjuk tidak sekuat jari jempol, upaya membawa tongkat sejengkal itu adalah untuk membuat pengganti dari jari telunjuk dan keberadaannya ditopang oleh keempat jari lainnya, so dengan demikian sekarang kita punya "jari telunjuk palsu" yang bahkan jadi lebih kuat dari jari jempol asli...

Demikian perspektif lain untuk memencet buah nangka... tapi kalau buat belah duren kasihan durennya, karena duren terlalu lembut...


Salam,
HC

[meonggarong]

Haha.. saya malah beli tongkat alat urut itu juga gara2 baca threadnya pak hart ttg tongkat sejengkal/tabak malit.. 

kebetulan juga dapet ebook ttg kubotan stick, tapi di buku itu banyakan tekniknya ttg kuncian menggunakan tongkat ini, bukan aplikasi sejenis mecat nangka yang pak hart uraikan di atas..