+-

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Kejuaraan Pencak Silat Seni Piala Walikota Jakarta Selatan by luri
24/09/2024 15:38

Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Open Ke 3 by luri
24/09/2024 15:35

Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Panglima TNI 2024 Se-Jawa Barat by luri
24/09/2024 15:22

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Kong Nizam sang Jawara  (Read 68673 times)

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #90 on: 19/11/2008 18:51 »
lha kan dulu gua dibilang TUWIR..ha..ha.ha.. gak ngamuk kok, lha emang tuwir..
tapi mash aduhai juga..
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #91 on: 20/11/2008 10:55 »
-Sambungan Cerita Kong Nizam sang Jawara-

Pendekar Nusantara menunda gerakannya mengurut tanah membuat tulisan. Ia pun membalik dan kiranya di tangan kirinya terdapat sebuah baju putih biru bertulisan "Jurus-jurus tinju Sriwichai" yang sebenarnya akan dibagi bagikan kepada para pendekar goa hydro setiap dia pulang dari negeri Sriwichai. Ia me­ngipaskan benda itu ke depan sambil berseru.
“Sarung Kampret, aku terima tantangan­mu, akan tetapi tunggulah sebentar sam­pai selesai pekerjaanku.” Ia mengebutkan lagi baju putih birunya dan sekali lagi awan hi­tam yang sudah mendesak maju itu terpental mundur sampai lima kaki jauhnya.
Tanpa mempedulikan Sarung Kampret  yang terpaksa menerima kembali bulu-bulu keteknya itu, Pendekar Nusantara berloncatan ke sana ke mari menulis sebuah puisi indah.

" Rasa kangen dari negeri jauh
tapi banyak kejadian di negeri sendiri
kecewa...oh kecewa...
Kapan negeri ku akan aman dan makmur "

“Ho-ho-hah-hah, Pendekar Nusantara namanya menyundul langit. Kiranya hanya seorang tua gila yang suka membuat puisi-puisi picisan. Ha-ha-ha.” Setan Pikulan Jali Jengki tertawa mengejek.

“Setan Pikulan Jali Jengki, terimalah salamku. Tak kusangka di perbukitan daerah tambun ini akan bertemu dengan tiga orang raja dari lembah hitam satunya pengemis pembawa pikulan buat dagang tapi tak dagang dan satu lagi raja begal yang merasa paling ganteng namun gak pernah keramas, sungguh menyenangkan,” jawab Pendekar Nusantara.

Teguran yang dikeluarkan oleh Pendekar Nusantara ini ternyata disertai tenaga dalam bagi yang tenaga dalamnya belum sampai tingkat tinggi akan memecahkan gendang telinga, beberapa pohon daunnya berguguran rontok kala dia berbicara kepada tiga orang raja dari lembah hitam dan ada sesuatu yang mujijat dari Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono, hawa kekuatan yang tidak sewajarnya, keluar dari tubuhnya seakan-akan siap menerima serangan segala serangan berbahaya dan beracun.

Raja Begal One hanya terkekeh-kekeh mendengar ejekan ini. Adapun Setan Pikulan Jali Jengki lalu menegur, “Pendekar Nusakambangan (Ledekan untuk Pendekar Nusantara), kau yang masih sudah tua dan pikun, bagaimana berani lancang me­nyebut nama kami? Bagaimana kau bisa megenal bahwa aku Jali Jengki?”

Pendekar Nusantara  tertawa. “Banyak raja di dunia ini, akan tetapi yang suka me­makai pakaian blue jins kumuh, banyak tato isim dibadannya,membawa pikulan dan dandanan rada gembel, hanyalah raja pengemis bergaya anak muda yang dagang obat tapi bangkrut. Di antara banyak raja penge­mis yang terkenal, memang ada beberapa orang di antaranya yang suka ngomong sembarangan sampai ludah muncrat, akan tetapi yang ngeludah sampai bisa berlobang dan berasap hanyalah Setan Pikulan Jali Jengki.”

Raja Begal One makin keras kekeh tawanya. bahkan Si Sarung Kampret yang cengengesan juga terbatuk-batuk menahan tawa. Setan Pikulan Jali Jengki mencak-mencak saking marahnya. “Orang Tua sombong, berani kau mempermainkan aku? Hayo ke sini­lah, boleh kita adu kepandaian.”

“Nanti dulu, Jali Jengki. Biarlah dia mencoba kelihaian ketombe di rambutku. Kalau dia bisa mengatasi ketombe di rambutku, tak perlu kau mencium dan menggigitnya kayak tikus lari ke loteng bawa potongan ayam, he-he-he!”, Raja Begal One melangkah maju.

Akan tetapi Pendekar Nusantara  tidak mem­pedulikan mereka berdua, langsung ia menghampiri Sarung Kampret, menyerahkan senjata kujang tua. “Ini senjatamu, Sarung Kampret, dan terima kasih, senjata yang bagus tapi dibawa sama orang yang tabiatnya gak bagus”
 
Sarung Kampret mengulur tangan kiri menangkap gagang Kujang tuanya, akan tetapi Pendekar Nusantara  tidak melepaskannya, dan sambil tersenyum Orang setengah tua ini mengulur tangan kiri pula ke arah kacamata emasnya yang masih dipegang oleh Sarung Kampret, kemu­dian menyambar kaca mata itu.

Keduanya kini berdiri berhadapan dengan kedua tangan memegang kedua macam senjata, tidak saling dilepas. Sejenak mereka berpandangan, ragu-ragu berada di fihak Sarung Kampret, akan tetapi...

Kemudian ia mengendorkan pegangannya pada kacamata. terjadilah adu kaidah satu kosong satu diantara dua pendekar kawakan ini. Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono juga melepaskan Kujang tua dan menarik kacamata sehingga di lain saat ke­dua orang itu sudah saling bertukar senjata.

Sarung Kampret yang masih marah dan penasaran sudah mengangkat Kujang tua, siap menyerang. Akan tetapi ia kalah dulu oleh Raja Begal One yang sudah me­lompat ke depan Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono dan sambil terkekeh orang aneh ini menggerakkan ram­butnya yang mengeluarkan bunyi bercuitan seperti ribuan hujan ketombe menerjang Pendekar Nusantara.
 
Bau apek yang harumnya semerbak memabuk­kan menusuk hidung. Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono cepat mengerahkan tenaga dalam dan melompat ke belakang, kacamatanya menyampok ke depan dibarengi baju putih birunya dikebutkan. Terdengar suara nyaring ketika Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono itu bertemu dengan gumpalan rambut yang paling tebal, sedangkan baju putih birunya dikebutkan seperti mendorong yang ber­gerak kuat itu meniup balik rambut tebal penuh ketombe yang tadi menerjang maju seperti hidup. Baik Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono maupun Raja Begal One masing-masing melangkah mundur tiga tindak dan saling pandang dengan kagum. Malah Raja Begal One kelihatan kaget. Tak disangkanya bahwa orang tua tinggi besar ini demikian kuat dan lihai. Kulit kepalanya sampai terasa pedas dan panas karena akar rambutnya terguncang keras. Di lain fihak, Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono juga maklum bahwa orang gila dan aneh ini benar-benar luar biasa seperti yang sudah lama ia dengar. Baju putih biru dan kacamatanya tergetar hebat dan ia sampai melirik kepada dua senjatanya itu untuk melihat apakah baju putih biru dan kacamata tidak menjadi rusak. Terlihat Ki Oong merasa khawatir takut baju putih birunya yang nanti akan dibagi-bagikan akan dikomplain oleh para pendekar Hydro.

“Raja Begal One, jangan kau lancang. Karena dia tadi menghinaku, aku­lah yang berhak menantangnya. Eh, Pendekar Nusantara yang sombong, beranikah kau menghadapiku?” Sarung Kampret sudah melangkah maju lagi, tangan kirinya merogoh saku.

Pendekar Nusantara Ki Oong Maryono melintangkan kacamata di depan dada dan baju putih birunya diangkat ke atas kepala, tersenyum tenang. “Aku ke arah tambun ini untuk menuju cirebon dengan perasa­an aman dan damai, dengan pikiran gem­bira dan bersih daripada permusuhan dengan siapa pun juga. Aku tidak meng­hendaki permusuhan di tempat yang in­dah dan sejuk ini, akan tetapi kalau ada yang menantangku, biarpun aku ogah melayani, namun cukup dengan kacamata dan baju untuk pemberian bisa menjaga nama dan kehormatan.”

“Jadi!” Sarung Kampret berseru keras, tangan kirinya keluar dan begitu tangan kiri itu bergerak-gerak, tiga belas batang pedang pendek yang seperti disulap ke­luar dari jubah hitamnya itu telah me­nancap di atas tanah, membentuk ling­karan. Lingkaran itu terdiri dari sepuluh batang pedang yang berdiri berjajar, di tengah-tengah lingkaran tertancap tiga batang pedang yang bentuknya segi tiga. Sambil menggereng keras tubuh Sarung Kampret melayang ke tengah lingkaran dan tahu-tahu ia sudah berdiri dengan sebelah kaki menginjak gagang pedang. Pedang itu kecil saja, dapat dibayangkan betapa tinggi gin-kang (ilmu meringankan tubuh) harus dibutuhkan untuk dapat berdiri di atas gagangnya. Pedang bergoyang-goyang, namun tubuh Sarung Kampret tetap tegak tak bergerak, kujang tuanya diangkat di atas kepala.

“Bagus, boleh kulayani kau main-main sebentar Sarung Kampret!” seru Pendekar Nusantara dan seperti seekor burung garuda me­layang, tubuhnya yang tinggi tegap itu meloncat ke tengah lingkaran, kaki kanannya menginjak gagang sebuah pedang lain.

Sarung Kampret menyambut kedatangan lawannya dengan suara ketawa aneh me­nyeramkan, kujang tuanya bergerak dan me­nyambar seperti kilat putih, memancung ke arah leher Pendekar Nusantara. Namun, la­wannya bukanlah orang sembarangan. Sedikit berjongkok saja kujang tua itu sudah lewat di atas kepala dan sekali meng­gerakkan kedua tangan, kebutan baju  di tangan kiri yang terbuka itu mengebut ke arah muka aneh sarung kampret sedangkan kacamata disodok­kan ke arah lambung. Sekaligus Pendekar Nusantara telah menyerang hebat dengan gerakan yang kelihatan lambat, namun tidak mengeluarkan suara dan sukar di­duga ke mana arah dan sasarannya sesuai dengan kaidah ulah numpangkeun rasa.
 
“Hehehehehe....!” Sarung Kampret cengengesan, kujang tuanya terayun membentuk lingkaran di depan lambung menangkis kacamata, tubuhnya meloncat ke belakang menginjak gagang pedang lain yang me­rupakan pagar.
“Sarung Kampret, aku tahu ilmu silatmu hebat, setiap gerakan mengarah nyawa. Tapi adu ilmu ini hanya untuk saling kenal, bukan? Siapa turun dari pedang berarti sudah mengalah.”

“Cerewet situ kayak emak-emak!” Sarung Kampret mendengus penasaran dan kujang tuanya menyambar lagi, kini berturut-turut dan bertubi-tubi menyerang dari segala jurusan, diputar-putar sampai lenyap bentuk kujang tua, berubah menjadi segulung sinar putih menyilaukan mata.

Pendekar Nusantara terpaksa melayani desak­an yang merupakan cakar-cakar maut mengancam nyawa ini. Dengan lincah tubuhnya bergerak cepat, lenyap berubah menjadi bayangan, kacamatanya mem­balas dengan serangan ke arah kaki, kebutan bajunya mengancam kepala dan me­nyampok kujang. Terpaksa Sarung Kampret kini yang harus berloncatan mengelilingi patok-patok pedang itu, karena agaknya Pendekar Nusantara berusaha keras untuk me­maksa ia turun dari patok dengan pe­nyerangan yang selalu ditujukan kepada kakinya yang menginjak gagang pedang.

“Kampret busuk, serahkan Si Raksasa itu kepadaku!” Raja Begal One  memekik dan orang aneh ini pun sudah meloncat ke atas gagang pedang, dan dari belakang, ketombe rambutnya menyambar ke arah leher Pendekar Nusantara dan dibarengi senjata yang sudah dikeluarkan sebuah kuku macan bergerak untuk mencekiknya. Agaknya orang aneh ini merasa khawatir kalau-kalau nama besar pendekar yang hendak dijadikan kor­bannya itu tewas oleh Sarung Kampret yang amat lihai, maka nama besar akan jatuh ke tangan sarung kampret.


***
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #92 on: 20/11/2008 12:22 »
nih cerita larinya mancing mas O'on keluar dari sarangnya..
mana nih mas O'ongnya... ntar duit kastingnya gua ambil deh.
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

iqbal khan

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 124
  • Reputation: 1
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #93 on: 20/11/2008 15:04 »
terusin critanye, kita terus nyimak nich

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #94 on: 20/11/2008 16:18 »
-Sambungan Cerita Kong Nizam sang Jawara-


Namun Pendekar Nusantara biarpun masih muda, ternyata memiliki kegesitan yang mengagumkan. Begitu rambut Raja Begal One menyambar, tubuhnya sudah melayang ke kiri, bajunya mengebut muka Sarung Kampret dan kacamatanya dari bawah menotok dada Raja Begal One.

“Heee.... kau mau membunuhku?” Orang aneh  Raja Begal One itu memekik sambil mengelak cepat. “Apa Kau pikir senjatamu bisa membunuhku dengan ilmu Rawa Rontok ku?”

“Kalau perlu, apa salahnya membunuhmu? Kau pun menghendaki nyawaku,” jawab Pendekar Nusantara sambil menerjang lagi, sekaligus menghadapi dua orang lawan yang sakti itu.

“Wah-wah, sungguh memalukan sekali Tokoh Hitam Rimba persilatan sudah terkenal sebagai raja-raja tokoh tak terkalahkan di dunia. Masa dua di antara­nya sekarang tak dapat mengalahkan seorang raksasa yang masih asam urat? Kalau aku tidak turun tangan membasminya, bisa ter­cemar nama besar nama tokoh-tokoh hitam!” Setan Pikulan Jali Jengki Si Raja Pengemis dan tokoh hitam yang mempunyai ilmu "Sipahit Ludah" melompat dan tongkat pikulannya menyambar. Hebat gerakannya dan pedang yang diinjaknya sama sekali tidak bergerak, menandakan bahwa gin-kang yang dimilikinya amat tinggi tingkatnya.
 
Pendekar Nusantara mengeluh dalam hatinya. Kalau menghadapi mereka di atas tanah yang keras, biarpun tidak berani ia meng­harapkan kemenangan, namun ia dapat menjaga diri jauh lebih baik daripada kalau bertempur dikeroyok tiga di atas patok-patok pedang ini. Ia berusaha ma­inkan baju dan kacamatanya sebaik mung­kin, menutup diri dengan pertahanan sekokoh benteng baja dan mencari ke­sempatan merobohkan lawannya seorang demi seorang. Namun ia harus akui ke­hebatan tiga orang tokoh yang selama hidupnya baru kali ini ia lihat, dan be­lum dua puluh jurus ia terdesak hebat.

Tiba-tiba terdengar suara keras dan tiga orang sakti itu terjungkir-balik dan berlompatan keluar dari lingkaran patok. Ternyata semua patok pedang, kecuali yang diinjak oleh Pendekar Nusantara, telah roboh malang melintang! Tiga orang sakti itu tiba tiba saling baku hantam hanya terasa betapa angin pu­kulan dahsyat menyambar ke bawah akibat bentrokan dari ketiga tenaga tersebut, merobohkan patok-patok pedang tanpa da­pat mereka cegah lagi, terpaksa mereka melompat dan berguling-guling di udara (bersalto) dan seperti mendengar komando, ketiganya lalu berlari cepat kejar-kejaran menghilang dari tem­pat itu.

Pendekar Nusantara terheran-heran. Ia me­lompat turun, dengan tangannya ia me­raup tiga belas pedang pendek itu, lalu melontarkannya ke arah menghilangnya Sarung Kampret sambil berseru.
“Iblis gilaa, bawa pergi pedang-pedangmu!”

Tiga belas batang pedang itu terbang melayang seperti sekelompok burung alap-alap dan lenyap di balik batu-batu besar yang mengitari puncak. Memang hebat sekali tenaga sambitan Pendekar Nusantara ini, dan patutlah kiranya ia menjadi lawan orang-orang sakti seperti tiga tokoh tadi.

Dan setelah mereka bertiga menghilang, tangan Ki Oong bergetar hebat... tiba-tiba blar.. dia muntah darah segar dari mulutnya...

Apakah yang terjadi....??

Ki Oong Maryono terkena pukulan beracun yang disertai gabungan tenaga dalam yang hebat dari ketiga tokoh hitam, dan sepertinya dia terluka parah.

Lalu apa yang membuat ketiga tokoh hitam itu saling menghilang dan kejar-kejaran ???

Nanti pembaca akan tahu.......

******
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Jali Jengki

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 2
  • Posts: 828
  • Reputation: 44
  • Love Pencak Silat, Proud to be Indonesian
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #95 on: 20/11/2008 16:38 »
Ini cersil ape storyline iklan TV shampo dan pasta gigi sih...? :o

Kullu Nafsin Zaaiqatul MAUT

srdananjaya

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 16
  • -Receive: 4
  • Posts: 658
  • Reputation: 31
  • http://www.simpleather.com
    • Sedia Peralatan Beladiri
    • Email
  • Perguruan: Perisai Diri
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #96 on: 20/11/2008 17:04 »
 [lucu]nah loo bintang pelemnya protes
martial art equipment:
http://www.wisanggeni-martialgear.com
Jaket Kulit (Leather Jacket):
www.simpleather.com

Jali Jengki

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 2
  • Posts: 828
  • Reputation: 44
  • Love Pencak Silat, Proud to be Indonesian
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #97 on: 20/11/2008 17:47 »
Iye Kang, soalnye ampir tiap postingan yang di blow up ketombe ame gigi yang kuning... [lucu]

Tapi bagus lah Kang Sarkem, kalo ade waktu ane mo bikinin Cast Character di komik ye...

PS. Kalo Mas O'ong paling pesen sumber penulisan harus disertakan... [lucu]

Tabe'...
Kullu Nafsin Zaaiqatul MAUT

parewa

  • Administrator
  • Calon Pendekar
  • *****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 6
  • Posts: 601
  • Reputation: 50
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #98 on: 20/11/2008 19:32 »
makin lama ceritanya makin ngawur dan makin seru....  =))) =))) =)))

 [top] [top] [top] [top] [top] [top] [top] [top] [top] [top]
tuh 10x tuh thumb ups nya.... [toop]

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #99 on: 21/11/2008 10:36 »
Iye Kang, soalnye ampir tiap postingan yang di blow up ketombe ame gigi yang kuning... [lucu]

Tapi bagus lah Kang Sarkem, kalo ade waktu ane mo bikinin Cast Character di komik ye...

PS. Kalo Mas O'ong paling pesen sumber penulisan harus disertakan... [lucu]

Tabe'...

Iyah lah kalau senjata rahasia pisau terbang atau rambut sakti udah banyak dan udah biasa... kalau ludah sakti dan ketombe sakti khan belum ada, kang jali.

Ini sebenarnya kesaktiannya plesetan :
Rawarontok dari Rawarontek dan si pahit ludah dari si pahit lidah

Situ kalau jadi jagoan selain kong nizam harus mati khan ujung2nya... kalau penjahat matinya pasti belakangan... jadi jagoan gak enak.. jadi penjahat aja ... apalagi kalau penjahat beneran tenarnya cepat bisa masuk koran kang jali...

Masalah narasumber saya sudah check :
-Didaerah cikarang namanya disebut ci = cai karang = batu karang... dulunya banyak batu2 besar situ... kalau masalah daerah tambun banyak perbukitan.. bukitnya kecil2 apalagi tuh bukit suka diterangi lampu remang-remang.... [lucu]

-Narasumber kedua, setiap pulang dari negeri thailand Om Oong Maryono (KPS Nusantara) sebagai sesepuh yang selalu mencintai bawahan suka pakai kacamata dan suka bagi-bagiin oleh-oleh terutama kaos bergambar tinju muangthai, kang jali.... [lucu]

jadi semua sudah komplit khan....


ps : buat uda parewa ini cerita nyambungin ke sana yang kemarin di kasih bocoran gimana ya? soalnya kang lury teriak2 melulu nanti huahahahhahaha
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

parewa

  • Administrator
  • Calon Pendekar
  • *****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 6
  • Posts: 601
  • Reputation: 50
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #100 on: 21/11/2008 14:10 »

hajar oom sarkam :w =))) [payung]

kabur ah.... [run]

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #101 on: 21/11/2008 14:42 »
-Lanjutan Cerita Kong Nizam sang Jawara-


Para pembaca budiman kita tinggalkan Ki Oong Maryono yang terluka parah untuk sementara.

Kita beralih ke kampung rawa bangke untuk ringkas cerita..


Semenjak bentrokan dan pertempuran  itu, Bek Rudyh melepaskan jabatannya sebagai bek dan mengundurkan diri ke desa pasirrengit , sebuah desa di kaki Gunung Cisalak, di lembah Sungai Cisadane yang bermata air di gunung itu. Ia hidup menyendiri.

Badannya yang penuh luka karena mengendap racun yang ia dapatkan dari Raja Begal One telah membuat badannya bengkak-bengkak. Ada rasa resah di jiwanya dan merasa bersalah akan ketololannya karena belajar ilmu yang tidak tinggi jadi ia tidak bisa menjaga keluarganya.

Di kaki gunung sana ia tetap mempelajari dan memperdalam  silat nya setelah mendapat gemblengan uda parewa (seorang tokoh dari pulau sumatera sana namun ia  tokoh silat tataran sunda). Dia pun mendalami di kaki bukit sana mendapat ilmu dari negeri tebet (sebelah sananya negeri tibet). Setelah mempelajari sebuah kitab ilmu isi kosong yang didapat dari Uda Parewa di gabung dengan ilmu dari negeri tebet, digabung lagi dengan ilmu Margasatwa di sekitar Cicalengka. jadilah suatu ilmu kadigjayaan namun bengkak bengkak di seluruh tubuhnya kian jadi akibat penggabungan racun dan ilmu-ilmu tersebut. Nanti beliau dikenal dengan pendekar Kaentup Tawon (karena bengkak-bengkak).


Dilain pihak sepasang manusia sakti Uda Parewa dan Maheso Jenar telah kembali ke tataran cianjur untuk memperdalam ilmu kadigjayaan kesempurnaan yaitu ilmu "Masagelieuken". yaitu ilmu penggabungan dari Caikampret dan Sliweran. Ilmu yang sangat mumpuni di daerah rimba persilatan khususnya di daerah Cianjur.Sepertinya sepasang tokoh sakti yang seperti saudara kembar merasa harus memperdalam ilmunya setelah bentrok dengan Raja Begal One. Karena kebersamaan dari keduanya yang menimbulkan kecurigaan dari pikiran para pendekar rimba persilatan yang sempat berpikir bahwa kedua tokoh ini mempunyai kelainan seksual karena keduanya terlihat sering bersama. Namun Uda Parewa telah menepis tudingan para pendekar tersebut dengan menceritakan ilmu yang sedang mereka latih bersama yaitu "Masagelieuken".

Kong Nizampun meninggalkan muridnya Dbulls berserta kampungnya. Dan menyerahkan muridnya kepada juragan batik dari Rawabolong -adik seperguruan dari Kong Nizam yaitu Bang Ochid-, yang letak kampungnya tidak jauh dari Rawabangke. Dbulls dengan berat hati mengikuti anjuran gurunya. Gurunya kong Nizam ternyata sedang memperdalam ilmu GatotNako ilmu gabungan Gatotkoco dan bermacam-macam ilmu atau disebut ilmu neko-neko. Ternyata melihat kemajuan tiga tokoh hitam pendekar ini khawatir akan sepak terjang tokoh-tokoh hitam.

Beberapa pendekar yang lain pun telah kembali ke daerah asalnya masing-masing.


*****

edited, request by user
« Last Edit: 21/11/2008 17:10 by luri »
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #102 on: 25/11/2008 16:01 »
“Wah blangkon ini gak muat”, seru sarung kampret yang berada dalam tnah di area perkuburan.

Sarung kampret terus meraba-raba mayat Luryh Pendekar Keyboard Sakti, seperti-seperti mencari sesuatu. Mayat yang beberapa hari mulai agak membiru ini terlihat menyeramkan diangap sebuah boneka saja oleh sarung kampret.

“Hehehehehe mumpung disini aku akan coba ilmu ramuan baruku ini sama mayat muka lucu ini hehehehhehehehehe” seru sarung kampret dengan cekikikan.

Manusia aneh ini terus mengeluarkan sesuatu lalu terlihat sibuk sendiri di dalam lubang kubur Luryh Pendekar keyboard Sakti. Sarung kampret mengeluarkan sebuah bungkusan merah dan beberapa barang. Lalu terlihat dia seperti membuat ramuan. Dan memasukkan ke mulut mayat pendekar keyboard sakti.

Apa yang dilakukan Sarung Kampret di kuburan para mayat yang waktu lalu ia ikut membantai para pendekar?
Bukan kah cerita terakhir dia diketahui bertiga pergi meninggalkan Ki Oong?

Memang aneh sifat tokoh yang satu ini….



******

Seperti telah kita ketahui, sudah beberapa pekan lamanya tiga orang tokoh hitam  berada di daerah selatan kota  lalu kejar-kejaran memasuki daerah kota.  Daerah ini sama sekali bukan merupakan daerah asing bagi mereka. Sama sekali tidak. Bahkan ketika Sarung kampret dalam pengejaran Setan Pikulan Jali Jengki dan Raja Begal One, dalam pelariannya dari  arah kota, dia bersembunyi masuk kedalam tanah. Ilmu yang dimiliki sarung Kampret adalah ilmu tingkat tinggi yang dimiliki tokoh pewayangan antareja yaitu ilmu Ngebor Bumi yang digabung dengan ilmu Pancer Bumi di daerah cikalong wetan. Jadilah sebuah ilmu yang sangat dahsyat.


 Tempat pemakaman itu itu adalah tempat kuburan-kuburan yang dahulu dibuat  untuk para pendekar hydro dan korban pembantaian Raja Begal One, Setan Pikulan Jali Jengki dan Manusia Aneh Sarung Kampret. Sarung kampret di kejar-kejar oleh  Raja Begal One dan Setan Pikulan Jali Jengki dikarenakan saat mereka bertarung melawan Pendekar Nusantara, sarung kampret telah menggunakan kelicikannya dengan menyerang kedua tokoh temannya itu lalu mencuri beberapa bungkusan kain milik teman-temannya. Hal ini lah yang membuat Raja Begal One dan Setan Pikulan Jali Jengki menjadi gusar. Lalu mereka menghentikan serangannya kepada Pendekar Nusantara lalu berbalik mengejar sarung kampret yang kabur.

Terjadilah kejar-kejaran diantara ketiganya. Sarung kampret yang berwatak aneh itu tertawa terbahak bahak saat mendengar sumpah serapah kedua temannya itu.

Apa yang di curi oleh sarung kampret dari dua tokoh hitam tersebut ?

Ternyata yang dia curi adalah : serbuk pembangkit mayat setan pikulan Jali Jengki, ludah setan pikulan Jali Jengki , sedikit ketombe dan sedikit daki hitam dari Raja Begal one yang dia ambil saat melakukan penyerangan keduanya.

Serbuk pembangkit mayat : ini sudah diketahui oleh para pembaca sebagai salah satu media sihir dari Setan Pikulan Jali Jengki untuk menghidupkan para mayat menjadi zombie-zombie.

Ludah Setan Pikulan Jali Jengki : ini juga sudah diketahui mengandung racun yang mematikan dari ilmu si PAhit Ludah milik Setan Pikulan Jali Jengki.

Ketombe Raja Begal One : adalah racun yang sangat dahsyat yang suka dijadikan sebagai senjata dahsyat yang beracun dari Raja Begal One

Daki dari Raja Begal One : Raja Begal One yang memiliki ilmu Rawarontok -suatu ilmu kebal abadi yang bisa menyambung kembali organ-organ tubuh yang putus apabila darahnya yang menetes menyentuh permukaan tanah. Mungkin hal ini yang membuat Sarng Kampret menganggap daki dari orang sakti ini berharga.


Setan Pikulan Jali Jengki dan Raja Begal One yang kelabakan saat Sarung kampret mengobok-obok mulut jali jengki dan leher belakang Raja Begal One yang dikerok daki kulitnya. Rasa gusar dan marah karena dipermainkan   sarung kampret membuat mereka mengejar sarung kampret dan mengucapkan sumpah serapah dan makian kotor terhadap sarung kampret. Sarung kampret yang sudah masuk ke dalam tanah terus dikejar oleh setan pikulan Jali Jengki dan Raja begal one.
Namun kedua nya berhenti mengejar tokoh sakti dan aneh ini karena tanpa sadar sarung kampret ini membawa mereka ke daerah rawa bangke kembali !! Sungguh aneh manusia ini mengajak mereka ke kandang macan. Tempat berkumpulnya tadi para pendekar Hydro !!


 Sambil  melepaskan lelah dan bermalam sarung kampret masuk  ke areal perkuburan para pendekar, ilmu  Ngebor Mancer Bumi, yang ia gunakan membuat dia tersasar ke areal perkuburan. Hal ini yang amat jarang terjadi. Sebenarnya karena pengejaran dua tokoh hitam sarung kampret sengaja masuk kembali ke daerah rawa bangke. Dia masih berpikir kedua tokoh itu pasti tidak berani masuk ke kampung itu lagi dalam waktu dekat karena mereka pikir paa pendekar masih berada disana. Dan para pendekar juga berpikir ketiga tokoh hitam itu tidak mungkin  berani datang lagi ke daerah itu dalam waktu dekat. Karena itu mereka kembali dahulu ke daerah masing-masing untuk memperdalam ilmu mereka. Memang sungguh pintar Sarung Kampret !!

Siapakah Manusia yang aneh Sarung Kampretini ? Dia adalah bangsawan menak kota raja dari tanah jawa dan tataran sunda yang mempunyai ilmu-ilmu tingkat tinggi.

   Ketika dia meninggalkan kota raja  di tanah jawa sebagai orang yang sakit jiwa, Sarung Kampret sudah berusia tiga puluh tahun lebih, memiliki ilmu kepandaian yang sangat tinggi. Dan ketika dia merantau ke tataran sunda lalu ke utara –tanah batavia- dan tinggal di dalam keresidenan belanda di tanah batavia, dia sempat menguasai keresidenan Belanda dan mengobrak abrik disana.

Kemudian dia menghilang dari sana tanpa alasan yang tepat. Konon kabarnya, dia memperdalam ilmu-ilmunya dengan menghubungi pertapa-pertapa dan orang-orang pandai. Pintar sekali raden menak ini mengambil hati orang-orang pandai sehingga dia berhasil mengumpulkan ilmu-ilmu kesaktian yang aneh-aneh. Di dalam perantauan dan pelajaran ilmu-ilmu tingkat tinggi inilah dia menjadi tambah aneh. Namun sepak terjangnya yang aneh namun kejam seperti iblis yang membuat dia menjadi salah satu tokoh hitam di rimba persilatan. Pemuda itu selain aneh seperti sakit jiwa juga memiliki kepandaian tinggi dan setelah mereka menjadi manusia sakti yang aneh, mereka lalu mengadakan perjalanan ke seluruh negeri. Dengan kepandaian mereka yang tinggi, mereka mencoba dan menandingi semua datuk sesat dan tak seorangpun di antara para datuk itu ada yang mampu mengalahkannya!

 

 Nama Sarung Kampret, demikian mereka dijuluki oleh para datuk sesat, menjadi amat terkenal dan ditakuti di kalangan kaum sesat. Akan tetapi, manusia aneh ini tinggi hati dan tidak mau meleburkan dirinya untuk bergaul dengan kaum pejuang atau kaum pendekar walaupun dia membenci penjajahan pemerintahan belanda dan kaum sesat pula. Dia yang suka menyendiri hidup terasing, hanya bertapa dan memperdalam ilmu kepandaian mereka di dalam perantauan mereka sampai jauh ke barat.

   Dalam usia mulai tiga puluh lima tahun lebih, Sarung Kampret baru kembali ke tataran sunda itu dan tinggal di situ. Mungkin karena kini merasakan ketenteraman hati setelah tidak merantau lagi, seperti raja kecil di tempat sunyi, dilayani belasan orang taklukan yang juga rata-rata berkepandaian tinggi. Akan tetapi dasar watak sarung kampret yang aneh dan jahat seperti iblis, bahkan mendekati kegilaan, dia mengatakan kepada dirinya bahwa dia ingin menciptakan ramuan sakti yang hebat. Dan di Rawa Bangke  dia membuat onar dicerita yang lalu  bersama Setan Pikulan Jali Jengki dan Raja Begal One !!



******

"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #103 on: 26/11/2008 17:43 »
Sambungan Cerita - Kong Nizam sang Jawara-



Malam itu terang bulan dan dua orang yang menunggang kuda dan seorang kakek yang berjalan itu berhenti di sebuah areal perkuburan. kakek itu memberi isyarat kepada dua orang itu untuk menghentikan kuda masing-masing dan menambatkan kuda mereka itu pada batang pohon.

 

 "Dari sini kita harus berjalan kaki dan jangan sekali-kali mengeluarkan suara," kata kakek itu  berbisik. Ternyata dia seorang kuncen di areal tanah perkuburan di daerah situ.

 

 "Lihat saja isyarat tangan kamu. Kalau bicara ketahuan mereka, dapat mengakibatkan bencana," kata pula Elang Laut.

 

 Mendengar ucapan tiga orang  itu dan melihat sikap mereka seperti orang-orang yang amat takut, diam-diam telah membuat bergidik ditambah suasana di areal perkuburan. Dia sendiri belum pernah bertemu dengan Hantu atau makhluk halus atau mayat hidup yang bisa bicara, namun dari kabar sang kakek juru kunci tanah perkuburan bahwa disana ada seorang yang bercirikan seperti tokoh hitam Sarung kampret sedang menghidupkan mayat  yang bercirikan seperti Luryh  Pendekar Pencabut Nyawa dan dia hanya mendengar bahwa Sarung Kampret adalah seorang menak bangsawan yang menjadi tokoh hitam di rimba persilatan dan bahwa tokoh ini memiliki ilmu kepandaian yang tidak lumrah manusia dan mempunyai watak yang amat aneh dengan kejam melebihi iblis sendiri! Setelah mereka berjalan kira-kira setengah jam lamanya, menyusup-nyusup melalui semak-semak belukar, akhirnya mereka tiba di sebuah lereng terbuka dan dari jauh, di bawah sinar bulan purnama, nampaklah tembok-tembok nisan kuburan berjajar-jajar.

Dua orang pemuda itu berhenti memandang ke arah tanah kuburan itu dan ketika kakek memandang kepada mereka, dua orang itu tanpa bicara menuding ke arah tanah kuburan itu sambil bermuka pucat.

 

 "Di sanakah itu benar yang namanya sarung...?" kakek berbisik.

 

 "Sssstt!" Elang Laut salah satu pemuda itu menegur dan menaruh telunjuk ke depan mulut, lalu mengangguk membenarkan. Mereka lalu maju lagi perlahan-lahan menghampiri tanah kuburan yang sudah nampak dari jauh itu.

 

 Ketika mereka tiba di luar tanah pekuburan, tiba-tiba dua orang pemuda itu memegang lengan kakek itu dan memberi isyarat agar diam dan tidak mengeluarkan suara, mereka hanya memandang ke depan. kakek itu ikut memandang dan matanya terbelalak, wajahnya berobah pucat. Memang amat mengerikan apa yang terlihat olehnya di tengah kuburan itu. Biarpun sinar bulan redup, namun lambat laun matanya sudah terbiasa dan dia dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di tengah kuburan itu.

 

 Di antara kuburan-kuburan yang nampak sudah kuno dan tidak terawat, nampak dua orang yang sedang berlatih ilmu kesaktian yang amat luar biasa.

Seorang di antara mereka, adalah seorang pria yang rambutnya sudah berantakan semua, awut-awutan dan riap-riapan, tanpa jenggot dan pipinya tembem,, tubuhnya sedang dan wajah yang tertimpa sinar bulan itu nampak seperti muka anak kecil yang bodoh saja, sepasang matanya yang kehijauan mencorong seperti mata harimau, pakaiannya yang berwarna hitam dan sarungnya itu longgar dan kedodoran, usianya sukar ditaksir berapa karena biarpun rambutnya berantakan semua, akan tetapi wajah seperti wajah anak kecil itu sukar ditaksir usianya, mungkin saja sepuluh, dua puluh, tiga puluh ,empat puluh atau mungkin juga enam puluh tahun lebih. Dan orang ini sedang duduk di atas tumpukan tengkorak-tengkorak manusia! Sedikitnya ada lima puluh buah tengkorak yang ditumpuk berbentuk kerucut itu dan dia kini duduk bersila di atas tumpukan tengkorak itu sambil memainkan sesuatu seperti anak kecil yang baru melihat barang aneh, yang ternyata sebuah blangkon jawa !!.

 Baru duduk di atas tumpukan tengkorak saja sudah merupakan hal yang sukar dilakukan, karena tengkorak yang hanya bertumpuk-tumpuk itu tentu akan runtuh kalau di puncaknya diduduki orang. Akan tetapi pemuda aneh  itu dapat duduk dengan tegak, bersila dan matanya asal-asalan memandang tajam ke arah blangkon jawa itu. Di depannya, terpisah kurang lebih tiga tombak, ada tumpukan tengkorak lain seperti yang didudukinya.

Dan di atas tumpukan tengkorak kedua berdiri seorang pemuda aneh lagi dengan memakai baju  tanah jawa , akan tetapi berdiri dengan kepala di bawah dan kedua kaki lurus ke atas! Pemuda  inipun rambutnya klimis rapi, pakaian dan agak kehijauan dan dingin seperti muka mayat, wajahnya yang aneh, mukanya yang ada garis-garis bekas luka itu nampak dingin dan kaku, dan pakaiannya juga longgar dan kedodoran sehingga karena ia berdiri jungkir balik di atas tumpukan tengkorak, beskap-nya dan sarungnya tersingkap ke bawah dan nampak celananya dalamnya yang BERENDA-RENDA !! Gila orang ini bercelana dalamnya BERENDA-RENDA seperti wanita noni-noni belanda  !!

 

 "Sudah siap?" terdengar suara yang halus akan tetapi mengandung getaran kuat dari sarung kampret yang duduk bersila itu.

 

 "Siap," jawab luryh pendekar keyboard sakti itu dengan tubuh yang jungkir balik itu sama sekali tidak bergoyang.

 

 "Mulai...!" kata pula yang pria. Kedua orang itu kini meggerakkan sepasang tangan ke depan, dengan gerakan mendorong, dengan jari-jari tangan terbuka dan telapak tangan menghadap ke depan.

 

 "Blarrrr...!" terdengar ledakan di tengah udara beserta ledakan petir antara keduanya seolah-olah ada suatu tenaga tak nampak yang saling bertemu dan beradu di udara! Dan mereka berdua melakukan adu tenaga ini berulang-ulang kali. Setiap kali tentu terdengar suara ledakan itu, akan tetapi, kini setiap ledakan makin mendekati si pendekar keyboard sakti, seolah-olah tenaga yang bertemu itu kini tidak seimbang lagi dan tenaga si pemuda jawa itu terpukul mundur.

 

 "Jagalah ini...!" Tiba-tiba sarung kampret berseru dan kembali mereka saling dorong.

 

 "Tarr... brukkkkk...!" Tubuh pemuda berpakaian jawa  itu jungkir balik meloncat ke atas dan tumpukan tengkorak yang tadi terinjak kepalanya itu berantakan, dan ada beberapa buah tengkorak yang pecah berhamburan seperti diterjang tenaga dahsyat!

 

 "Tenagaku masih kurang kuat...!" Pendekar Keyboard sakti itu menarik napas ketika ia sudah turun dan berdiri tak jauh dari sarung kampret yang masih duduk bersila itu.

 

 "Siapa bilang? Engkau sudah kuat sekali dan hampir aku tidak tahan. Lihat ini!" Diapun melayang turun dari atas tumpukan tengkorak dan begitu menendang, tumpukan tengkorak itu berantakan dan ada empat buah tengkorak yang berada paling atas, remuk menjadi debu!

 

 Melihat pertunjukan yang seperti sulap atau sihir itu, diam-diam Elang laut dan seorang kawannya menjadi terkejut ngeri dan juga gentar hatinya. Apalagi ketika tiba-tiba dua orang aneh itu menoleh ke arah mereka.

 

 "Majulah kalian!" Pendekar Keyboard sakti itu berseru sambil menggapai dengan jari-jari tangannya seperti bermain keyboard bergerak kesana kemari yang berkuku runcing.

 

 Elang Laut dan kawannya segera maju, sedangkan kakek itu mengikuti dari belakang. Dua orang  itu langsung berteriak “ Mas Lury ini kami sahabatmu  !!”

“Hehehehehe..aku tak kenal dengan kalian aku adalah iblis pencabut nyawa !!” , kata Lury masih terus maju terus hampir mendekati tiga orang itu.

Elang Laut  dan kawannya adalah dua orang pendekar yang mumpuni, dia pun meloncat kesana kemari menghindari serangan dari bekas kawannya. Namun kakek si penjaga tanah kuburan itu tak dapat menyelamatkan dirinya

“KRAK !!” , kepala tengkorak kakek itu berlobang-lobang dan muncrat mengeluarkan darah karena jari jemari Lury si pendekar keyboard sakti  telah melobangi kepala sang kakek penjaga tanah aeral perkuburan.

 Melihat ini kedua orang terlihat sedih dan kecewa melihat perubahan drastis yang terjadi pada seorang temannya !! YAAA !! Pendekar keyboard sakti yang terkenal pendekar dari golongan putih telah berubah drastis !!

KRAK !!” , kembali batang leher kawan Elang laut  menjadi korban dari kesadisan jari jemari Lury si pendekar keyboard sakti .

Elang laut pun menghindar dan kabur lari meninggalkan areal perkuburan sambil teriak-teriak  seperti orang gila karena hatinya resah, kecewa,  dan gundah gulana melihat perubahan temannya.

“Hehehhehe jangan di kejar !!” tiba-tiba sarung kampret menyuruh Luryh untuk jangan mengejar bekas kawannya yang sudah menjadi gila. Inilah keanehan sarung kampret yang terkadang tidak masuk pikiran.

Dan ia pun mengurat sebuah batu besar
“ Dua Orang ini adalah korban dari seorang TOKOH HITAM yang baru lahir yaitu PENDEKAR KEYBOARD SAKTI PENCABUT NYAWA “




*******************
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Kong Nizam sang Jawara
« Reply #104 on: 28/11/2008 15:41 »
-Sambungan Cerita Kong Nizam Sang Jawara-



Pagi itu bukan main indahnya di dalam hutan di lereng Puncak Cipayung. Matahari muda memuntahkan cahayanya yang kuning keemasan ke permukaan bumi, menghidupkan kembali rumput-rumput yang hampir lumpuh oleh embun, pohon-pohon yang lenyap ditelan kegelapan malam, bunga-bunga yang menderita semalaman oleh hawa dingin menusuk. Cahaya kuning emas membawa kehangatan, keindahan, penghidupan itu mengusir halimun tebal, dan halimun lari pergi dari cahaya raja kehidupan itu, meninggalkan butiran-butiran embun yang kini menjadi penghias ujung-ujung daun dan rumput membuat bunga-bunga yang beraneka warna itu seperti bidadari sehabis mandi, segar dan berseri-seri. Cahaya matahari yang lembut itu tertangkis oleh daun dan ranting pepohonan hutan yang rimbun, namun kelembutannya membuat cahaya itu dapat juga menerobos di antara celah-celah daun dan ranting sehingga sinar kecil memanjang yang tampak jelas di antara bayang-bayang pohon meluncur ke bawah, disana sini bertemu dengan pantulan air membentuk warna pelangi yang amat indahnya, warna yang dibentuk oleh segala macam warna terutama oleh warna dasar merah, kuning dan biru.

Indah sekali! Bagi mata yang bebas kosong dari segala ikatan, keindahan itu makin terasa, keindahan yang baru dan yang senantiasa akan nampak baru biarpun andaikata dilihatnya setiap hari   Sebelum cahaya pertama yang kemerahan dari matahari pagi tampak, keadaan sunyi senyap. Yang mula-mula membangunkan hutan itu adalah kokok ayam hutan yang pendek dan nyaring sekali, kokok yang tiba-tiba dan mengejutkan, susul menyusul dari beberapa penjuru. Kokok ayam jantan inilah yang menggugah para burung yang tadinya diselimuti kegelapan, seperti menyembunyikan muka ke bawah selimut tebal dan hangat dari sayap mereka, kini terjadilah gerakan-gerakan hidup di setiap pohon besar dan terdengar kicau burung yang sahut-menyahut, bermacam-macam suaranya, bersaing indah dan ramai namun kesemuanya memiliki kemerduan yang khas.

Sukar bagi telinga yang rasanya kurang untuk menentukan mana yang lebih indah, karena suara yang bersahut-sahutan itu merupakan kesatuan seperangkat alat musik yang dibunyikan bersama. Yang ada pada telinga hanya indah! Sukar dikatakan mana yang lebih indah, suara burung-burung itu sendiri ataukan keheningan kosong yang terdapat di antara jarak suara-suara itu.


 Terlihat orang tua dengan rambut putih penuh dengan uban, namun anehnya itu uban di rambut kadang berubah menjadi hitam kecoklat-coklatan seperti semur daging yang sudah basi. Tidak akan lebih dari tujuh puluh tahun usianya. Dia berdiri seperti sebuah patung, berdiri di tempat datar yang agak tinggi di hutan daerh puncak desa Cipayung, menghadap ke timur dan sudah ada setengah jam lebih dia berdiri seperti itu, hanya matanya saja yang bergerak-gerak, mata yang lebar yang penuh sinar ketajaman dan kelembutan, bulu-bulu dibada di tangannya seperti raja monyet yang sedang berdiri, seperti biasa mata orang tua yang berjiwa kanak-kanak yang hidupnya masih bebas dan bersih, namun di antara kedua matanya, kulit di antara alis itu agak terganggu oleh garis-garis lurus. Aneh melihat seorang kakek kakek tua seperti anak kecil seperti itu sudah ada tanda di antara kedua alisnya! Kakek itu pakaiannya sederhana sekali, biarpun amat bersih tak seperti bersihnya tubuhnya yang dipenuhi bulu hitam dan putih, dari rambut sampai ke kuku jari tangannya bulu-bulu yang terpelihara dan bersih, wajahnya biasa saja, seperti orang tua lain dengan bentuk muka yang seperti raja hutan yang sedang bermain, hanya matanya yang terlihat mengandung kesaktian tinggi dan rambutnya yang berubah-ubah jarang terdapat pada manusia dan membuat dia menjadi seorang tua yang mudah mendatangkan kesan pada hati pemandangnya sebagai seorang orang sakti yang aneh dan tentu memiliki sesuatu yang luar biasa. Sepasang matanya kadang itu bersinar-sinar penuh seri kehidupan. Dialah Kong Nizam, manusia ini kian sakti setelah mengabungi segala ilmunya dan tambahan ilmu sakti yakni ilmu Gulung Tikar dan Bulu Maung.


Tak terasa sudah lima tahun dia berada disana.Ketika dia tadi melihat munculnya bola merah besar di balik puncak gunung sebelah timur, bola merah yang amat besar dan yang mula-mula merupakan pemandangan yang amat menarik hati, akan tetapi lambat laun merupakan benda yang tak kuat lagi mata memandangnya karena cahaya yang makin menguning dan berkilauan. Maka dia mengalihkan pandangannya, kini menikmati betapa cahaya yang tiada terbatas luasnya itu menghidupkan segala sesuatu, dari puncak pegunungan sampai jauh di sana, di bawah kaki gunung. Kakek aneh itu lalu menanggalkan pakaiannya, satu semi satu dengan gerakan sabar dan tidak tergesa-gesa, tanpa menengok ke kanan kiri karena selama ini dia tahu bahwa di pagi hari seperti itu tidak akan ada seorang pun manusia kecuali dirinya sendiri berada di situ atau dia sudah GILA ?!?!??!.

Dengan telanjang bulat dia lalu menghampiri sebuah batu dan duduk bersila, menghadap matahari. Duduknya tegak lurus, kedua kakinya bersilang dan napasnya masuk keluar dengan halus tanpa diatur, tanpa paksaan seperti pernapasan seorang bayi gorilla sedang tidur nyenyak. Sudah beberapa tahun dia melakukan ini setiap hari duduk sambil mandi cahaya matahari selama dua tiga jam sampai semua tubuhnya bermandi peluh dan terasa panas barulah dia berhenti. Juga di waktu malam terang bulan, dia duduk pula di batu itu, telanjang bulat, mandi cahaya bulan purnama selama tujuh malam, kadang-kadang sampai lupa diri dan duduk bersila sampai setengah tidur, dan barulah dia berhenti kalau tubuh sudah hampir membeku dan bulan sudah lenyap bersembunyi di balik puncak barat. Inilah Ilmu Baru Penggabungan Sure Aya Nama Sekar dan Canda Nama Sekar, sebuah ilmu keyakinan adanya Matahari laksana bunga yang mekar dan Bercanda dengan Bulan dianggap pacar. kedua ilmu  diaduk dengan segala macam ilmu yang dia punyai yang diciptakan oleh Kakek Gila itu !!


Kakek gila yang luar biasa! Memang. Demikian pula penduduk di sekitar Puncak Cipayung menyebutnya Engkong Gila !!, demikianlah nama anak ini yang diketahui orang. Engkong ajaib, engkong sakti dan lain-lain sebutan lagi. Karena semua orang menyebutnya Engkong Sakti dan memang dia sendiri tidak pernah mau menyatakan siapa namanya atau dia kadang lupa dengan namanya sendiri, pernah dia merasa dirinya adalah Penguasa Hutan dan hampir dia bercumbu dengan monyet-monyet besar yang ada disana !!, namun dia sadar kembali.

Maka kakek itu sudah menjadi terbiasa dengan sebutan ini dan menganggap namanya Engkong Sakti Gila ! Mengapakah orang-orang dusun, penghuni semua dusun di sekitar lereng dan kaki Puncak itu menyebutnya engkong sakti? Hal ini ada sebabnya, yaitu karena kakek itu pandai sekali mengobati penyakit dengan memberi daun-daun, buah-buah, dan akar-akar obat yang benarbenar manjur sekali! Hampir semua penduduk yang terkena penyakit datang ke lereng Hutan Kakek Gila, yaitu nama hutan di mana Kong Nizam  itu tinggal karena di antara sekalian hutan di daerah Puncak, hutan inilah yang benar-benar tepat disebut Hutan Kakek Gila dengan tetumbuhan beraneka warna, penuh dengan bunga-bunga indah, terutama sekali pada musim semi.

Dan kakek ini memberi daun atau akar obat dengan hati terbuka, dengan hati terbuka, dengan tulus ikhlas, suka rela dan selalu menolak kalau diberi uang! Maka berduyun-duyun orang dusun datang kepadanya dan diam-diam memujanya sebagai seorang kakek gila ajaib, sebagai dewa yang menjelma menjadi seorang kakek kakek gila yang menolong dusun-dusun itu dari malapetaka. Bahkan ketika terjangkit penyakit menular, penyakit demam hebat yang menimbulkan banyak korban tahun lalu, kakek ajaib inilah yang membasminya dengan memberi akar-akar tertentu yang harus diminum airnya setelah dimasak. Dengan akar itu, yang sakit banyak tertolong dan yang belum terkena penyakit tidak akan ketularan. Ketika orang-orang dusun itu, terutama yang wanita, datang membawa pakaian baru yang sudah dijahit rapi, kakek itu tak dapat menolak, dan menyatakan terima kasihnya dengan butiran air mata menetes di kedua pipinya akan tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Karena jasa orang-orang dusun ini, maka kakek ajaib itu selalu berpakaian sederhana sekali, potongan "dusun". Siapakah sebetulnya kakek gila ajaib yang menjadi penghuni Hutan Kakek GIla seorang diri saja itu? Benarkah dia seorang dewa yang turun dari kahyangan menjadi seorang kakek-kakek gila untuk menolong seorang manusia, seperti kepercayaan para penduduk di Puncak sehingga banyak terdapat beberapa tokoh yang pernah melihat kesaktiannya menganggap sebagai Sorang Syekh yang gila dan  "menjelma" menjadi setengah Gorilla dan menjadi calon Wali ?.

Sebetulnya tentu saja tidak seperti ketahyulan yang dipercaya oleh orang-orang yang memang suka akan ketahyulan dan suka akan yang ajaib-ajaib itu. Kakek itu dahulunya adalah Kong nizam dari Rawa Bangke yang benar benar berlatih terus untuk mengalahkan tokoh tokoh hitam yang meraja lela dan mempunyai kesaktian yang aneh-aneh dan tinkat tinggi.Namun karena beliau mendalami ilmu dengan diri sendiri tanpa ada bimbingan hingga seenak dirinya sendiri dan aturan sendiri hingga ia menjadi gila !!. Namun sebenarnya beliau telah sampai kepada penciptaan Ilmu Kosong-Isi tingkat paling tinggi, Badan isi sakti dan otak kosong !!
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

 

Powered by EzPortal