Inilah yang jadi permasalahan pelik. Ketika silat menginginkan tampilan apa adanya, tim kreatif mempunyai anggapan lain. Karena baginya ini tak memiliki nilai jual untuk tampilan tipi. Nah, sewaktu keduanya bertemu sekalipun yang didapat kadang tak seperti yang diharapkan.
Sewaktu Komunitas Unik meminta Maenpo Cikalong tampil, secara pribadi dan organisasi saya menolak karena terdapat perbedaan mendasar mengenai apa yg akan ditampilkan seperti tentang bagaimana kalau Cikalong menang beradu dengan aliran lain di daerahnya, atau satu perguruan menyantroni perguruan lain. Ini bertentangan dengan fakta, kenyataan dan keadaan di Cianjur, dimana aliran pencak silat rukun, tentrem.... tidak ada gontok-gontokan. Selain itu persoalan pribadi tak diperkenankan menarik perguruan / aliran ke kancah permusuhan... ini juga tidak sama dengan yg diinginkan skenario. Jelas kami tolak karena ketidaksesuaian, dan akan disebut mengada-ada. Tapi tidak arif kalau membiarkan orang yang memiliki niatan baik untuk "mengabarkan" keberadaan silat tradisional itu masih ada, apalagi harus menutup pintu baginya. Maka kamipun berembuk kembali
Nah, jembatan yg diambil kebuntuan itu ya mengulang membuat skenario dalam 1 pertemuan (+/- 2 jam) sehari sebelum shooting. Akhirnya disepakati untuk tidak menyinggung aliran dan perguruan lain, maka yang jadi orang jeleknya ya dari paguron sendiri (karena salah pilihan jadi preman) dan yang jadi orang baiknya ya dari paguron sendiri. Lalu kenapa premannya gampang nyerah gitu??? Lha kan premannya orang yang pernah belajar Cikalong... kalau orang yang belajar di Cikalong bisa "mengukur" dimana dirinya. Jadi gak perlu membabibuta ngelawan orang, nah ini termasuk preman yang berotak encer

.... saya sendiri tak hadir pada saat shooting karena harus di RS menemani istri yg terkapar.
Untuk ke depan, kiranya perlu konsultasi dan pengarah tata gerak untuk penampilan jurus juga aplikasinya. Nah, kira-kira kalau sahabat silat membuat "divisi" ini....siapa yang mau bersusah payah ngurusin tetek bengek yang sepertinya remeh namun memakan waktu dan tenaga (uang gak dibahas deh

) tapi kerjaan ini proyek cap nuhun...alias terima kasih doang. Sayapun menginginkan semua tampilan silat tradisional itu selain memiliki nilai jual tapi juga tetap tidak kabur dari pakemnya. Untuk pengambilan gambar 1 episode membutuhkan waktu 3-4 hari. Ayooo....kita giliran "ngeronda" jagain silat agar seperti yang kita mau.... jangan cuma segelintir orang yg kabur dari kantornya.... kalau bisa ya gantian

Ayo kita dukung semua usaha yg mengangkat silat kembali menjadi menjadi bagian dari kehidupan bangsa ini....nuhun buat semua