Persatuan Pesilat PERMIAS (P3) Wichita, Kansas

[dsbasuki]

Sejarah Singkat

          Di tahun 1992, seorang mahasiswa Indonesia di Wichita State University, merasa “sendirian” dalam menekuni salah satu hobinya, yaitu silat. Setelah beberapa bulan hidup dan bermasyarakat dengan mahasiswa Indonesia lainnya, dia berhasil menemukan dua orang yang juga menyenangi dan berlatih bela diri silat. Pada mulanya mereka saling segan untuk berlatih bersama. Biasalah, mungkin karena kultur dan budaya dunia persilatan yang masih relatif tertutup dan juga perasaan ewuh pakewuh yang masih kental. Tetapi dengan memikirkan kepentingan yang lebih besar, yaitu untuk memperkenalkan bela diri Indonesia, maka tiga orang mahasiswa Indonesia yang mencintai silat sepakat untuk berlatih bersama. Tugas pertama mereka adalah sebagai salah satu pengisi acara dalam Indonesian Night 1992 yang diselenggarakan oleh Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) Wichita.
          Tiga mahasiswa itu adalah: Westana “Ndang” Hermawan (Setia Hati Terate), Yunizar “Niz” Rifai (Sin Lam Ba) dan Don Basuki (Perisai Diri). Mereka menamakan kelompok pencinta silat itu sebagai “Persatuan Pesilat PERMIAS Wichita, Kansas” yang disingkat dengan nama P3. Tadinya, mereka hendak menyebutnya dengan nama Persatuan Pendekar PERMIAS, tetapi mereka merasa bahwa sebutan “pendekar” tidaklah tepat dan terlalu berat. Akhirnya disepakati untuk menggantinya dengan sebutan “pesilat”, sebuah sebutan yang lebih umum bagi seorang praktisi silat.
          Kemudian hari, Nasrul Haq Husinsyah (Ekky) dari Merpati Putih turut bergabung dengan P3, bersama-sama dengan Haryo Sapto Aji (Setia Hati Terate). Angkatan kedua ini juga disambut baik oleh Myrza Tjondronegoro, seorang praktisi Satria Nusantara.
          Lambat laun, P3 bertambah anggotanya dengan masuknya beberapa pesilat lain dan seorang pesilat yang berlatih di bawah bimbingan Ekky dan Don. Para pesilat yang akhirnya bergabung di dalam wadah P3 adalah: Raditya Basuki (Perisai Diri), Muhammad Luhur Adiwibowo (Satria Nusantara), Ery Wardhana (Merpati Putih), Hikmatul Iman (Panca Daya), dan Femmy Armando Faidiban yang merupakan murid dari Ekky dan Don.
          Perlahan, P3 akhirnya habis dan bubar dengan sendirinya ketika semua mahasiswa yang aktif di dalamnya lulus dan meninggalkan Wichita.

Partisipasi Pengisian Acara:

Indonesian Night Wichita State University, Wichita, Kansas
Indonesian Night Oklahoma State University, Stillwater, Oklahoma
Indonesian Night Pittsburg State University, Pittsburg, Kansas
Silat Seminar and Demonstration hosted by Indonesian Consulate General, Chicago, Illinois
Indonesian Night Ohio State University, Toledo, Ohio
Asian Festival, Wichita, Kansas


Westana, Niz, Ekky, Haryo, Myrza, Don


Don, Raditya, Ekky,Femmy, Pak Suhaswoto (Konsul Kebudayaan Chicago), Myrza, Adi, Niz
Seminar dan Demonstrasi Silat di The Field Museum of Natural History, Chicago, Illinois.

[ogebang]

@dsbasuki
Salam Silat..Bro...

He..3x...Nice old memory..ya...
Ada yg lupa tuh...Partisipasi acara di South East Asian International Students Conference thn 1995 di WSU Dorm...pertama kali aku ikut atraksi..fight lawan Ndang..
Satu lagi di Asian Conference juga...thn 1996..di WSU function Hall yg sampeyan main kipas....ada Anggit & adiknya ( lupa aku namanya..) juga ikutan....
Disitu jurus2 kreasi P3 yg gabungan dr berbagai macam background anggotanya kita tampilkan...
Di Chicago..kita berkenalan dgn Pak Edward Lebe..Dedengkotnya SMI , teman2 dr  Silat Al Azhar dan juga Pendekar Sanders  dr Pokoelan Tjimande Pusaka...

Tahun 1996..aku pindah ke Seattle , Washington...kenalan dgn Faizal ( PD ) & Kiki Marpaung ( MP ) dan kita beberapa kali juga tampil di acara Indonesian Festival & Asian Cultural Festival...
Sempat ngajar secara Private ke beberapa teman Indonesia & Bule...
Sungguh pengalaman yg sangat berrharga dimana kita baru merasakan jati diri & Nasionalisme sbg Orang Indonesia sewaktu memperkenalkan Seni Budaya yg luar Biasa ini...

[dsbasuki]

Betul Mas... Dua events yang Sampeyan tulis itu memang kita pernah ikutan partisipasi. Juga pas Sampeyan di Seattle buka "cabang" P3 di sana.

Anggit dan Inoky Safiro juga ikutan P3. Aku lupa, mereka dari perguruan mana ya? Sayangnya, mereka hanya ikutan sekali kalo ga salah. Sesudah itu mereka ga tampil lagi dan ga aktif lagi dalam setiap kegiatan kita. Entah apa alasannya.

Yang seru pas waktu di acara Asian Festival. Sebelum kita tampil, Korea tampil duluan, mecah2in papan. Begitu kita tampil, mecah2an kikir tebal beli di toko surplusnya Boeing. Ada sabuk hitam yang ke belakang layar, minta contoh kikirnya. Begitu liat, dia geleng2. Hehehehe...

Old memory never dies...

Salam hormat...
 

[kunderemp]

Kalau dari latar belakang berbeda-beda begitu, kegiatannya bagaimana, Mas?

[ogebang]

@kunderemp
Salam Silat..Mas...

Banyak sekali kegiatan yg sering kita lakukan...
Mulai dr sekitar Sharing pengalaman pribadi  masing2 anggota...Latihan Bersama..sampai bedah kasus aplikasi dr suatu jenis serangan & bagaimana antisipasinya berdasarkan perguruan masing2...Semacan Forum Sahabat Silat ini...tapi tidak virtual..kita tatap muka dan saling berbagi...hasilnya luar biasa...
Kita sempat bikin 2 set Jurus baku utk kebutuhan atraksi seni yg gerakannya  diambil dari jurus2 Perguruan masing2 anggota...
Forum P3 Wichita , Kansas ini manfaatnya besar sekali...salah satunya membangun kedewasaan dan saling menghormati antar Perguruan Silat.Nama kami sampai terdengar oleh Konsulat Jendral RI di Chicago shg kami diminta hadir sbg Peserta Seminar Pencak Silat se USA dan diminta pula utk melakukan Atraksi Seni di hadapan Warga Chicago di Museum of Chicago.
Bangga sekali kami bisa menjadi Duta Bangsa dalam memperkenalkan Silat ke masyarakat USA.

[Antara]

Ngiriiiii... Kang Mas sekalian sudah bisa bawa nama Indonesia di kancah nginternasional, sedangkan saya baru belajar jadi orang Indonesia nih... 

Orang Indonesia itu rikuh kalau pake gelar pendekar, sedangkan para bule dengan mudahnya mendeklarasikan diri sebagai Guru Agung, Maha Guru, Pendekar Besar ... 

btw, foto-foto itu tarikh-nya berapa ya? Perasaan klimis dan kinyis begitu

[mpcrb]

Orang Indonesia itu rikuh kalau pake gelar pendekar, sedangkan para bule dengan mudahnya mendeklarasikan diri sebagai Guru Agung, Maha Guru, Pendekar Besar ... 

Saya ga perlu ngaku-ngaku lagi udah boleh pake nama "Agung" khan? hehehe

 

***

Btw, top markotop buat semuanya

Saya cuman pernah diskusi ama bule mengenai silat cuman via tulisan doank. Diskusi mengenai banyak hal, konsep-konsep, pemahaman-pemahaman, dsb. Kebanyakan lebih bersifat akademisi.

Kalau pengalaman yang berkesan itu ya pas di Bangkok, saat menjadi perwakilan untuk ikut training teknologi baru dari Microsoft beberapa tahun yang lalu. Saat diminta memperkenalkan diri di depan peserta (16 negara) saat istirahat dan ditanya apa yang menarik dari negara masing-masing, saya beranikan diri untuk menjawab "SILAT". Semua pada senyum-senyum. Salah seorang bertanya, "what is Silat?". Saya jawab, "Indonesian Martial Arts". Trus pada ngangguk-ngangguk.


Narsis, dari semua peserta, hanya saya yang mengenakkan baju khas negara asal. Saya pakai ... BATIK. Ditertawakan teman Indonesia, tapi malah dipuji orang luar. Dunia memang sudah kebolak-balik. Orang kita (banyak) menertawakan budaya sendiri, tapi malah orang luar menghargai budaya kita. Saat acara santai, diminta cerita mengenai budaya negara masing-masing, ya saya cuman cerita silat saja. Hihihihi.

Lha memang apa yang menarik dari negara ini ya selain daripada budaya dan "budaya"?

Kalau bukan kita yang memulai untuk memperkenalkan, ya siapa lagi?

Salam.

[Fanani]

dua jempol pak

<Fanani, jangan di quote semua ya? Apalagi message-nya masih di atas. Kasihan yang fakir bandwith kayak saya >

[f4iz]

Salam Rekans
@Mas Ogebang dan Mas Don,
Saya ada video acara P3 di Wichita dari arsip   mohon ijin utk dishare disini agar rekan-2x dapat menonton.

Wasalam,

[mpcrb]

Wah, itu perlu tuh kang godam.

Pengen liat kayak apa sih mas Don, mas Ekky, dan yang lainnya, waktu masih muda. Lebih ganteng mana ama yang sekarang.   

Hehehe

Ditunggu videonya ya... 

Salam.

[ogebang]

Ha..3x...Mas Agung...walaupun udah gendut..kayaknya gantengan sekarang dech...( Geer banget...)...
Dulu mah cungkring2...he..3x...
Gimana ..Mas Don...?? kalo aku mah ..silakan aja di tampilkan....Sekalian aja kalo ada foto2 & atraksi P3 Seattle , Wasington...

[dsbasuki]

@Mas Faiz,
Boleh aja ditampilkan di sini. Monggo, silakan.

...Kita sempat bikin 2 set Jurus baku utk kebutuhan atraksi seni yg gerakannya  diambil dari jurus2 Perguruan masing2 anggota...

2 Set jurus untuk dimainkan oleh 2 "tingkatan". Ada jurus yang dimainkan oleh pesilat yang (relatif) senior dan jurus satunya lagi dimainkan oleh pesilat "junior".

Ada satu kegiatan lagi yang pasti dan setiap kali dilakukan setelah selesai acara apa pun: makan-makan di Hooters! 

Bagi saya pribadi, P3 merupakan salah satu bagian besar dalam hidup saya yang membentuk saya seperti sekarang ini. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dengan aktif di P3.

"Tantangan" terbesar yang pernah saya (atau mungkin juga beberapa pesilat P3) adalah ketika disebuah acara Femmy "diserang" secara menggelap oleh orang yang "sok jago" dan ingin menjagokan diri se-USA hingga air matanya bercucuran. Alhamdulillah, bisa kami tangani dan Femmy pulih seperti sedia kala.

Salam...

[f4iz]

Salam Rekans..
@Mas Ogebang dan Mas Don,
Maaf ya video-nya qualitasnya so 1990's soalnya ngekonvert-nya dari VHS dgn alat seadanya
Ini video acara P3 Wichita saya tdk tahu tahunnya.
http://www.youtube.com/watch?v=bA3Vlem2ods

Dan yg ini acara campuran Permias Seattle sekitar thn 90'an dgn Mas Ogebang, Mas Wayan , Mas Kiki, dan saya.
http://www.youtube.com/watch?v=L1dTYvurYlk

acara Femmy "diserang" secara menggelap oleh orang yang "sok jago" dan ingin menjagokan diri se-USA hingga air matanya bercucuran. Alhamdulillah, bisa kami tangani dan Femmy pulih seperti sedia kala.

Ini kejadian waktu di Chicago ya ? Saya dengar ceritanya dari Adi.
Selamat menikmati.
Wasalam,

[kunderemp]

Mas Don, Mas Ekky,
saya penasaran soal jurus baku yang ngambil masing2 dari perguruan.

Jadi kalau ada non-pesilat yang tertarik belajar silat, dikasih semua jurus baku itu? Bagaimana menentukan bagian mana dari jurus perguruan sendiri untuk dimasukkan ke jurus baku?

Oh iya,
cerita dong soal "diserang" secara "gelap". Ini maksudnya dicegat di jalan setelah acara atau disantet?

[dsbasuki]

Salam Bang kunderemp,

Betul... Bila ada non-pesilat yang ingin belajar silat, akan diberikan kedua jurus "campuran" ala P3. Jurus pertama adalah jurus dasar, relatif mudah dan tidak perlu ada "isinya". Jurus kedua adalah jurus yang "lebih serius". Kalau dilambari dengan "isian", hasilnya bisa lain dibandingkan kalau dilakukan "apa adanya". Di P3 ini, Femmy adalah contohnya. Dari yang tidak kenal silat sama sekali, sampai "bisa" silat dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dia belajar "daleman" dari Mas Ekky, yang notabene MP memang mengajarkan teknik pernapasan sejak masuk latihan pertama kali. Sementara untuk teknik silat dan teknik berkelahi, Femmy belajar pada saya.

Soal bagaimana memasukkan tiap jurus perguruan yang berbeda ke dalam jurus baku P3, ya berdasarkan konsensus saja. Yang penting, gerakannya bisa lancar dan nyambung. Bagi pesilat yang mengenal teknik-teknik unik dari perguruan kami masing-masing, tentu dapat mengenalinya dari jurus baku P3.

...cerita dong soal "diserang" secara "gelap". Ini maksudnya dicegat di jalan setelah acara atau disantet?

Hehehe... "diserang"nya secara pengecut. Yang dicoba bukan cuma Femmy saja, tapi juga Pak Edward Lebe dan saya. Beraninya sama Femmy, yang notabene seorang pesilat "kemarin sore". Waktu saya tahu, saya marah betul. Tapi sayang, tau orangnya telat, pas kami sudah pulang! Mata Femmy sampai merah sekali dan air matanya bercucuran. Sangat pedih dan panas katanya. Orang yang sama juga menyerang Pak Edward waktu di panggung. Begitu selesai demo, sempat ditantang Pak Edward di WC! Tapi dianya tidak berani dan malah minta maaf.

Cerita "lucu" dan "aneh" juga pernah kami alami.
Pertama kali manggung dalam format lengkap, kami masih belum bisa "mengukur kekuatan sendiri". Kejadiannya waktu acara "Indonesian Dinner" di Ruang Makan Fairmount Towers Dormitory. Sebelum pertunjukan, kami masing-masing "memagari" panggung dengan "full power". Bayangkan, ada berapa lapis "pager": MP, SHT, Sin Lam Ba, SN, PD. Sampai2 Myrza komentar, "Buset dah, pagernya kayak mau perang aje."
Ya memang, alhamdulillah, pertunjukan sukses dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari para penonton. Tapi kami "mendapat kerugian" dari pager yang menumpuk: SATU PUN TAK ADA FOTO YANG JADI! Padahal ada banyak tukang foto yang mengambil gambar ketika kami manggung. Perlu diingat, bahwa pada waktu itu kamera digital masih amat sangat jarang dan mahal, jadi para pengambil gambar semuanya masih menggunakan kamera film. Semua foto pertunjukan kami hasilnya putih. Kecuali ada 1 orang yang mengabadikan dari lantai atas menggunakan lensa tele, itu pun gambarnya buram dan tidak fokus sama sekali, hanya bentuk siluet.
Belajar dari kejadian itu, maka setiap kali manggung, yang memagari cukup satu orang saja, dan tidak "full power". 

Salam...