+-

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Kejuaraan Pencak Silat Seni Piala Walikota Jakarta Selatan by luri
24/09/2024 15:38

Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Open Ke 3 by luri
24/09/2024 15:35

Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Panglima TNI 2024 Se-Jawa Barat by luri
24/09/2024 15:22

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Sastra Jendra  (Read 35359 times)

Java

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 647
  • Reputation: 48
Re: Sastra Jendra
« Reply #15 on: 02/01/2008 12:59 »
@mas Bran
GRP dulu ah. [top]
Orang awas akan dapat menagkap intisari alur cerita. Orang keblinger melihat dengan kaca mata terbalik, gagang di mata...kaca di telinga. Hua..ha...ha.... :D

dsbasuki

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 11
  • -Receive: 24
  • Posts: 528
  • Reputation: 56
    • Who? Me?
  • Perguruan: Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI
Re: Sastra Jendra
« Reply #16 on: 09/01/2008 09:03 »
Salam Buat Semuanya,

Topik mengenai "Sastra Jendra" ini adalah sebuah topik yang sangat menarik bagi saya. Topik ini, atau lebih tepatnya "Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu", adalah sebuah "ilmu kawruh" mengenai "rahasia kehidupan". Ilmu ini adalah sebuah "ilmu rahasia", karena memang, para pengamalnya akan mencapai sebuah tataran "manusia paripurna", atau "al insan al kamil" dalam bahasa lain. Sebagaimana dengan jenis-jenis ilmu dan pengetahuan lainnya, ilmu kawruh ini juga harus disertai oleh lelaku dan tirakat yang harus dilaksanakan. Jadi, kalau hanya dengan dibaca saja, tanpa dimengerti isinya, apalagi tidak dijalankan, ya sama saja bagai orang yang hanya jalan di tempat, atau pun kalau lari, bagaikan lari di atas threadmill. Lelakunya termasuk juga lelaku dalam berpuasa, lelaku dalam bermasyarakat (dalam kehidupan sehari-hari), dan disertai pula oleh lelaku pernapasan serta meditasi.

Ilmu ini harus dipelajari melalui seorang guru yang memang telah melalui dan mengamalkan ilmu ini. Dalam "bahasa Islam", guru inilah yang disebut sebagai seorang mursyid. Bisakah dipelajari tanpa seorang guru? Bisa saja, tetapi resiko untuk tersesat akan besar sekali. Contohnya sudah banyak, dan pada masa sekarang ini, bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih-lebih kalau dilakoni secara terbalik! Mas Bram sudah menjelaskannya dengan jelas.

Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu mempunyai banyak nama. Beberapa nama lainnya adalah Sastra Hajendra Yuning Rat atau ilmu ajaran tertinggi yang jelas tentang keselamatan alam semesta; Sastra Harjendra Wadiningrat atau ilmu ajaran keselamatan alam semesta untuk meruwat raksasa; Sastra Hajendra Wadiningrat atau ilmu ajaran tertinggi tentang keselamatan alam semesta rahasia dunia; dan Sastrayu atau ilmu ajaran keselamatan. Secara esensial ilmu atau ajaran Sastra Jendra yang berarti ilmu atau ajaran tertinggi tentang keselamatan, mengandung isi dan nilai Ketuhanan Yang Mahaesa.

Ilmu kawruh "Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu" ini bisa dimanifestasikan dalam berbagai macam bahasa, dan ini adalah inti dari segala macam ajaran pengetahuan tentang ketuhanan. Agama apa pun pasti akan memuat mengenai inti ajaran ini, walau pun teori dan cara lelakunya bisa saja berbeda-beda. Begitu juga setiap ajaran kebatinan dan/atau kerohanian dari berbagai macam peguron, pasti akan memuat ilmu kawruh ini. Sekali lagi, walau dalam "bahasa" dan "teori" yang mungkin tidak sama tetapi pasti mirip atau serupa. Pengetahuan atau kawruh ini, tidak akan bisa diterima oleh orang yang masih menganut paham animisme dan/atau dinamisme, karena pengetahuannya baru terbatas pada kepercayaan terhadap makhluk yang adikodrati di luar manusia, belum mengenal dan/atau mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Segalanya dan tan kena kinaya ngapa. Artinya, penganut paham anismisme dan/atau dinamisme ini belum bisa juga mengenal Aku Sejati, atau Sukma Sejati-nya dirinya sendiri. Dan ini bisa dibuktikan dari tingkah lakunya sehari-hari. Ilmu ini juga tidak akan "kena" atau "masuk" dalam pikiran orang yang masih bersifat "dogmatis" dan belum bisa berpikir "out-of-box" dari agama dan/atau ajaran yang dipercayai dan dianutnya. Apalagi para skeptis.

Sastra Jendra dicantumkan dalam 2 Kitab Jawa Kuno (ini yang saya tahu), yaitu Kitab Arjuna Sasrabahu dan Serat Kridhamaya. Biar pun redaksinya tidak sama persis, tetapi intinya sama.

Rahasia mengenai ilmu kawruh ini belum boleh saya babarkan dalam forum ini, karena memang bukan untuk semua orang. Tetapi, "teori"-nya bisa saja saya sampaikan di forum ini. Begini bunyi lengkapnya yang dibabar dalam Kitab Arjuna Sasrabahu:

Sastra Jendra hayuningrat, pangruwat barang sakalir, kapungkur sagung rarasan, ing kawruh tan wonten malih, wus kawengku sastradi, pungkas-pungkasaning kawruh, ditya diyu raksasa, myang sato sining wanadri, lamun weruh artine kang sastrarjendra. Rinuwat dening bathara, sampurna patinireki, atmane wor lan manusa, manusa kang wus linuwih, yen manusa udani, wor lan dewa panitipun, jawata kang minulya mangkana prabu Sumali, duk miyarsa tyasira andhandhang sastra.

Yang artinya:

Ilmu atau ajaran tertinggi tentang keselamatan alam semesta, untuk meruwat segala hal, dahulu semua orang membicarakan pada ilmu ini tiada lagi, telah terbingkai oleh sastradi. Kesimpulan dari pengetahuan ini bahwa segala jenis raksasa, dan semua hewan di hutan besar, jika mengetahui arti sastra Jendra. Akan diruwat oleh dewa, menjadi sempurna kematiannya menjadi dewa yang dimuliakan, demikianlah Prabu Sumali, ketika mendengar hatinya berhasrat sekali mengetahui Sastra Jendra.

Demikianlah. Semoga yang sedikit ini bisa ada gunanya.

Salam dan jabat erat,

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Sastra Jendra
« Reply #17 on: 09/01/2008 09:51 »
Terimakasih untuk uraiannya Mas Don - saya belajar pengetahuan baru di sini seperti nama-nama lain Sastra Jendra semula saya kurang yakin sekarang jadi yakin karena MAs Don yang ngomong. Namun ada sedikit masalah yang saya rasakan geseh antara pengertian mas Don dengan yang pernah saya pelajari yakni:

Mas Don bilang harus ada guru mumpuni belajar Sastra Jendra, sedangkan yang saya dengar justru dilarang diajarkan dan harus dilakoni sendiri dan kalau ketemu, ya itu anugerah Hyang Murbeng Jagad. Kalau gak ketemu dan gila ya itu resiko mempelajari sesuatu yang terlarang. Kenapa dilarang? Karena ilmu ini membuat manusia melebihi dewa, raksasa jadi manusia, hingga rusaklah tatanan dunia yang butuh ada manusia jahat, ilmu Pangleakan, santhet teluh dan lain-lain. 

Karena dilarang itulah Wisrawa diganggu ketika sedang mewedar Sastra Jendra itu kepada Dewi Sukesi, putri Prabu Somali yang disebut di kutipan di atas. Guru dan Uma turun, manjing di dalam tubuh Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi hingga mereka saling memberahikan dan lupalah mereka berdua akan tujuan mereka semula. Akibatnya lahirlah angkara murka berwujud Rahwana bersaudara.

Jabat erat,
Bram



batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

dsbasuki

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 11
  • -Receive: 24
  • Posts: 528
  • Reputation: 56
    • Who? Me?
  • Perguruan: Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI
Re: Sastra Jendra
« Reply #18 on: 09/01/2008 11:34 »
Mas Don bilang harus ada guru mumpuni belajar Sastra Jendra, sedangkan yang saya dengar justru dilarang diajarkan dan harus dilakoni sendiri dan kalau ketemu, ya itu anugerah Hyang Murbeng Jagad. Kalau gak ketemu dan gila ya itu resiko mempelajari sesuatu yang terlarang. Kenapa dilarang? Karena ilmu ini membuat manusia melebihi dewa, raksasa jadi manusia, hingga rusaklah tatanan dunia yang butuh ada manusia jahat, ilmu Pangleakan, santhet teluh dan lain-lain.
Salam Mas Bram,
Sekarang pertanyaan yang paling mendasar, dan kita (kebanyakan) tahu jawabannya: siapakah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, paling tinggi derajatnya? Jawabannya adalah manusia! Tapi, manusia juga bisa menjadi makhluk paling rendah dan paling tak bermartabat!

Sastra Jendra itu (seperti apa pun di dunia ini) seperti pisau atau pedang bermata dua. Dilakoni secara benar dan baik, ya jadi bagus. Dilakoni keliru, ya salah kedaden. Kalo seseorang mempelajari Sastra Jendra dan menjadi "kasyaf" dan dilihat orang seperti melebihi "dewa", terus jadi sombong... Naaaaah... di situ "jebakan Batman"-nya. Di situlah titik baliknya. Sombong yang keliatan masih mending. Yang repot itu kalo sudah sombong yang sirr, alias ga keliatan! Kalo orang (biar pun dalam hati) sudah berani berkata, "aku lebih baik dari dia", maka dia sudah "mengimani" iblis laknatullah sendiri, yang mengatakan hal yang sama "DI HADAPAN" ALLAH. Kalo sudah begitu, bukannya jalan terang yang ditempuh, tetapi "the dark side" yang diambil. Mungkin malah nggak tau dan nggak sadar kalo sudah menempuh jalan kegelapan itu.

So, saya lebih percaya bahwa mempelajari "Sastra Jendra" harus lewat guru yang mumpuni, harus lewat "mursyid", dibandingkan kalo belajar dan nyari sendiri. Tapi bukan berarti ga bisa belajar sendiri dan "nemu" sendiri lho....

Salam...

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Sastra Jendra
« Reply #19 on: 09/01/2008 11:47 »
...So, saya lebih percaya bahwa mempelajari "Sastra Jendra" harus lewat guru yang mumpuni, harus lewat "mursyid", dibandingkan kalo belajar dan nyari sendiri. Tapi bukan berarti ga bisa belajar sendiri dan "nemu" sendiri lho....

Salam...

Terimakasih Mas Don, uraian Anda ternyata setelah kutimbang dalam hati, lebih masuk akal. Memang dalam mendalami hal-hal spiritual sebaiknya dibimbing seorang mursyid sebagai guide, pemandu: yang sudah pernah menapaki jalan itu, tau kelok dan rintangannya dan bukan hanya denger-denger apalagi ngarang-ngarang.

Saya juga pernah diajari kalimat semacam itu dan bahkan mengamini pendapat itu. Mong-omong, Mas Don apa berhubungan dengan tarekat Naqshbandiyah? Saya denger kata-kata Mas Don itu pertama-tama dari seorang Syeikh Tarekat Naqshbandiyah yang wajahnya (di mata saya) memancarkan Nur.

Tetapi dapet atau kagaknya ilmu itu, bagaimanapun juga tergantung anugrah Illahi, bukan semata usaha kita, bukan?

Petanyaan saya sekarang: Gimana ngenalin seorang mursyid?

Terimakasih sebelonnya,
Bram

batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

dsbasuki

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 11
  • -Receive: 24
  • Posts: 528
  • Reputation: 56
    • Who? Me?
  • Perguruan: Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI
Re: Sastra Jendra
« Reply #20 on: 09/01/2008 12:19 »
Salam,
Ada pertanyaan klasik, yang jawabannya tergantung pada tiap orang.
1. Dari mana kita berasal,
2. Untuk apa kita hidup di dunia ini,
3. Mau ke mana setelah kita mati nanti.

Nah, kawruh Sastra Jendra itu bisa mengantar kita untuk menuju ke jawaban dari pertanyaan no. 3 setelah tahu dan nglakoni jawaban pertanyaan nomer 2.
Ini clue dan hints....  ;D

Salam...
p.s. Soal gimana caranya bisa tahu seseorang itu mursyid, nanti ya...

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Sastra Jendra
« Reply #21 on: 10/01/2008 20:55 »
Salam,
Ada pertanyaan klasik, yang jawabannya tergantung pada tiap orang.
1. Dari mana kita berasal,
2. Untuk apa kita hidup di dunia ini,
3. Mau ke mana setelah kita mati nanti.

Terimakasih Mas Don,

Tadi sore saya nasehatin keponakan yang bingung mau studi apa di Universitas.

Saya terangkan bahwa dalam tradisi Jawa seseorang di usia awal dewasa dapat diarahkan untuk pergi ke tempat sepi, mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ibadah, dan merenungkan pertanyaan Sangkan Paraning Dumadi atawa dari mana dan kemanakah segala Ciptaan di alam semesta ini.

Setelah mendapat jawaban atas perenungannya itu, maka jawaban pertanyaan ke duanya Mas Don adalah sama dengan pertanyaan: kita mau lewat mana menuju Sangkan Paran itu? Jalan yang hendak kita lewati itulah yang saya katakan sebagai dedikasi jalan hidup.

Orang yang memiliki dedikasi jalan hidup akan bahagia bila dapat terus menekuni dedikasinya itu, bisa saja jaya, bisa pecundang, bisa kaya, bisa melarat, tetapi bila punya dedikasi akan selalu punya kehormatan, kebanggaan, ketenangan, kejernihan, keyakinan, kebahagiaan.

Orang yang punya jalan hidup tak gamang mengadapi ketidak pastian, tak goyah menghadapi ancaman dan godaan, sebab segala yang dilakukan, dihadapi, dipilih, ditolak, di-ikat dengan benang merah dedikasinya itu.

Begitu pemahaman saya, Mas Don. Terimakasih atas wejangannya.

Salam hangat,
Bram.
batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

Java

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 647
  • Reputation: 48
Re: Sastra Jendra
« Reply #22 on: 11/01/2008 10:58 »
@mas Bram & mas Don
Sampeyan berdua pantes dapat GRP dulu. [top]

Mas Don bilang harus ada guru mumpuni belajar Sastra Jendra, sedangkan yang saya dengar justru dilarang diajarkan dan harus dilakoni sendiri dan kalau ketemu, ya itu anugerah Hyang Murbeng Jagad. Kalau gak ketemu dan gila ya itu resiko mempelajari sesuatu yang terlarang. Kenapa dilarang? Karena ilmu ini membuat manusia melebihi dewa, raksasa jadi manusia, hingga rusaklah tatanan dunia yang butuh ada manusia jahat, ilmu Pangleakan, santhet teluh dan lain-lain. 
Saya permisi nambahi sedikit menyangkut pertanyaan mas Bram.
Memang ilmu Sastra jendra "sebaiknya" dibimbing guru mursyid. Pertimbangannya bukan masalah jaminan sukses atau menghindari kepleset jadi kenthir bin gila namun lebih kepada studi empiris dan bukan normatif.

Guru mursyid adalah aktor yang sudah melakoni jalan yang harus ditempuh sehingga sukses menemukan benar yang sejati. Sebaliknya guru normatif hanyalah wayang yang mengikuti apa kata kitab dan dogma pribadi lain belaka.

Guru mursyid akan mampu membimbing sang fakir mencari benar yang sejati sehingga jiwa nya mampu kembali ke asal muasal kejadian. Tetapi setulus apapun Guru Mursyid membimbing dan sang fakir mencari dengan tekun hasilnya adalah hak mutlak Sang Khalik semata.

Pencarian sang fakir dlm melakoni ajian Sastra Jendra tanpa bimbingan guru mursyid merupakan langkah coba-coba penuh resiko tipu muslihat golongan iblis marakayak. Adalah sangat riskan membedakan benar yang sejati dengan benar produk akal bulus iblis dkk.

Ajian Sastra Jendra memang dilarang diajarkan kepada orang lain namun tidak berlaku bagi fakir yang mencari. Manakala ilmu tentang benar yang sejati diajarkan kepada sembarang makhluk, sangat tidak mustahil dunia akan rusak binasa karena dikuasai makhluk-makhluk angkara murka.

Wah, capek juga nulis yg berat meski hanya secuplik.
Monggo diteruskan.




 

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Sastra Jendra
« Reply #23 on: 11/01/2008 14:27 »
Secuplik khan bentuknya Mas Java, isinya itu ... sesamudra.

Mong omong tentang Guru Sejati, mungkin inilah saatnya Mas Java menuliskan thread tentang Dewa Ruci?

Salam hangat,
Bram
batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

Java

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 647
  • Reputation: 48
Re: Sastra Jendra
« Reply #24 on: 11/01/2008 14:40 »
@mas Bram bisa saja.
Untuk thread Guru Sejati biar mas Chandrasa yang ndalang, sedangkan lakon Dewa Ruci biar mas Don yang ngonceki.

Beliau-beliau kalo nggak di dhapuk nulis bisa jadi pustaka keilmuannya pada jamuran karena hawa dingin dan hawa panas di negara orang. [top]

Silahkan mas Chandrasa dan mas Don, pesenan mas Bram ditindak-lanjuti.

sedyaleksana

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 17
  • -Receive: 7
  • Posts: 417
  • Reputation: 43
    • PD Germany & Swiss
  • Perguruan: Perisai Diri
Re: Sastra Jendra
« Reply #25 on: 11/01/2008 14:42 »
[top] [top]
Mas Java, Mas Bram jempol buat anda berdua....Saya GRP ah, seneng baca postingan anda, sangat bermanfaat dan dalam maknyanya.
Mas Java: sing sithik iku akeh....

Soal Dewa Ruci, silahkan para pakar membuka Tread-nya, saya mau duduk sila dan ngangsu kawruh wae....

Salam
Chandrasa


sedyaleksana

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 17
  • -Receive: 7
  • Posts: 417
  • Reputation: 43
    • PD Germany & Swiss
  • Perguruan: Perisai Diri
Re: Sastra Jendra
« Reply #26 on: 11/01/2008 14:44 »
@mas Bram bisa saja.
Untuk thread Guru Sejati biar mas Chandrasa yang ndalang, sedangkan lakon Dewa Ruci biar mas Don yang ngonceki.

Wah...wah..wah.., ketiban sampur aku. Ya sudah nanti saya buka treadnya ya, tapi mesti puasa dan meditasi dulu. Biar gak salah mbabar, nanti nggak ketemu guru sejati malah ketemu ilmu pangleakan :D.

Salam
Chandrasa

one

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 24
  • Posts: 845
  • Reputation: 66
Re: Sastra Jendra
« Reply #27 on: 11/01/2008 14:49 »
asyik sekali ini pembahasannya [top]

karena saya tak tahu banyak, saya ikutan baca aja deh...[thank]

salam salut

one

Java

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 647
  • Reputation: 48
Re: Sastra Jendra
« Reply #28 on: 11/01/2008 14:49 »
@mas Chandrasa
ada bagusnya sampeyan bikin thread Guru Sejati sesuai pesan mas Bram. Sedangkan mas Don bagian ngonceki Dewa Ruci. Dua subyek yang esensinya satu itu akan lebih sip dan obyektif karena di ulas dari perspektif Barat dan Timur. Semoga yang tahu dapat hiburan segar, buat yang sedikit tahu jadi tambah mantab, adapun yang bingung jadi ....... :D

Silahkan....
 

Java

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 647
  • Reputation: 48
Re: Sastra Jendra
« Reply #29 on: 11/01/2008 14:55 »
Ya sudah nanti saya buka treadnya ya, tapi mesti puasa dan meditasi dulu. Biar gak salah mbabar, nanti nggak ketemu guru sejati malah ketemu ilmu pangleakan :D.
Betul bagusnya poso patang puluh dino dhisik mumpung masih di bulan Suro. Sampeyan kalau susah metung tanggal 40 dino tinggal ngomong, nanti saya scan kalender Jowo lengkap dg hari pasaran dan neptune.

 

Powered by EzPortal