+-

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Kejuaraan Pencak Silat Seni Piala Walikota Jakarta Selatan by luri
24/09/2024 15:38

Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Open Ke 3 by luri
24/09/2024 15:35

Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Panglima TNI 2024 Se-Jawa Barat by luri
24/09/2024 15:22

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....  (Read 71697 times)

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #150 on: 08/05/2010 08:22 »
Salam kenal, Bang Kobushi...

Saya sendiri dulu diajari ayah karate yang dia sebut ke saya sebagai shotokan, baru belakangan sadar bahwa kushin-ryu nya lebih dominan. Namun karena terpengaruh oleh Judo-nya Ayah dan Aikido yang saya pelajari belakangan, gaya karate saya yang terakhir lebih mirip Enshin-Ryu... :-\... lebih parah lagi sejak kemudian saya belajar silat... wuih... jadi deh gado-gado, karedok, tahu campur, dan sambel tempoyak diulek jadi satu  :D yang jelas rasanya pasti nggak enak [lucu]...

Makanya saya lebih milih menghindari berantem... ilmunya udah gak karuan ginih...  ::)

Anak saya sekarang lebih mengandalkan kino mutai, alias main gigit x-))

Ayah belajar Kushin-Ryu langsung dari Shihan Horyu Matsuzaki sewaktu kuliah di Bandung tahun 60'an dulu. Beliau melarang saya ikut pertandingan untuk alasan yang baru saya sadari puluhan tahun kemudian... supaya tidak mengikuti jejak beliau jadi PNS ::)

Mengenai karate hanya sebagai sport... saya tidak punya masalah dengan itu... nyatanya sport karate menjadi populer dan bermanfaat bagi orang banyak. Bagi orang yang tidak akan pernah berkelahi, sport-pun jadi...  :D
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

kobushi

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 0
  • Posts: 18
  • Reputation: 0
  • Sahabat Silat
    • Email
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #151 on: 08/05/2010 14:32 »
{quote-nya dihapus ya? Tidak perlu quote untuk menjawab posting yang langsung ada di atas, apalagi quote semuanya.}

salam kenal balik mas Antara  :)
wah anda ini pasti sudah sangat berpengalaman inih...ilmunya sudah komplit [top] saya jadi minder :'(
perihal PNS Ayah saya juga seorang PNS mass... [lucu] ayah saya juga berharap saya tidak mengikuti jejaknya soalnya PNS itu kata beliau Penghasilane Namung Sekedik[jawa] = Penghasilanya Cuma Sedikit
 [[peace2]] [lucu] dan soal anak anda yang suka main gigit saya rasa dia hanya mengikuti ayahnya[gigit apa hayoo... [lucu] [[peace2]]]

hmmm...soal karate sport terus terang saya ada sedikit masalah dengannya...saya kurang setuju karena biar bagaimanapun Karate adalah seni berkelahi...atau orang banyak menyebutnya seni beladiri..namun pada kenyataanya kebanyakan karate yang sudah berada dibawah bendera WKF hanya mementingkan sport untuk tujuan prestasi saja..hasilnya kadang terdengar kabar seorang praktisi karate dihajar orang, akibatnya tidak ada perbedaan antara praktisi karate dengan orang awam kalau menurut saya...boleh lah kejar prestasi, medali, PNS dsb :-* tapi jangan pernah melupakan esensi dari karate itu sendiri..yaitu pembelaan diri

matur nuwun CMIIW :D
« Last Edit: 08/05/2010 17:14 by Antara »
learn not study

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #152 on: 08/05/2010 17:29 »
Masalahnya, ilmu berantem dan ilmu bertanding adalah dua hal yang berbeda dan kalau menurut kisah-kisah para sesepuh, sulit dilatih secara bersamaan. You fight the way you train. Kalau biasa latihan untuk bertanding, susah dibawa berkelahi, sementara kalau dilatih untuk berkelahi, nggak elok kalau dibawa bertanding (kena diskualifikasi melulu :-\)

Jadi ya ketika masuk ke dunia ilmu gebuk menggebuk seseorang perlu memutuskan apakah dia akan pilih ilmu bertanding atau berantem.

Generasi Jigoro Kano dan Gichin Funakoshi mengadakan mainan sport untuk melestarikan ilmu berantem mereka yang makin lama makin gak relevan dan makin punah... yang sekarang kita lihat sudah berhasil. Judo sudah masuk olympiade, karate masih eksebisi. Pengikutnya makin banyak.

Jadi dua jurusan berbeda dalam satu fakultas ilmu gaplok-gaplokan itu buat saya sih oke-oke aja.
Bahwa orang-orang di jurusan pertandingan melupakan awal karate sebagai ilmu berantem, ya gapapa... pada dasarnya kedua jurusan itu bukan berlatih untuk berantem tiap hari 'kan? Lepas dari bisa berantem atau tidak, dua-duanya sama-sama pegang doktrin untuk nggak berantem sembarangan... [[peace2]]
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

kobushi

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 0
  • Posts: 18
  • Reputation: 0
  • Sahabat Silat
    • Email
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #153 on: 09/05/2010 02:40 »
maaf mas  [[peace2]] kebiasaan suka quote :'(

iya juga sih mass...kalau diibaratkan grup musik, Karate/Judo atau Beladiri2 sport lainnya itu kyk grup band ST12..Kangen.. dsb, mereka baru saja muncul, namun lebih bisa diterima oleh masyarakat umum karena mereka mampu membaca dan menyesuaikan lagu2 mereka dengan selera pasar..otomatis rating mereka melejit meninggalkan pendahulu2nya..
tapii belum tentu juga karya2 mereka bisa diterima di telinga para profesional yang berkompeten dibidang tsb.
maaf kalo ga jelas dan ga nyambung hhehe [[peace2]]

kembali ke dunia gaplok2an..
sejujur-jujurnya disini saya juga ingin minta pendapat anda dan mencari solusi agar terjadi keharmonisan antara berantem dan bertanding..dan setelah saya intip kiri-kanan saya mendapati 2 hal yaitu:
-full contact
-grappling
kalau menurut panjenengan gimana mass?apakah kedua hal tersebut minimal bisa menyambung tali silaturahmi antara berantem dan bertanding?

@mas TS: maaf mass kalau postingan2 saya di thread anda berkesan menunggangi thread anda demi kepentingan saya...namun saya tak bermaksud demikian kok..saya cuma membawa kebiasaan untuk posting di thread yang sudah ada daripada membuat thread baru  :)

Matur nuwun [[peace2]]
learn not study

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #154 on: 09/05/2010 09:34 »
Duh, grup band-nya nggak ada yang saya kenal... generasi saya ndengerinnya Bimbo, Koes-Plus, dan lain-lain  8)

Tetep nggak ketemu... meskipun lebih deket kalau dibanding dengan kumite non-contact.

Soalnya kalau di berantem kan ada colok mata, pukul kemaluan, gigit leher, sundul kepala, matahin jari, dan sebagainya. There is no dirty trick in fight, simply tehcniques that work. Seperti saya bilang sebelumnya, saya coba grappling sama anak, semua teknik ne-waza saya nggak berguna lawan gigitannya dia...  [lucu]
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

kobushi

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 0
  • Posts: 18
  • Reputation: 0
  • Sahabat Silat
    • Email
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #155 on: 09/05/2010 12:38 »
ya paling ga kan klo full contact/grappling mendekati dan bisa digunakan dalam perkelahian nyata gituu...paling nggak bisa mengantisipasi colokan mata, patahan jari, tendangan ke kantong menyan dsb :D daripada udah pegang DAN juara PON, SEA Games dsb tapi kwalahan lawan anak SMA...=_= sama aja bo'ong donk ???
learn not study

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #156 on: 09/05/2010 13:41 »
Sekarang ini siapa sih yang nggak kewalahan lawan anak SMA? ::) apalagi di Jakarta... :-X

Nggak usah malu kalau kewalahan sama anak SMA meskipun sudah dapat medali emas SEA GAMES 'kan? Lah memang tidak latihan untuk berantem kok.

Kalau harus pilih antara:
  • Atlit Karate, gak becus berantem, tapi dapet medali emas SEA GAMES, jadi sama pemerintah dapet fasilitas diterima jadi PNS, atau
  • Anak SMA yang jago berantem, bisa ngalahin peraih medali SEA GAMES, tapi termasuk yang kemarin gak lulus UAN... masa depannya gak jelas...

Saya 'mah pilih yang pertama ::)... sama juga bo'ong jadi anak SMA kalau bisanya cuma berantem... x-))
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

kobushi

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 0
  • Posts: 18
  • Reputation: 0
  • Sahabat Silat
    • Email
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #157 on: 09/05/2010 14:34 »
wah ada sedikit kesalahpahaman diantara kita ini :-* maksud postingan saya diatas adalah:
untuk menjadi juara bertanding dan jago berantem gitu loh mass...dan saya punya pandangan bahwa full-contact dan grappling sedikit banyak bisa menjadi solusinya.

Dan saya berpendapat kalau juara full-contact dan grappling sedikit banyak mampulah kalau hanya menangani anak SMA yang bisanya cuma berantem dan ga lulus2 sekolah seperti yang anda singgung diatas[bagi anak SMA yang jago berantem dan lulus jangan tersinggung :D] mengingat teknik berantem anak SMA rata2 juga cuman gitu2 aja[wong saya juga pernah SMA..STM tepatnya..] dan saya rasa teknik mereka akan dapat dengan mudah dapat dikalahkan oleh juara full-contact/grappling..

gitu mass maksudnya...bukan terjepit antara opsi lulus ga lulus...cerah ga cerah masa depannya...jadi kharisma Karate sebagai seni Beladiri ga luntur gitu lho maksud saya..

maaf mass kalau postingan saya berkesan over-defensive :D
matur nuwun..
learn not study

ghorylla

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 3
  • Posts: 140
  • Reputation: 15
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #158 on: 09/05/2010 17:49 »
salam
menurut sy yg namanya beladiri yah harus bisa dipake berantem, sekalipun itu juga bisa digunakan untuk olahraga prestasi...karena kalo ga bisa dipake berantem, kalo sy mah mending lat balet aja sekalian...hehehe....
thegor

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #159 on: 09/05/2010 21:59 »
maaf mass kalau postingan saya berkesan over-defensive :D
matur nuwun..

Lah ya tidak tho... namanya juga lagi ngobrol :w. Saya sendiri bukan atlit karate dan sempat sengit juga waktu ada atlit yang mbalelo gara-gara sudah capek-capek jadi juara tidak diangkat jadi PNS... buat saya itu pelanggaran terhadap semangat karate :-X.

Kayaknya ada threadnya... di mana yah? [[run2]]
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #160 on: 09/05/2010 22:00 »
jadi kharisma Karate sebagai seni Beladiri ga luntur gitu lho maksud saya..
Ngerti kok  ;D... cuman kalau kita dalemi sedikit lagi ceritanya agak lain...

Sebenarnya yang dimaksud kharisma karate itu seperti apa? Karate adalah reinkarnasi dari beladiri yang sudah mulai punah karena memang ketinggalan jaman... lahir dari pemikiran brilyan para sesepuhnya agar beladiri klasik tidak ditinggalkan oleh generasi muda. Seperti pernah dikatakan oleh Grandmaster Nakayama, "kebahagiaan terbesar bagi saya adalah menyaksikan generasi muda berlatih karate dengan sikap dan semangat ksatria yang dimiliki oleh leluhur mereka."

Jadi niatnya adalah pewarisan sikap mental, bukan keahlian berantem. Karena ilmu berantem pada akhirnya akan ketinggalan jaman, tapi semangat pantang menyerah akan selalu diperlukan.

Jadi kalau dibilang memudarkan kharisma karate, kayaknya tidak. Sikap mental ini melahirkan para insinyur, manajer, seniman, ilmuwan, dan lain-lain yang tidak bisa berkelahi, tapi tangguh. Mereka tidak dilatih untuk berduel melawan manajer departemen lain, tapi sanggup bekerja keras melawan tekanan pekerjaan, persis seperti leluhur mereka tangguh di medan perang. Bukankah itu lebih berguna di jaman modern ini?

Bagi saya karate yang ini lebih kharismatik. [top]
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #161 on: 09/05/2010 22:01 »
dan saya punya pandangan bahwa full-contact dan grappling sedikit banyak bisa menjadi solusinya.

Dan saya berpendapat kalau juara full-contact dan grappling sedikit banyak mampulah kalau hanya menangani anak SMA yang bisanya cuma berantem dan ga lulus2 sekolah seperti yang anda singgung diatas

Hehehehe.... nah sekarang kita sampai pada kata sakti "pertarungan" 8)

Bang Kobushi, terus terang kalau saya lihat kutipan di atas, Abang masih berkutat di pertandingan, belum pertarungan.

Coba apa yang dibayangin? Seorang ahli full contact dan grappling berhadap-hadapan dengan anak SMA? Itu sih masih pertandingan x-)).

Bayangan saya soal pertarungan itu seperti ini, sang juara dikelilingi segerombolan anak SMA yang memegang rantai, pisau, obeng, penggaris logam yang diasah, pemukul kasti, dan mungkin clurit... siapa tahu :-\.

Si juara diserang dari depan, belakang, kiri, kanan, dan mungkin atas dan bawah (gimana caranya ya? x-)))

Dengan kondisi seperti ini, full contact dan grappling juga tidak banyak berguna. Tetep saja yang paling penting adalah langkah seribu  8)

Ketika saya masih berlatih dengan Ayah, dan tinggal serumah dengan beliau, cara beliau mengajari saya soal real fight adalah dengan menyerang saya kapanpun dia suka, dengan cara apapun, dan dari arah manapun ... kadang waktu saya sedang makan, sedang belajar, sedang tidur, malah pernah saya sedang mandi dia mendobrak pintu kamar mandi... (habis itu dia dimarahi Ibu karena kamar mandi nggak bisa dipake selama dua hari :w)

Menurut beliau, modal utama untuk pertarungan adalah mental yang tangguh dan selalu siap... teknik cuma bonus yang nyaris gak perlu.... itu beliau buktikan sendiri ketika menjadi anak murid Kushin-Ryu di Bandung... karena beliau adalah langganan perkelahian melawan mahasiswa komunis dan geng jalanan.
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #162 on: 09/05/2010 22:03 »
Jadi saya cuma pingin memetakan beberapa hal, belum tentu betul... tapi bagi saya sudah banyak membantu...
  • Jangan pernah belajar beladiri dengan perasaan suatu waktu kita akan jadi sakti tak terkalahkan. Level itu tidak akan pernah tercapai. Akal sehat akan selalu lebih menolong ketimbang Otot Kawat ::)
  • Jika ingin melengkap diri dengan cross training, baguslah itu, kombinasikan karate dengan Judo atau Jujutsu... lakukan full contact, sparring dengan orang dari berbagai macam aliran. Bagusnya tambahkan juga pengalaman dengan senjata. Tapi semata-mata karena hobi dan proses latihannya menyenangkan, bukan karena ingin bisa mengalahkan satu kompi preman pasar. Selalu ingat nomor 1 di atas >:D.
  • Sportsman tidak kalah terhomatnya dengan petarung. Malah bisa dibilang lebih punya akal sehat.
    Coba bayangin, seorang sportsman akan memakai materi latihannya paling tidak empat kali setahun di event-event kejuaraan... sedangkan seorang petarung kalau bisa malah tidak pernah memraktekkan ilmunya seumur hidup [lucu].


Nah... sebenarnya keprihatinan Bang Kobushi adalah kalau seorang karateka sport tidak tahu bahwa dia sebenarnya tidak bisa berkelahi. Setelah latihan bertahun-tahun sampai sabuk hitam level Dan tiga belas tiga perempat, dan merasa sudah bisa memecah sembilan belas lapis kerupuk, ternyata keok dihajar sama anak SMP kutu buku yang culun berkacamata tebal minus enam belas yang marah gara-gara pacarnya dilirik si karateka. :w

Ini memang perlu kejujuran dari dojo yang bersangkutan ::)
« Last Edit: 09/05/2010 22:05 by Antara »
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #163 on: 09/05/2010 22:27 »
salam
menurut sy yg namanya beladiri yah harus bisa dipake berantem, sekalipun itu juga bisa digunakan untuk olahraga prestasi...karena kalo ga bisa dipake berantem, kalo sy mah mending lat balet aja sekalian...hehehe....

Makanya ketika pertama kali melangkahkan kaki ke dojo, seorang siswa harus dikasih tau apa yang akan dia pelajari... kalau belajar ilmu tarian tapi diakui sebagai ilmu berkelahi tingkat tinggi, itu mah pembohongan terstruktur... x-))

... dan ngomong-ngomong soal balet,
Waktu itu saya sedang ngobrol dengan Mas Yoyok, seorang atlit TaeKwon-Do kenamaan di toko beladirinya di Jogja... ketika kemudian masuk seorang ibu dengan anaknya. Si Ibu saya taksir ada di awal empat puluhan, dan anaknya sekitar kelas empat SD.

Si anak agak malu-malu sehingga si Ibu yang sibuk memilihkan seragam TaeKwon-Dp untuk anaknya itu. Mas Yoyok segera mengambil alih dengan mengajak si anak ngobrol soal TaeKwon-Do, sehingga tinggallah saya dengan sang Ibu.

Dasar sial, si Ibu langsung tembak, "Bapak pelatih beladiri ya?", mungkin karena tampang saya jelek.

Sambil bercanda saya bilang, "kalau boleh mengulang hidup dari awal sih, Bu... saya lebih memilih belajar balet."

Tidak saya sangka, dia malah tertarik. Dicecarlah saya dengan pertanyaan yang intinya "Lho, kenapa?"

Kepalang basah, maka keluarlah curhat saya. Bahwa saya itu cuma suka bergerak, dan mengekspresikan diri dengan gerakan. Seharusnya saya latihan balet yang lebih memberi saya perasaan keindahan, tanpa ada embel-embel perkelahian. Jujur saya bilang bahwa saya lebih menghargai penari balet ketimbang jagoan berantem.

DUERRR!!!... si Ibu ternyata pelatih balet top. Pantes masih cantik dan seksi di usia segituh...  :-P

Giliran dia curhat... sebenarnya dia takut anaknya ikut beladiri... tapi namanya anak laki-laki, paling tidak dia bisa belajar disiplinnya... saya jawab dengan dia tidak usah kuatir selama anaknya ada di tangan pelatih yang bertanggung jawab, seperti misalnya Mas Yoyok.

Sebelum berpisah saya berpesan pada si Ibu... sedikit banyak ajari anaknya balet... sekarang mungkin belum terasa manfaatnya, tapi setelah dewasa nanti, dia akan perlu mengenali keindahan hidup yang tidak pakai bumbu kekerasan...

Duh... rasanya udah tua deh...  :-[

Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Mantrijeron14

  • Moderator
  • Anggota Senior
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 25
  • -Receive: 19
  • Posts: 390
  • Reputation: 50
  • terrorizing people wherever I go
Re: Membedah Okinawa-te, sisi lain dr karate yg tersisih....
« Reply #164 on: 10/05/2010 09:14 »
heheh mangstabh nih diskusinya... mas kobushi silakan berpartisipasi di marih. Nampaknya dg hadirnya panjenengan trit karate bisa makin rame [top], bung tenji, mas abraham mane nih???

Mas Kobushi... ane kagak sependapat ame opini ente kalo atlet sport ndak bisa dihadepin ame dunia nyata pertarungan. Apalagi "cuman" menghadapi anak SMA... dengan catatan ya dalam situasi normal. Maksudnya ya cuma 2-3 anak trus modalnya cuman kepalan tangan doang. Kalo make senjata ya bisa berhitung ulang lah probabilitasnya x-)). Dan lagi ane pernah tauk tuh atlet karate nyang bikin tepar preman dg senjata clurit dg sebuah maigeri indah di kepala ;D Balik2 sih kembali ke praktisinya.... dan saya teramat setuju dg dua point yg di highlight dimas antara. Mental (nyali) dan kewaspadaan! Tambahan dari dimas antara di postingan yg laen adalah akal sehat!! Adalah hil yg mustahal mengedepankan dua hal pertama tanpa hal terakhir (akal sehat) kalo nyang selevel ame guru aye aja dulu ngaku pernah memilih kabur dr pertarungan  bersenjata (die en musuhnye cabut golok semua) karena si lawan kagak mempan dibacok acan-acan!! hehehe lebi ekstreem lagi kalo masuk dojo dan di cuci otak kalo level ente setara untuk bisa ngelawan 5 org bersenjata... nah.. akal sehat bisa menyelamatkan anda! tentu saja dg nilai-nilai kesatriaan yg ada. Kalo tiap lihat yg dzolim ente memilih diem muluk demi keselamatan pribadi ya ngapain ente blajar beladiri ini-itu, yang saya tau semuanya menjunjung tinggi membela kebenaran.... diri maupun orang lain, dengan kerangka yang masuk akal tentu saja...

wassalam,
"Gerak tak lebih cepat dari pikiran, hati tahu lebih dulu."

 

Powered by EzPortal