Soalnya kalo menyentuh sisi kompetisi, malah yg nongol ntar ego pengen menang dan saling menjatuhkan...
betul itu mass...coba WKF berpikiran kyk anda...
saya pengen menyemurnakan postingan saya yg kemaren mumpung dapet gratisan dikit

maaf ada sebagian poin anda-anda yang kelupaan saya tanggapi..hehe
![[[peace2]]](http://sahabatsilat.com/forum/Smileys/default/ico.gif)
lakukan full contact, sparring dengan orang dari berbagai macam aliran. Bagusnya tambahkan juga pengalaman dengan senjata
jadi seperti MMA + BELATI gitu ya mass?

Bang Kobushi, terus terang kalau saya lihat kutipan di atas, Abang masih berkutat di pertandingan, belum pertarungan.
ya saya kan cuma bilang sedikit banyak mass

kan kalau terbiasa full-contact apalagi tradisional yg menganut sistem ippon secara otomatis serangan2 kita bersifat meng-KO lawan secepat mungkin tapi ya bukan berarti non-contact juga ga bisa apa2 sih...seperti yang dikatakan mas Mantrijeron tadi...tergantung orangnya

Si juara diserang dari depan, belakang, kiri, kanan, dan mungkin atas dan bawah (gimana caranya ya?
)
tergantung sikon juga kalau saya pikri2 mas

soalnya waktu saya suka bawa gitu2an dulu jg ga berani pake mass hehehe...cuman buat ganteng2an aja
![[[peace2]]](http://sahabatsilat.com/forum/Smileys/default/ico.gif)
kalau pun terjadi penyerangan dan mereka tidak ahli atau bahkan tidak tidak mampu dalam memegang senjata...saya rasa keberanian + akal sehat + beberapa teknik [diantaranya kuncian dan merebut senjata] yang pernah saya lihat di youtube bisa mengatasinya
tapi kalau si penyerang sangat ahli dalam menggunakan senjatanya...maka teori saya mengatakan bahwasanya kita harus ngacirrrrr[[run2]]
atau minimal cari bata ato pasir lah disambitin ke matanya..kan lu mayan..daripada lu mampus

Dengan kondisi seperti ini, full contact dan grappling juga tidak banyak berguna.
wah maaf mas yang ini saya kurang sependapat dengan anda..kalau kita pada turnamen2 MMA dimana grappling adalah makanan pokok para kompetitor disitu terlihat banyak teknik2 kuncian yang terlihat amat menyakitkan sehingga lawan menyerah[submit]
nah saya rasa dengan sedikit penyesuaian situasi dan kondisi teknik2 tsb dibarengi dengan kebiasaan full-contact akan dapat membantu dalam pertarungan nyata..dan seperti yang panjenengan ketahui kalau beberapa aliran Karate [salah satunya yang di tekuni oleh Ayah anda] mempunyai beberapa teknik kuncian/patahan seperti udenagashi, kotegaeshi, erijime dsb..
tapi ya saya rasa semua itu seperti Al-Quran dan Al-Hadist kalau dalam agama Islam[maaf bukan bermaksud sara[[peace2]]] semuanya harus ditafsirkan dan di fahami juga di ilhami sekalian di hayati[malah kyk ngabsen nama orang

]...tidak diterima secara mentah

Menurut beliau, modal utama untuk pertarungan adalah mental yang tangguh dan selalu siap...
![top [top]](http://sahabatsilat.com/forum/Smileys/default/thumbsup.gif)
persis seperti dengan yang dikatakan oleh ketua pengda saat malam pengambilan sabuk di area pemakaman

____[[run2]]
talking-talking ya mas ya

...kalau yang saya rasakan selama ini memang kekuatan non-fisik yang nomer satu...kalau disamakan dengan binatang...harusnya seorang petarung itu bersifat seperti macan tutul..bukan badak atau gajah apalagi babi hutan soalnya yang saya lihat dalam acara flora dan fauna yang namanya macan tutul itu ga gede2 amat...tapi mereka berani ama wildebeast[sejinis banteng tapi langsingan dikit CMIIW] atau babi/kambing hutan yg ukurannya lebih gede tapi jg bukan berarti doi suka ambil resiko...yang saya serap dari acara tsb..macan tutul juga memperhitungkan resiko yang bisa menimpa dirinya makanya doi lebih suka nerkam mangsa dari belakang atau dari sisi yang menguntungkannya...dan finishing-nya pun bersih..ga berisik..soalnya kata naratornya kalau berisik bisa ngundang pemangsa lain yang lebih kuat darinya
jadi kyk prinsip ekonomi gitu lah...dengan modal sekecil2nya dengan untung sebesar2nya
solusinya untuk jalan tengah antara penganut kuno dng kompetisi adalah dng cara turnamen jurus (Kata) & tuishou... 
wah...kalo sama Mas Tenji saya setuju aja deh...
![[[peace2]]](http://sahabatsilat.com/forum/Smileys/default/ico.gif)
namun ya mass...sayangnya sampai saat ini hanya kata dari aliran2 tertentu[masih dibawah bendera WKF] saja yang diakui dalam pertandingkan.
contohnya beberapa atau bahkan semua kata dari aliran Kushin-Ryu[dan beberapa aliran lain]sama sekali tidak diakui oleh FORKI sbg kata yg dipertandingkan

nah kalau gini kan jadi kesannya kyk diskriminasi gitu...sampai saat ini saya dan senior2 saya juga belum tahu alasan yang pasti kenapa hanya kata "mereka" saja yang diakui..
mungkin panjenengan2 ini tahu alasannya?mohon saya diberi tahu agar tidak terjadi kesalahpahaman
mohon maaf atas segala sesuatu yang tidak berkenan di hati sodara2 sekalian

matur nuwun